BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam meningkatkan kulitas dan kuantitas kinerja yang
maksimal tentu keterkaitan hasil dan proses tidak dapat di pisahkan,
kedisiplinan merupakan tolok ukur dalam pencapaian hasil kinerja yang baik,
dalam pencapaian hasil kinerja tentu harus adanya pengawasan, tindakan dan
evaluasi. Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil
kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama. dalam kaitan hasil, tentu
dalam evaluasi harus benar-benar mampu dengan selektif dan integraif
keterlibatan berbagai komponen untuk menilai, mengukur sejauh mana tingkat
kinerja seorang guru atau karyawan, ketika di lapangan ternyata tidak semua
lembaga pendidikan yang menerapkan proses penilaian dan kedisiplinan yang
sesuai dengan tataran formal. Maksudnya bahwa ketika kami observasi ke sebuah
lembaga pendidikan dasar tepatnya di SDN 4 Cibiru, kami mendapati sebuah strategi
dan metode yang barangkali model terapan yang jarang sekali kami dapatkan di
perkuliahan, ini tentu menjadi hal baru dan pengalaman yang sangat berharga. Ketika
kami memilih dan memutuskan objek observasi pada lembaga tersebut mengingat:
(1) Sekolah tersebut secara tataletak fisik berdekatan dengan jalan raya yang
tentu kebisingan, kegaduhan sudah menjadi tantangan setiap hari, berikut lokasi
yang cukup sempit dengan kapasitas siswa 830, sehingga mendorong kami bagaimana
proses belajar mengajar, mekanisme administrasi, kedisiplinan dan peran seorang
supervisor dalam menghadapi berbagai keadaan; (2) dalam satu kepala memangku
dua sekolah yaitu SD 3 dan SD 4 merupakan mekanisme organisasi yang cukup
komplek, sehingga mendorong kami untuk lebih jauh memahami bagaimana proses
kinerja, kedisiplinan yang di terapkan dan peran seorang supervisor dalam mengevaluasi
kinerja guru dan karyawan; (3) metode-metode yang cukup luar biasa dalam
penerapan regulasi untuk sampai pada tujuan institusional sebagaimana peran
supervisor dan guru yang cukup mempuni dalam menghadapinya; (4) antusias dan
partisipasi masyarakat akan menilai sekolah tersebut dimana dengan keterbatasan
keadaan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang cukup bonafit. Dengan
berbagai latar belakang masalah kami mencoba mengimplementasikan di lapangan
sejauh mana sebuah lembaga sekolah yang berperan sebagai pusat kegiatan
pendidikan dapat merealisasikan apa yang menjadi tujuan bersama, terkait dengan
implementasi teori berikut dalam rumusan masalah.
B.
Rumusan Masalah
Di latarbelakangi basis observasi tentu adanya realisai teori dan
implementasi lapangan yang akan di bahas pada bab selanjutnya sebagai berikut;
- Bagaimana kajian teori dan pengertian penilaian kinerja dan disiplin kerja ?
- Bagaimana kajian teori dan pengertian pengertian Disiplin Kerja ?
- Apakah prinsip penilaian kinerja dan disiplin kerja ?
4.
Apa saja macam –
macam Disiplin Kerja ?
- Bagaimana cara Menegakkan Disiplin Kerja ?
- Bagaimana metode Penilaian Kinerja ?
- Apakah fungsi Penilaian kinerja dan disiplin kerja ?
C.
Tujua penulisan
Dari rumusan masalah, beberapa tujuan penulisan makalah ini
- Untuk memahami kajian teori tentang penilaian kinerja dan disiplin kerja,
- Memahami prinsip-prinsip disiplin kerja,
- Memahami prinsip penilaian kinerja dan disiplin kerja,
- Memahami cara menegakkan Disiplin Kerja
- Memahami metode Penilaian Kinerja
- Memahami paduan antara teori dan praktis di lapangan
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Penilaian Kinerja
1.
Menurut Schuler
& Jackson (1996) Penilaian
kinerja adalah suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur,
menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan,
perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk
mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja
sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan,
organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat.[1]
2.
Menurut
Robbins (1996) yang dikutip oleh Rivai dan Basri dalam bukunya yang berjudul
performance apprasial penilaian kinerja adalah Pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan merupakan salah satu tolak ukur kerja individu, menyatakan bahwa ada
tiga kriteria dalam melakukan penilaian kinerja individu yaitu: [2]
(a) tugas
individu.
(b) perilaku
individu.
(c) dan ciri
individu.
Dari
beberapa pengertian kinerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan
kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan. Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara
pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan
kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap
pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh
pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini
dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan penilaian kinerja.
Penilaian
kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum
digunakan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara
pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi
dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk
memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman
yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada
penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau
sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada.
B.
Pengertian Disiplin Kerja
1.
Menurut
siagian, Disiplin kerja adalah merupakan tindakan manajer untuk mendorong para
anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut, dengan kata
lain pendisiplinan karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha
memperbaiki dan membentuk pengetahuan , sikap, dan perilaku karyawan , sehingga
para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja dengan kooperatif
dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. [3]
2.
Menurut
hasibuan, kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Kesadaran adalah
sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas
dan tanggung jawabnya.[4]
jadi, dia akan mematuhi /mengerjakan semua tugasnya dengan baik bukan atas
paksaan. Unsur dari kedisiplinan adalah kesadaran, dan kesediaan, sehingga
kedisiplinan tidak akan membuahkan hasil kerja/ kinerja yang maksimal.
3. Adapun
menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah dimuat di
dalam Bab II Pasal (2) UU No.43 Tahun 1999, ada beberapa keharusan yang harus
dilaksanakan yaitu:[5]
- Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, serta melaksanakan perintah-perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berhak.
- Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya serta memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.
- Menggunakan dan memelihara barang-barang dinas dengan sebaik-baiknya.
- Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dan atasannya.
Dari beberapa pengertian di atas jika di kaitkan dengan pendekatan analisa
filsafat (Analytic Philosopy) George F
Kneller menyebutkan; Analytic philosophy
focuses on words and meaning,[6]
dari teori analisa filsafat fokusnya adalah pada pemahaman kata dan makna
sehingga kedisiplinan kerja dapat di ketahui unsur-unsurnya yaitu kesadaran dan
kesediaan, ketika di sebutkan Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara
sukarela dan ikhlas dalam melakukan kewajibannya sehingga aturan yang
substantive normatife selalu tertanam dalam jiwanya, tidak perlu adanya paksaan
atau regulasi yang formatif mengingat hakekat dari kesadaran sendiri telah
membawa seorang yang menyadari akan tugas dan kewajibannya untuk tujuannya dan
tujuan bersama, ketika seseorang melakukan tugas dan kewajiban dengan penuh
kesadaran itulah kedisiplinan yang menjadi tolok ukur keberhasilan kerja.
Selanjutnya kesediaan, tentu sangat erat kaitannya dengan kesadaran ketika
kesadaran di maknai keadaan jiwa yang benar-benar tulus dalam melakukan sesuatu
sehingga tentu kesediaan adalah aturan
dalam aplikasinya, adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai
peraturan baik yang tertulis maupun tidak. Aturan itulah yang menuntun seorang
dalam memahami kesadaran melakukan tugas dan kewajibannya sehingga terwujudnya
kedisiplinan.
C.
Macam –
macam Disiplin Kerja
Ada tiga bentuk disiplin kerja, yaitu :
a. Disiplin Preventif
Merupakan suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti
dan memetuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan perusahaan.
Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan
kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem
organoisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
b. Disiplin Korektif
Merupakan suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan
suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan
pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif , pegawai yang
melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Tujuan diberikan sanksi adalah memperbaiki perilaku pegawai yang melanggar,
memelihara peraturan yang berlaku, sdan memberikan pelajaran kepada yang
melanggar.
c. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan
hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
berulang. Tujuan dari disiplin progresif
ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.
ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.
D. Cara
Menegakkan Disiplin Kerja
Salah satu tugas yang paling sulit
bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat.
Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos
kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak
kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu
harus dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak
terulang. Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu
perusahaan / lembaga pendidikan:[7]
a.
Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus dijatuhkan sesegera
mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika
terlambat akan kurang efektif.
d.
Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan
bahwa semua karyawan hams benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana
yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c.
Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan
yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai
terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya
keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu
sendiri.
d.
Disiplin Harus Impersonal
Seorang atasan sebaiknya jangan
menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam
ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda
sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya
diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan hubungan antara
karyawan dan atasan.
e.
Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa
hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak
terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan,
hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat
mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.
BAB III
PEMBAHASAN HASIL KAJIAN
A.
Prinsip penilaian kinerja dan disiplin kerja
Hasil penilaian yang kami peroleh di lapangan, berhubung kepala sekolah
sedang ada agenda lain, sebagai objek observasi kami kepada Wakil Kepala
Sekolah bidang Akademik SD 4 Cibiru, Ibu
Nunung Nurlaila, S.Pd,M.M.Pd. dari keterangan beliau kami dapat memaparkan
beberapa hal penting dalam penilaian kinerja oleh seorang Supervisor, dimana
kami sinkronkan dengan teori pengertian penilaian kinerja di atas ada beberapa
hal yang menurut kami di lapangan tidak semua metode-metode formal dapat di
jumpai, mengingat prinsip yang di terapkan di setiap lembaga pendidikan tentu
berbeda-beda, dan beberapa prinsip di sekolah tersebut di antaranya;
a)
Bekerja untuk
masyarakat. Betapa kebutuhan masyarakatlah yang harus di prioritaskan, tuntutan
yang semakin komplek untuk mencerdaskan anak bangsa, sesuai dengan beberapa
pandangan filosofis tentang hakikat sekolah dan hakikat masyarakat, dan
hubungan keduanya,[8] adalah;
1)
Sekolah
adalah bagian yang integral dari masyarakat; ia bukan merupakan lembaga yang
terpisah dari masyarakat.
2)
Hak hidup
dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat.
3)
Sekolah
adalah lembaga social yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat
dalam bidang pendidikan.
4)
Kemajuan
sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkolerasi; keduanya saling behubungan.
5)
Masyarakat
adalah pemilik sekolah; sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.
b)
Memaksimalkan
apa yang ada. mengingat di muka telah di paparkan keadaan sekolah tersebut,
dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana, motifasi dari sumber kami
bahwa hal itu tidak menjadi hambatan untuk belajar mengajar dan berkreatifitas,
seperti yang di katakana Schuler & Jackson Penilaian kinerja merupakan suatu sistem formal dan terstruktur
yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku, dan hasil. Sehingga kualitas tidak di
batasi dengan keterbatasan tentu sinergi tim dan keja keras dalam mewujudkan
tujuan bersama.
c)
Tujuan
nilai. Menurutnya[9]
substansi dalam bekerja tim adalah bagaimana peran seorang Guru memahami arti pentingnya
peran dalam potensi dan bagaimana memberikan yang terbaik untuk tujuan bersama,
sehingga seorang Guru yang menyadari akan tugas dan kewajibannya akan mengerti
dan memahami sesuatu yang layak dan tidak layak, untuk mencapai nilai yang
bermanfaat. Analisa kami nilai yang di gunakan adalah nilai yang bersifat
abstrak dalam implementasinya, sehingga guru tidak perlu di peringatkan secara berlebihan,
karena timbul dari kesadaran dan pemahaman arti sebuah nilai, yang di
definisikan bahwa nilai adalah pengertian-pengertian (conseptions) yang
di hayati seeorang mengenai apa yang lebih penting, kurang penting, apa yang
lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar.[10]
B.
Metode Penilaian Kinerja
Pada penilaian kinerja Menurut Schuler & Jackson Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan
apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, dalam hal ini penilaian kinerja pada sekolah tersebut
sebagaimana di katakana Ibu Wakasek bidang akademik bahwa penilaian tidak perlu
secara formal, dalam arti kembali pada tujuan nilai, dan produktifitas kinerja
bahwa guru harus mempunyai kesadaran pada nilai sehingga tugas dan kewajibannya
dapat di laksanakan dengan baik, metodenya dalam penilaian tersebut:
1)
Mengumpulkan informasi dari pihak internal dan external, sehingga
kekurangan dan kelebihan kinerja dapat di ketahui dari laporan dari berbagai
sumber,
2)
Diskusi, sangat efesien dalam kegiatan ini, dimana seorang supervisor
dapat secara lansung prosedur pelaksanaannya lebih di tekannka kepada mencari
sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar dan
kemudian secara lansung pula di usahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan
dan kekurangan tersebut,[11]
metode diskusi semacam ini lebih pada persesuaian dengan jenis supervise
klinis.
3)
Rapat dengan orang tua, metode ini memberikan solusi dan wacana baru terkait
kekurangan dan kelemahan berbagai pihak, terutama bagaimana tuntutan orang tua
dan masyarakat untuk mewujudkan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan
prinsip-prinsip yang telah di sebutkan di atas.
Dari beberapa metode tersebut sesuai pada tujuan fundamentalnya
yaitu mengetahui seberapa produktif seorang guru dan karyawan dan
apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang,
sehingga guru, karyawan, organisasi, dan masyarakat
semuanya memperoleh manfaat.
C.
Disiplin Kerja
Analisa kami pada Disiplin kerja
sekolah tersebut termasuk pada Disiplin Preventif yaitu merupakan suatu upaya untuk menggerakkan
pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan
perusahaan. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan
kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika
sistem organoisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin
kerja. Tidak ada
konsekuensi sebagaimana pada teori di atas dalam tataran guru dan karyawan,
sedangkan kedisiplinan pada siswa tetap menerapkan sanksi tetapi siswa lebih di
beri pemahaman, seperti jika tidak mengerjakan PR maka guru memberi pengertian
dan pemahaman bahwa tugas itu untuk kebaikan dan manfaat siswa. Penegakannya tentu
-
Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
-
Disiplin Harus Didahului Peringatan
Dini
-
Disiplin Harus Konsisten
-
Disiplin Harus Impersonal
-
Disiplin Harus Setimpal
Dari
beberapa indikasi kedisiplinan di atas kami lebih cenderung menyesuaikan
pengertian disiplin Menurut hasibuan, kedisiplinan merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku sedangkan
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan
dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, dia akan mematuhi /mengerjakan
semua tugasnya dengan baik bukan atas paksaan. Unsur dari
kedisiplinan adalah kesadaran, dan kesediaan, tercermin dari tindakan pemimpin
dalam menilai dan menerapkan disiplin lebih menekankan pada pendekatan kontak:
pemimpin membangun sejumlah peraturan, system, prosedur, serta nila-nilai yang
pada dasarnya untuk mengendalikan perilaku dan hasil agar tetap berada dalam
batas-batas yang telah di tentukan.[12]
Dengan sikap toleransi tapi tetap mengedepankan kebijakan yang dapat di
memperbaharui dan mengkondisikan guru dan karyawan pada kenerja dan disiplin yang
lebih baik.
D.
Fungsi Penilaian kinerja
a)
sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan uuntuk promosi, demosi,
perberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa
b)
untuk
mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam
pekerjaannya.
c)
Sebagai
dasar untuk mengevaluasi efektiitas seluruh kegiatn di dalam perusahaan
d)
Sebagai
dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja.
e)
Sebagai
indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawaan
f)
Sebagai
kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan
g)
Sebagai
alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawaan.
E.
Fungsi Disiplin Kerja
a) Disiplin
berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam
masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu dengan
lainnya menjadi lebih baik dan lancar.
b) Disiplin
dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkuangan tersebut. Dengan pemaksaan
pembiasaan, dan latihan disiplin seperti itu dapat menyadarkan bahwa disiplin
itu penting. Pada awalnya mungkin disiplin dapat di lakukan kerana pemaksaa,
namun karena adanya pembiasaan dan proses latihan yang terus-menerus maka
disiplin di lakukan atas kesadaran dari dalam diri sendiri dan di rasakan
sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Di harapkan untuk di kemudian hari, disiplin
ini meningkat menjadi kebiasaan berpikir baik, positif, bermakna, dan memandang
jauh ke depan.
c) Disiplin
bukan hanya soal mengikuti dan menaati peraturan, melainkan sudah meningkat
menjadi disiplin berpikir yang mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek
kehidupannya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Penilaian
kinerja adalah kegiatan menajer /
supervisor untuk mengevaluasi perilaku prestasi
kerja guru / karyawan serta
menetapkan kebijakan selanjutnya.Penilaian perilaku meliputi penilaian
kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, loyalitas, dedikasi, dan
partisipasi karyawan. Menilai perilaku ini sulit karena tidak ada standar
fisiknya, sedangkan untuk penilaian hasil kerja relatif lebih mudah karena ada
stndar fisik yang dapat dipakai sebagai tolak ukurnya, seperti meter, liter,
dan kilogram.
Aspek
penting dari suatu sistem penilaian kerja adalah memiliki standar yang jelas.
Sasaran utama dari adanya standar tersebit ialah teridentifikasinya unsur-unsur
krital suatu pekerjaaan. Standar itulah yang merupakan tolak ukur seseorang
melakukan pekerjaannya.
Beberapa prinsip di sekolah yang kami observasi di antaranya;
a.
Bekerja
untuk masyarakat,
b.
Memaksimalkan
apa yang ada dan
c.
Tujuan
nilai.
Metode dalam penilaian tersebut:
a.
Mengumpulkan informasi dari pihak internal dan external,
b.
Diskusi dengan dewan guru
c.
Rapat dengan orang tua.
Disiplin
kerja sekolah tersebut termasuk pada Disiplin Preventif yaitu merupakan suatu upaya untuk menggerakkan
pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan
perusahaan. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan
kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi
B.
Saran
Pada penilaian kinerja harus
melibatkan berbagai komponen internal dan external, guna mewujudkan tujuan
bersama, tidak menunggu agenda evaluasi dan penilaian formal, tetapi
menumbuhkan kesadaran tinggi tentang tugas dan kewajiban sehingga di nilai atau
tidak tetap pada kinerja dan memberikan kontribusi yang terbaik.
Disiplin seharusnya dimulai dari masing-masing individu
sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Untuk mendapatkan
sumber daya manusia yang diharapkan, organisasi juga dapat memberikan andil
positif terhadap semua kegiatan lembaga dan perusahaan dalam mencapai
tujuannya, setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja yang tinggi yang
diharapkan nantinya akan meningkatkan disiplin kerja yang tinggi. Pemberian
sanksi terhadap pelanggaran disiplin kerja sebaiknya juga harus benar-benar
melihat kesalahan yang dilakukan oleh karyawan tersebut, tidak semata-mata
mencari kesalahan tetapi penekanannya mencari solusi dan saling mengingatkan. Peran seorang
pemimpin / manajer sangat menentukan tindakan yang bermuara pada hasil kinerja
dan maksimal nila. Transparansi, objektif, kredibel, dan akuntabel menjadi
kualifikasi fundamental peran manajer dalam membuat kebijakan-kebijakan.
Teori tidak selalu sinkron dengan praktek
di lapanga sehingga kita di tuntut cakap untuk membaca keadaan dan lingkungan ,
bagaimana menciptakan peraturan dan kebijakan yang dapat merangkul semua pihak
khususnya Guru, Karyawan dan Peserta didik, mengingat dalam pembahasan ini
merupakan aktualisasi manajer dalam mengimbangkan segala potensi dan skill
kepemimpinannya.
[1] Di kutip dari
jurnal http://jurnal-sdm-blogspot.com/2009/04/penilaian-kinerja-karyawan-definisi.html:
22 10 2013. 22: 45
[2] Di kutip dari jurnal http://jurnal-sdm-blogspot.com/2009/04/penilaian-kinerja-karyawan-definisi.html:
22 10 2013 . 22: 45
[3] Di kutip dari http://rajapresentasi.com/2012/04/cara-melakukan-penilaian-kinerja-karyawan dengan-benar/html: 13 10 2013. 14:35
[5] Di kutip dari http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-disiplin-kerja.html 13 10 2013. 14:35
[8] Ngalim Purwanto, Drs.M, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,2009,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 188
[9] Wakil Kepala Sekolah bidang Akademik SD 4 Cibiru, Ibu Nunung
Nurlaila, S.Pd,M.M.Pd. hasil wawancara pada hari jumat tgl 11 Oktober 2013. 09:00
[11]
Ngalim Purwanto, Drs.M, 2009, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung,hlm. 90