KATA PENGANTAR
øÁôÎøYj»FA øÅòÀôYj»FA"FA øÁnøI
: f¨IB¿C . òÅôÎø¨òÀôUC ÿÉøJôZòuË ÿÉø»A Óñ¼ò§ËfúÀòZó¿BòÃf÷øÎòm Óñ¼ò§ óÂÝún»AË óÑÝúv»AË òÅôÎøÀò»Bò¨»A ø÷Li øÉ÷>¼ø»fÀòZô»A
Alhmdulillah, dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah, buku kecil ini dapat disusun dengan baik.
Buku ini kami susun sesudah agak lama mencoba mencari jalan yang paling mudah untuk memberi pengertian dan pengajaran ilmu tajwid khususnya santri-santri yang baru mulai betul dalam pelajaran ini.
Itu sebabnya maka buku ini kami perbaharui dan kami perbaiki serta menambah mana yang kurang demi kesempurnaan buku ini.
Kami sadar sebagai penyusun tidaklah lepas dari kesalahan, oleh sebab itu buku ini juga tidak lepas dari kesalahan, untuk itu koreksi dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para ahli qur’an.
Sekian, mudah-mudahan maksud kami dan maksud ilmu tajwid dalam berkhidmah memperbaiki atau memelihara pembacaan Al-Qur’an dapat tercapai dengan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. Amiin…
Bandung, April 2012
Penulis
PENDAHULUAN
Ilmu Tajwid ialah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya.
Tujuan Tajwid ialah memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (lidah) dari kesalahan membaca.
Firman Allah ta’ala :
(4 : ½¿lÀ»A) ÝôÎøMjòM òÆAjó´»A ø½÷òMiË
Artinya : “dan bacalah Al-Qur’an secara tartil” (QS. Al-Muzammil : 4)
Tartil ialah membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Qur’an dengan terang dan teratur, mengenal tempat-tempat waqaf, sesuai dengan aturan-aturan tajwid dan tidak terburu-buru.
Oleh karena itu maka :
1. Fardhu Kifayah hukumnya belajar ilmu tajwid (mengetahui istilah-istilah dan hukum-hukumnya).
2. Fardhu ‘Ain hukumnya membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (praktek sesuai dengan aturan-aturan ilmu tajwid).
HURUF HIJAIYAH
Huruf Hijaiyah berjumlah 29 huruf :
Ô Õ Ç Ë Æ Â ¾ º ¶ ² ® ª ¦ ¢ ~ x t pk i g e d ` X T P L A |
Apabila disebut 28 maksudnya ialah huruf yang tersebut diatas itu, selain alif.
Karena alif bila berbaris adalah hamzah, dan huruf alif yang sebenarnya hanya sebagai huruf mad (pemanjang fathah).
ó- = ôÒúÀòy | ø- = ôÑjônò· | ò- = ôÒòZôNò¯ |
÷- = fôÍfròM | ö- ù- õ- = ÅôÍ ÌôÄòM | ô- = ÆÌó¸óm |
BAB I
Pembahasan
I. SUKUN DAN TANWIN (ö- ù- õ- ôÆ)
“Æ” sukun atau tanwin apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah yang 28, maka cara membacanya 4 macam :
1. Izhar Halqi (Óø´ô¼òYiBòÈô£G)
Yaitu membunyikan “Æ” sukun atau tanwin dengan jelas dan terang dengan tiada berdengung.
Hurufnya 6 : Õ Ç ® ª d `
Contohnya :
òÓøÇ öÂÝòm - ôÁóÈôÄø¿ - òÅò¿A ý½ó· - òÅò¿A ôÅò¿
öiÌó°ò«ölôÍlò§ - ù÷½ø« ôÅø¿ - öÁôÎø¼ò§ ö©ôÎøÀòm - ò½øÀò§ ôÅò¿
öÒò¨øqBòaùhø×ò¿ÌòÍ - ùjôÎòa ôÅø¿ - öÁôÎø¸òY öÁôÎø¼ò§ - òÆÌóNøZôÄòÍ
2. Idgham (ôÂBò«eøG)
Yaitu memasukkan bunyi “Æ” sukun atau tanwin kepada huruf yang berikutnya, sehingga jadi keduanya seperti satu huruf yang bertasydid.
Idgham terbagi 2 yaitu :
a. Idgham Bigunnah (ôÒúÄó¬øI ôÂBò«eøG)
Ialah melakukan Idgham dengan mendengungkan suara.
Hurufnya 4 : Æ Â Ë Ô
Contohnya :
öÒòÎøÇAËùhø×ò¿ÌòÍ - ôÁøÈøÖFAiË ôÅø¿ - òÆÌóÄø¿ÛóÍ ùÂÌò´ø» - ó¾Ìó´òÍ ôÅò¿
Perhatian :
“Æ” sukun apabila bertemu dengan “” atau “” didalam satu kalimat, maka tiada diIdghamkan dan tiada didengungkan tetapi diIzharkan. Disebut Izhar Wajib (ôKøUAËiBòÈô£G)
Contohnya :
öÆAÌôÄøu - öÆAÌôÄø³ - öÆBòÎôÄóI - BòÎôÃe
b. Idgham Bilagunnah (ôÒúÄó«ÝøI ôÂBò«eøG)
Ialah melakukan Idgham dengan tiada mendengungkan suara.
Hurufnya 2 : i ¾
Contohnya :
ôÁøÈøIi ôÅø¿ - öÁôÎøYiöiÌó°ò« - òÅôÎø´úNóÀô¼ø» ÔfóÇ - BòÄò» ôÅø÷ÎòJóÍ
3. Iqlab (ôLÝô³G)
Yaitu membalikkan (menukarkan) bunyi “Æ” sukun atau tanwin menjadi bunyi “” yang ringan dengan berdengung.
Hurufnya 1 : L
Contohnya :
óOøJôÄóM - öjôÎøvòI ö©ôÎøÀòm - ôÁøÇfô¨òI ôÅø¿
4. Ikhfa’ haqiqi (Óø´ôÎø´òY ÕBò°ôaG)
Yaitu menyembunyikan (menyamarkan) bunyi “Æ” sukun atau tanwin antara Izhar dan Idgham dengan berdengung, artinya harus terang tetapi disambung dengan huruf yang lain dimukanya dengan memdengung.
Hurufnya 15 : º ¶ ² ¦ ¢ ~ x t p k g e X T P
Contohnya :
BõUBúVòQÕFBò¿ - ùÑjòÀòQ ôÅø¿ - ôÔjôVòM ùPBúÄòU - AÌó»BòÄòM ôÅò»
"AøÆËeôÅø¿ - Bü·eBü·e - òºÕFBòU ôÅò¿ - ö½ôÎøÀòUöjôJòvò¯
II. MIM SUKUN (Â)
Mim sukun apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah yang 28, maka cara membacanya 3 macam :
1. Ikhfa’ Syafawi (ôÔÌò°òq ôÕBò°ôaG)
Yaitu menyembunyikan “” sukun samara-samar dibibir dan didengungkan.
Hurufnya 1 : L
Contohnya :
ÿÉøI ôÁóÇË - ÓøNú»BøI ôÁóÈô»eBòUË - ùÒòÍfòÈøI ôÁøÈôÎò»A
2. Idgham Miymiy (ÓøÀôÎø¿ ôÂBò«eG)
Yaitu memasukkan “” sukun kepada huruf yang berikutnya dengan berdengung.
Hurufnya 1 : Â
Contohnya :
ôÁóNôJònò·Bò¿ ôÁó¸ò»Ë - ø~iÜA Óø¯Bò¿ ôÁó¸ò» - "A òÅø¿ ôÁóÈò»Bò¿Ë
3. Izhar Syafawi (ôÔÌò°òqiBòÈô£G)
Yaitu membunyikan “” sukun dengan terang dibibir dengan mulut tertutup dan tiada didengungkan.
Hurufnya 26 : yaitu semua huruf hijaiyah selain huruf “” dan “L”.
Contohnya :
ø½òRòÀò· ôÁóÈó¼òRò¿ - fôÄø§ ôÁó¸ò» - òÆÌónôÀóM - òOôÀò¨ôÃA
Dan haruslah lebih dijelaskan (diIzharkan) lagi apabila bertemu dengan huruf “Ë” dan “Ô”.
Contohnya :
òÅôÎø÷»BFúz»AÜË ôÁøÈôÎò¼ò§ - øÅôÍe òÓø»Ë ôÁó¸óÄôÍe - BòÈôÎø¯ ôÁóÈò»
III. MIM DAN DAN YANG BERTASYDID (Æ - Â)
MIM dan NUN yang bertasydid dibaca dengan berdengung, disebut (Ghunnah) panjangnya 3 harkat. Maka huruf yang selain daripada “” dan “Æ” apabila bertasydid tidaklah dibaca berdengung.
Contohnya :
øÒòÀô¨øÄøIBú¿AË - ôOò¼øÀò§BúÀø¿ - øpBúÄ»AË øÒúÄøV»ôA ôÅø¿
IV. MACAM-MACAM IDGHAM
1. Idgham Mutamaatsilayn (ôÅôÎò¼øQBòÀòNó¿ ôÂBò«eG)
Yaitu huruf yang sukun dimasukkan kepada huruf berikutnya yang sama / semisal, seperti : L bertemu dengan L, P bertemu dengan P, e bertemu dengan e, dan sebagainya.
Contohnya :
AÌó¼òaefò³ - ôÁóÈóMiBòVøM ôOòZøIiBòÀò¯ - òºBòvò¨øI ôLjôyA
# Dari kaidah, idgham mutamaatsilayn ini mempunyai pengecualian :
Yaitu apabila “Ë” yang sukun bertemu dengan “Ë” dan “Дyang sukun bertemu dengan “Д maka tiada diIdghamkan (dimasukkan) kepada huruf yang berikutnya, tetapi harus dibaca panjang sebagaimana mestinya.
Contohnya : òÆBò· ùÂÌòÍ ôÓø¯ - AÌó¼øÀò§ËAÌóÄø¿A
2. Idgham Mutaqaaribayn (ÅôÎòIiBò´òNó¿ ôÂBò«eG)
Yaitu huruf yang sukun dimasukkan kepada huruf yang hampir sama makhraj-nya dan sifatnya, seperti :
T bertemu dengan g contohnya : ò¹ø»g ôSòÈô¼òÍ
L bertemu dengan  contohnya : BòÄò¨ò¿ ôKò·iA
¶ bertemu dengan º contohnya : ôÁó¸ô´ó¼ôbòÃ ôÁò»A
Keterangan :
“¶” diIdghamkan kepada “º” boleh dibaca :
a. Hanya hilang qalqalah-nya, pengaruh bunyi ¶ (sifat Isti’la’ ¶) tetap.
b. Hilang qalqalah dan pengaruh bunyi ¶ (sifat Isti’la’ ¶) lihat bab 24.
3. Idgham Mutajaanisayn (ÅôÎònøÃBòVòNó¿ ôÂBò«eG)
Yaitu huruf yang sukun dimasukkan kepada huruf yang sama makhraj-nya tetapi berlainan sifatnya, seperti :
P bertemu dengan ¢ contohnya : Òò°øÖBò ôOò»Bò³Ë
¢ bertemu dengan P contohnya : òOô^ònòI
P bertemu dengan e contohnya : "AAÌò§e ôOò¼ò´ôQA
e bertemu dengan P contohnya : ôÁóM fòJò§
g bertemu dengan ¦ contohnya : AÌóÀò¼ò£gA
¾ bertemu dengan i contohnya : ø÷Li ô½ó³
Keterangan :
¢ diIdghamkan kepada P : hanya hilang qalqalahnya, pengaruh bunyi ¢ (sifat Isti’la’ dan Ithbaq ¢) tetap. Lihat bab 24.
V. BACAAN PANJANG (fò¿)
fò¿ ialah memanjangkan suara huruf mad
Hurufnya ada 3 : ...Ë...ôÔ...A
Mad terbagi 2 yaitu :
1. Mad Ashli / Mad Thobii’i (Óø¨ôÎøJòfò¿ / Óø¼ôuAfò¿)
Yaitu apabila ”±ø»òA” didahului baris fathah
Yaitu apabila “Д didahului baris kasrah
Yaitu apabila “Ë” didahului baris dhammah
Maka dibaca panjang satu alif atau dua harkat, satu harkat kira-kira satu gerak jari / satu ketukan.
Contohnya :
BòÃ - Ü - Bò¿
Ìó¿ - Ìó³ - Ëg
ôÓø» - ôÓøM - ôÓøI
2. Mad Far’i / cabang (ôÓø§jò¯ fò¿)
Yaitu suatu bacaan mad yang selain mad thobi’I, dan jumlahnya 14 macam, diantaranya :
1. ô½øvúNó¿ ôKøUAË fò¿
Yaitu huruf mad yang bertemu dengan hamzah didalam satu kalimat, wajib dipanjangkan 5 harkat (2½ alif).
Contohnya :
ùÕFËjó³ - ÕFÓôÎøU - ÕFBòq - ò¹ø×ñF»ËA
2. ô½øvò°ôÄó¿lÖBòU fò¿
Yaitu huruf mad yang bertemu dengan hamzah pada awal kalimat yang lain, boleh dipanjangkan 2 harkat, 4 harkat dan 5 harkat.
Contohnya :
ò¾lôÃAFBòÀøI - BòÈø÷¿A FôÓø¯Ë - ôÁó¸ònó°ôÃAAFÌó³Ë
3. ôÅôÎò» / ôÅôÎø» fò¿
Yaitu huruf “Ë” atau “Д yang sukun didahului baris fathah, dibaca sekedar lunak dan lemas.
Contohnya :
öOôÎòI - ö²Ìòa - öKôÍi
4. ôÆÌó¸ûn¼ø» ô~iBò§ fò¿
Yaitu “Óø¨ôÎøJòfò¿” atau “ÅôÎø» fò¿” yang bertemu dengan huruf yang disukunkan karena berhenti, boleh dipanjangkan 2 harkat atau 4 harkat tetapi yang bagus 6 harkat.
Contohnya :
ù²Ìòa ôÅø¿ ôÁóÈòÄò¿AË - øOôÎòJ»AhñÇ úLi - öÆBònøY - òÆËfø»Bòa - øÁôÎøYj»A
5. ô~Ìø§ fò¿
Yaitu pengganti fathah tanwin (õ-) selain (õÑ / õÒà) ketika berhenti dengan fathah saja dan dipanjangkan 2 harkat.
Contohnya :
BõÄôÎøJó¿BõZôNò¯ - AjôÎøvòIBõ¨ôÎøÀòm - BõÀôÎø¸òYBõÀôÎø¼ò§
6. ô¾fòI fò¿
Yaitu hamzah yang bertemu dengan mad, dipanjangkan bunyinya 2 harkat.
Contohnya :
öÆBòÀôÍA - òÓøMËA - òÂeA
Karena yang sebenarnya, huruf mad yang ada disitu tadi asalnya hamzah yang jatuh sukun, kemudian diganti dengan alif atau waw atau ya, sesuai dengan jenis baris huruf sebelumnya :
òÂeA Asalnya òÂeCC
òÓøMËA Asalnya òÓøMÚC
òÆBòÀôÍA Asalnya öÆBòÀôÖG
7. ¾Ìò^ó¿ ôÂkÜfò¿ / ÓøÀô¼ø· ô½ú´òRó¿ ôÂkÜfò¿
Yaitu huruf mad yang bertemu dengan huruf yang bertasydid didalam satu kalimat, dipanjangkan 6 harkat.
Contohnya :
óÒú¿FBú^»A - òÅôÎø÷»FBúz»AÜË - óÒú³FBòZ»A
8. ÓøÀô¼ø· ô±ú°òbó¿ ôÂkÜfò¿
Yaitu huruf mas yang bertemu dengan huruf yang sukun, dipanjangkan 6 harkat.
Didalam Al-Qur’an yang menurut hukum ini hanya satu perkataan yaitu : òÆñÜô FAñ asalnya òÆÜAA yang ada di dua tempat dalam surah “Yunus” (ayat : 51 dan 91).
9. ô©úJòró¿ Óø¯jòY ôÂkÜfò¿
Yaitu mad dari huruf-huruf pembuka surah yang pembacaannya dengan nama-nama hurufnya, dipanjangkan 6 harkat.
Hurufnya 8 : Â º ¾ p ª x ¶ Æ
Pembacaan huruf-huruf yang serangkai berlaku hokum Izhar, Idgham dan Ikhfa’. Contohnya :
F÷ÁF»A - FµFnF§ - øÁò¼ò´»AË FÆ
10. ô±ú°òbó¿ Óø¯jòY ôÂkÜfò¿
Yaitu mad dari huruf-huruf pembuka surah yang pembacaannya dengan fathah, dipanjangkan 2 harkat.
Hurufnya 5 : i Ç ¢ Ô `
Contohnya :
FwF¨ñÎñÈF· - ñÉñ
Sedangkan alif (A) dibaca dengan nama hurufnya tanpa mad.
11. ÑjôÎøvò³ Òò¼øufò¿
Yaitu ha’ dhamir (dhamir hu dan hi) sedang huruf yang sebelumnya huruf yang berbaris, dipanjangkan 2 harkat.
Contohnya :
ÿÉøI - _Éò¼ò¨ò¯ - _ÊfôÄø§
Perhatian :
Apabila sebelum “ha’ dhamir” tadi hurufnya yang sukun atau dihubungkan dengan huruf yang lain sesudahnya, maka tiada boleh dibaca panjang.
Contohnya :
óÅôÍf»A óÉò» - ûµòZ»A óÉúÃA - øÉôÎø¯ - óÊBòÄô¼ò¨òU - óÉôÄò§
Kecuali pada surah “Al-Furqon” ayat 69 : BõÃBòÈó¿ ÿÉôÎø¯ (hi dibaca panjang). Berikut ini contoh “ha’ “ yang bukan dhamir (tetap dibaca pendek) yaitu :
óÉø·AÌò¯ - óÉò´ô°òÃ - øÉòNôÄòM - øÉòNôÄòÍ
12. Òò¼ôÍÌò Òò¼øufò¿
Yaitu “ ÑjôÎøvò³ Òò¼øufò¿ ” yang bertemu dengan hamzah yang berbaris, boleh dipanjangkan 2 harkat, 4 harkat dan 5 harkat.
Contohnya :
øÆgHøIÜG FóÊfôÄø§ - óÊfò¼ôaC FóÉò»Bò¿
13. ôÅôÎø¸ôÀòM fò¿
Ada 2 macam :
a. Yaitu “Ë” yang sukun didahului baris dhammah (Ë ó-) bertemu dengan Ë dan Ô yang sukun didahului baris kasroh (ôÔ ø-) bertemu dengan Ô, dipanjangkan 2 harkat, jadi tiada diIdghamkan.
Contohnya :
AÌó¼øÀò§ËAÌóÄò¿A - òÁôÎøNòλA ûªfòÍ ôÔhú»A
b. Yaitu berhimpunnya 2 huruf Ô, yang pertama bertasydid dan berbaris kasroh, yang kedua berbaris sukun, membacanya ditepatkan dengan tasydid dan dipanjangkan 2 harkat.
Contohnya :
ôÁóNôÎø÷ÎóY - òÅôÎø÷ÎøJúÄ»A
14. ¶jò¯ fò¿
Yaitu untuk membedakan antara pertanyaan atau bukan, diipanjangkan 6 harkat (3 alif ).
Terdapat pada 4 tempat :
a. Pada surah Al-An’am ayat 143 : øÅôÎòÎòRôÃÜA øÂA òÂjòY øÅôÍjò·jò· h»AFÕ
b. Pada surah Al-An’am ayat 144 : ÅôÎòÎòRôÃÜA øÂA òÂjòY øÅôÍjò·jò· h»AFÕ
c. Pada surah Yunus ayat 59 : ôÁó¸ò» òÆgA "AFÕ ô½ó³
d. Pada surah An-Naml ayat 59 : òÆÌó·jôróÍBú¿A öjôÎòa ó"AFÕ
VI. LAM TA”RIF (±ô@Íjô¨úN»A ÂÜ)
Alif dan Lam () apabila bertemu / dihubungkan dengan salah satu huruf hijaiyah yang 28, maka cara membacanya 2 macam :
1. Al-Qamariyah (ÒòÍjòÀò³ ¾òA)
Yaitu membacanya harus jelas, terdenganr bunyi “¾A”
Hurufnya 14 : Ô Ç Ë Â º ¶ ² ® ª d ` X L C
Contohnya :
jòÀò´ô»A - ÆBònôÃøâô A - jøJô»A - óÑjò´òJô»A - fôÀòZô»A
2. Al-Syamsiyah (ÒòÎønôÀòq ¾A)
Yaitu membacanya harus dihilangkan, bunyi “¾A” dimasukkan kepada huruf yang dihadapannya beserta ditasydidkan.
Hurufnya 14 : Æ ¾ ¦ ¢ ~ x t p k i g e T P
Contohnya :
oôÀúr»AË - ÂÝún»A - pBúÄ»A - ÁôÎøYúj»A - ÅñÀôYj»A
VII. QALQALAH
Qalqalah ialah : memantulkan suara atau suaranya berbalik, apabila huruf qalqalah itu sukun atau disukunkan.
Hurufnya 5 : e X L ¢ ¶
Qalqalah terbagi 2 :
1. Qalqalah Shughro (kecil)
Yaitu apabila huruf qalqalah berbaris sukun yang asli/terletak ditengah kata, dibaca tidak begitu keras pantulan suaranya.
Contohnya : ÆÌó×ø°ô^óÍ - ½ò¨ôVòÃ - ÁôÎøÇAjôIA - ÆÌó¨ò^ô´òÍ
2. Qalqalah Kubro (besar)
Yaitu apabila huruf qalqalah berbaris, tetapi disukunkan karena berhenti, terletak diakhir bacaan/ayat, dibaca lebih jelas dan lebih berkumandang pantulan suaranya.
Contohnya : f@ôÍjóÍBò¿ - LBòJô»ÜAÌó»ËA - ù¶ÝòaÅø¿
BAB II
PENUTUPAN
I. Kesimpulan
Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu. Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya.
Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.
Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.
Dalil Wajib Mempraktekkan Tajwid Dalam Setiap Pembacaan Al-Qur’an:
1. Dalil dari Al-Qur’an.
Firman Allah s.w.t.:
Artinya: Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)
[Q.S. Al-Muzzammil (73): 4].
[Q.S. Al-Muzzammil (73): 4].
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah s.w.t. memerintahkan Nabi s.a.w. untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
Firman Allah s.w.t. yang lain:
Artinya: Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Qur’an itu) kepada (Muhammad s.a.w.) secara tartil (bertajwid) [Q.S. Al-Furqaan (25): 32].
2. Dalil dari As-Sunnah.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a. (istri Nabi s.a.w.), ketika beliau ditanya tentang bagaiman bacaan dan sholat Rasulullah s.a.w., maka beliau menjawab:
Artinya: "Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu." (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi)
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah Ibnu ‘Amr, Rasulullah s.a.w. bersabda:
Artinya: "Ambillah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, yaitu: Abdullah Ibnu Mas’ud, Salim, Mu’az bin Jabal dan Ubai bin Ka’ad." (Hadits ke 4615 dari Sahih Al-Bukhari).
3. Dalil dari Ijma' Ulama.
Telah sepakat para ulama sepanjang zaman sejak dari zaman Rasulullah s.a.w. sampai dengan sekarang dalam menyatakan bahwa membaca Al-Qur’an secara bertajwid adalah suatu yang fardhu dan wajib. Pengarang kitab Nihayah menyatakan: "Sesungguhnya telah ijma’ (sepakat) semua imam dari kalangan ulama yang dipercaya bahwa tajwid adalah suatu hal yang wajib sejak zaman Nabi s.a.w. sampai dengan sekarang dan tiada seorangpun yang mempertikaikan kewajiban ini."
Posting Komentar