TASAWUF
1.
Asal mula kata
tasawuf
Kata tasawuf mempunyai arti yang berbeda-beda, mulai pada masa
lampau sampai masa sekarang belum pernah ada kesepakatan dari para ahli tentang
masalah ini. Para ahli tasawuf sendiri masih berbeda pendapat mengenai asal
mula kata shufi itu. Ada yang mengatakan lafadh shufi berasal dari kata shafw
yang berarti bersih atau shafa’ artinya jernih. Ada pula pendapat bahwa kata
tasawuf berasal dari kata suffah yaitu nama suatu kamar disamping Masjid
Rasulallah SAW, di koata Madinah.
Untuk mengetahui secara jelas kata-kata shufi, asal kata tashawwuf
dimana kata ini pertama kali dipakai oleh seorang zahid yang bernama Abu Hasyim
Al-Kufi (wafat tahun 150 H),maka perlu dikemukakan teori-teori sebagai berikut
:
1.
Ahlus Shufah
artinya orang-orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Mekah ke Madinah dank
arena kehilangan harta, berada dalam keadaan miskin dan tidak mempunyai
apa-apa. Mereka tinggal di Masjid Nabi dan diatas bangku batu dengan memakai
pelana sebagai bantal. Pelana disebut Shuffah.
2.
Shof (pertama)
sebagaiman halnya dengan orang sembahyang dishaf pertama mendapat kemuliaan dan
pahala,demikian pula kaum shufi yang dimuliakan Allah dan diberi pahala oleh
Allah SWT.
3.
Shufi yang
mempunyai arti suci. Seorang shufi adalah orang yang disucikan dan kaum shufi
adalh orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan berat dan lama.
4.
Shophos dari
kata yunani yang berarti hikmah. Orang shufi benar ada hubungannya dengan hikmat.
5.
Suf, kain yang
terbuat dari bulu yaitu wol. Kain wol yang dipakai kaum shufi adalah wol kasar
dan bukan wol halus seperti sekarang. Memakai kain wol kasar pada waktu itu
adalah simbol kesederhanaan dan kemiskinan, lawannya memakai kain sutra.
2.
Makna dan
Definisi Tashawuf
Dalam
mengartikan tashawuf dapat dilihat dari berbagai pendapat ahli, diantaranya adalah :
1.
Syaih Abul
Qasim Al-Junaidi bin Muhammad Al-Kazaz Al-Nahwandi mengatakan :
Tashawuf ialah hendaknya keadaanmu
beserta Allah tanpa adanya perantara.
2.
Syaih Ma’ruf
bin Al-Faizan Abu Mahfudh Al-Abid yang terkenal dengan sebutan Al-Karkhi
berkata :
Tashawuf adalah
mencari hakikat dan meninggalkan dari segala sesuatu yang ada pada tangan
makhluq.
3.
Syaih Abul
Husein Ahmad bin Muhammad An Nuhri berkata :
Tashawuf bukan
suatu bentuk ilmu, tetapi moral.Karena bila tashawuf merupakan suatu bentuk
perjuanagan tentu akan bisa dicapai dengan perjuangan. Begitupun bila tashawuf
itu merupakan suatu ilmu tentu dapat dicapai dengan cara menuntutnya.
4.
Syaih Abul
Faidl Dzunnun Al-Mishri berkata :
Shufi adalah
orang yang tidak payah karena mencari dan tidak susah karena musnahnya milik.
5.
Syaih Abu
Muhammad Sahl bin Abdullah At-Tustari berkata :
Shufi adalah
orang yang bersih dari kotoran-kotoran (kekeruhan) dan penuh pemikiran dan
hanaya memusatkan pada Allah semata-mata tanpa manusia dan sama baginya harta
benda dengan tanah liat.
3.
Sumber-sumber
Tashawuf
Untuk
memperjelas dan memperkuat bahwa tashawuf dalam Islam, tumbuh dan berkembang
dari sumber pokok ajaran Islam sendiri. Maka terlebih dahulu perlu dikemukakan
teori-teori tentang asal-usul timbulnya tashawuf dalam Islam yang berbeda-beda,
antara lain :
1.
Adanya pengaruh
dari agama Kristen dengan faham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri
dalam biara-biara.
2.
Falsafah mistik
Pythagoras yang berpendapat bahwa roh manusia bersipat kekal dan berada di
dunia sebagai seorang yang asing.
3.
Filsafat
emanasi Plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari zat Tuhan Yang
Maha Esa.Roh berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan.
4.
Ajaran Budha
dengan paham Nirwananya, untuk mencapai Nirwana orang harus meninggalkan dunia
dan memasuki hidup kontemplasi
5.
Ajaran-ajaran
Hinduisme yang juga mendorong manusia untuk meninggalkan dunia dan mendekati
Tuhan untuk mencapai persatuan Atman dengan Brahman.
Ayat-ayat
Al-Qur’an maupun hadit’s-hadit’s Rasulallah yang menjadi dasar ajaran tashawuf
antara lain :
1.
Qur’an Surat
Al- Imron ayat : 31
ö@è%
bÎ)
óOçFZä.
tbq7Åsè?
©!$#
ÏRqãèÎ7¨?$$sù
ãNä3ö7Î6ósã
ª!$#
öÏÿøótur
ö/ä3s9
ö/ä3t/qçRè
3 ª!$#ur
Öqàÿxî
ÒOÏm§
ÇÌÊÈ
31. Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2.
Qur’an Surat
Al-Ahzab ayat : 41-42
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (٤١)
41.
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya.
3.
Qur’an Surat Al-Baqarah ayat : 115
Posting Komentar