Maraknya kembali “Partai Mahasiswa”
akankah akan mengubah negaraku atau menjadikan negriku ini sebagai negri yang
“melirik” rakyatnya. Itu pertanyaan besar bagi semua partai mahasiswa yang ada
di Indonesia. Apakah visi dan misi anda benar-benar untuk mencerdaskan
mahasiswa tentang dunia politik? Atau partai mahasiswa hanya ingin memperluas
lahannya, agar kandidat partai ini bisa menduduki kursi yang empuk di
kepemerintan sana?.
Mari mengulas sedikit mengenai
perpolitikan itu sendiri. Secara terminologinya politik itu merupakan kekuasaan
menjalankan Negara. Tentu sudah jelas tujuannya untuk menguasai pemerintahan
Negara. Lalu hubungannya dengan partai sejauh apa, jika saya coba untuk
mengerti sedikit saja dari ideology partai ialah bahwa partai politik merupakan
kelompok atau kumpulan orang yang memiliki ide tertentu/nilai untuk
mengendalikan pemerintah dan menjalankan kekuasaan berdasarkan nilai yang
dianut.
Lalu apakah sebenarnya partai
mahasiswa itu? Mungkin ada yang bisa menjawabnya?. Jika kita berpikir sejenak,
artinya partai mahasiswa merupakan komunitas mahasiswa yang memiliki nilai/ide
bersama untuk suatu tujuan tertentu (contohnya aspirasi mahasiswa) dan
INDEPENDENT. Lalu bisakah mahasiswa membedakannya dengan PARTAI POLITIK MASUK
KAMPUS (PPMK)?. Kita harus sadari itu, bahwa perbedaan yang sangat tipis ini
bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu yang menginginkan “lahannya”
menjadi luas.
Ingat teman-teman, sesungguhnya
PARTAI MAHASISWA dan PARTAI POLITIK MASUK KAMPUS itu sangat jauh perbedaannya.
Kita bisa lihat dari letaknya, jika partai mahasiswa pasti INDEPENDENT
sementara PPMK pasti dibawah naungan partai politiknya. Artinya mahasiswa
dijadikan sebagai lahan barunya untuk mendapatkan jumlah suara ketika masanya
tiba. Lalu bagaimana dengan fungsi/potensi, posisi, dan peranan mahasiswa yang
notabenenya masyarakat yang ideal dan kritis. Bukankan ketika dibawah naungan
PPMK akan menjadi mengutamakan kepentingan golongan?.
Lalu bagaimana mahasiswa
seharusnya, apakah kita tinggal diam, dan menerima segala yang terjadi tanpa
kita “bermain” dengan politik itu?. Tentu tidak, oleh karena itu, mahasiswa
sebagai kaum idealis dan kritis, kita bermain politik dengan cara kita, yaitu
“berpolitik tanpa tujuan politik”. Supaya apa?, supaya kita bisa melihat dan
terus mengkaji mana yang benar dan mana yang salah, itulah peranan kita sebagai
mahasiswa Guardian of Value dan Agent of Change.
Harapan saya, sebagai pemuda negri
ini semoga kedepannya, setiap kita melangkah selalu memikirkan apa yang harus
kita langkahkan kedepannya. Ibaratnya kita bermain catur, tentu tidak asal
bermain kalau kita ingin maju (menang).
Posting Komentar