KEPEMIMPINAN MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HASAN
Bayongbong Garut
Diajukan Sebagai Tugas Praktikum Mata Kuliah Kepemimpinan Islam
Dosen Pemgasuh
DRS. H. SYAMSUDDIN RS, M.AG
OLEH
JAKA BILLAL GUMBIRA
NIM: 1210403024
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN 2012
A.
Deskripsi
1
Nama organisasi/lembaga kepemimpinan yang diamati
Lembaga
yang saya teliti adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang Pendidikan yaitu
yang bernama “Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan”.
2
Tempat/alamat organisasi/lembaga kepemimpinan
Tempat/alamat
organisasi/lembaga kepemimpinan yang saya teliti yaitu di Jl. Cigedug km. 01
Desa Ciburuy Kecamatan Bayongbong-Garut. 44162.
3
Sejarah dan latar belakang berdiri
Kehadiran
lembaga pendidikan Islam sangat dirasakan penting oleh masyarakat, guna
memenuhi kebutuhan pendidikan agama bagi mereka yang secara embrio telah memiliki keislaman sebagai dasar
keyakinannya. Kehadiran MADRASAH
IBTIDAIYAH AL-HASAN di tengah-tengah masyarakat dengan di padukan pendidikan
formal sangatlah diharap kan dan menjadi alternatif bagi pencerahan dan
pencerdasan umat.
Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan didirikan
diatas tanah seluas 4050 M2 , berlokasi di tempat yang representatif dan
kondusif bagi kegiatan pendidikan. Sasaran yang ditargetkan adalah anak-anak
yang bukan hanya berada di wilayah Kabupaten Garut, namun lebih jauh lagi bagi seluruh rakyat
Indonesia yang hendak memperdalam ilmu umum sekaligus memahami secara baik
agama Islam.
Konsep
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
Al-Hasan yang komprehensif
antara pola dan sistem pendidikan formal dengan harapan akan memberikan output
yang lebih berwawasan luas dan berilmu agama yang dalam disertai akhlaq yang
mulia.
Perkembangan
dunia yang demikian dinamis dan berlangsung dengan cepat memberikan berbagai
macam pengaruh terhadap setiap individu dan kelompok di dalamnya.Tuntutan
produktivitas pun semakin hari semakin tinggi seiring dengan kemajuan yang
berlangsung disetiap lini kehidupan. Persaingan yang ketat untuk mendapatkan tempat
terbaik dan menghasilkan karya terbaik menjadi hal yang tidak bisa dihindari
dan segera di mulai dari level usia yang masih sangat dini.
Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan hadir
untuk mendampingi proses berkarya dari setiap individu yang merupakan anak-anak
bangsa, untuk memastikan setiap karya yang dihasilkan adalah karya-karya
terbaik yang dilahirkan atas dasar kesadaran terhadap kompetensi diri yang
sedemikian besar yang masih terpendam.
Ø
VISI
Menjadi
lembaga pendidikan yang terbaik dalam meningkatkan kompetensi diri anak bangsa,
mewujudkan insan yang bertaqwa, berilmu dan berprestasi.
Ø MISI
·
Meningkatkan
kemampuan mental, spiritual anak bangsa
·
Membangun
kepercayaan diri atas anugrah yang telah diberikan kepada setiap manusia oleh
Tuhan YME untuk mencapai keberhasilan.
·
Mencetak
lulusan lulusan MIN yang berkualitas Tinggi dan mempunyai akidah Islamiyah yang
kuat serta mampu bersaing dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi
·
Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang
secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
·
Menumbuhkan
dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan
dan seni.
·
Meningkatkan
penguasaan terhadap pengetahuan dan nilai-nilai ajaran agama Islam
·
Mewujudkan
insan muttaqin, berilmu, beramal, berani, kreatif berwawasan, berakhlaq dan
komit terhadap Islam.
Ø
TUJUAN
Bertolak dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Al-Hasan
yang memadukan pendikan Islam dan pendidikan formal dalam satuan kurikulum
pembelajaran diharapkan dapat tercapai dua tujuan,yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus dengan penjabaran sebagai berikut :
a. Tujuan Umum :
Menyiapkan
generasi muda yang beriman dan bertaqwa sebagai kader-kader dalam proses
penguasaan, pengembangan dan penerapan iptek untuk keunggulan umat Islam dimasa
mendatang.
b. Tujuan Khusus :
a) Memperluas keikutsertaan warga Negara
Indonesia untuk menikmati pendidikan pada umumnya dan agama Islam pada
khususnya, dalam pengertian yang seluas-luasnya. (Q.S. At Taubah : 122)
b) Membekali masyarakat dengan memberikan
keseimbangan antara ilmu pengetahuan umum dan agama, ilmu dan amal
pengabdiannya kepada Khaliq Pencipta
c) Mempersiapkan kader-kader pelestari
pembangunan yang berakhlak mulia, memilikii wawasan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang luas, penuh tanggungjawab dan berorientasi pada kaidah-kaidah
syari’ah agama. (Q.S. Hud : 61)
d) Menyiapkan generasi muda yang beriman
dan bertaqwa serta menjadi kader-kader propesional dalam penguasaaan agama dan
pengembangan ilmu serta teknologi.
e) Mencetak lulusan-lulusan MIN yang
berkualitas unggul dengan memiliki aqidah Islam yang kuat serta seimbang antara
ilmu dan amal.
f) Menampung aspirasi masyarakat untuk terus
belajar dan mendorongnya agar termotivasi mendukung pentingnya pendidikan
sebagai upaya positif bagi perubahan.
Ø
Data Tenaga Pendidik
dan Kependidikan
1.
Kepala Sekolah :
Y. Hayati, S.Ag
NIP :
196311241993032001
2.
Jumlah Guru :
18 orang
3.
Jumlah Tenaga TU :
1 orang
4.
Jumlah Pustakawan :
1 orang
5.
Pembantu Sekolah :
2 orang
Ø
Data Fisik Sekolah
1.
Luas Tanah :
750 m2
2.
Luas Bangunan :
500 m2
3.
Status Tanah :
Hak Milik
Ø
Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mishbah Cipadung Bandung antara lain:
1.
Ruang belajar 12
ruang
2.
Perpustakaan 1
ruang
3.
UKS 1
ruang
4.
WC Guru 1
ruang
5.
WC Siswa/i 2
ruang
Ø
Metoda
Setiap guru tentunya memiliki perbedaan dalam
menggunakan metoda dalam proses mengajar ini ditentukan sesuai dengan mata
pelajaran apa yang dipegang. Namun secara garis besar metoda yang digunakan
oleh masing- masing guru diantaranya, diskusi, tana jawab, ceramah, dll.
Ø
Kurikulum
Standar dalam
penyusunan kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan merujuk pada standar yang
telah dikemas secara Nasional dengan pengembangan yang dikondisikan pada
kebutuhan lokal yang menjadi pemberangkatan penyusunan pembelajaran. Sehingga,
pemberdayaan semua pelaku pendidik Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan turut terlibat
dalam penyusunan dan mengembangkan arah pendidikan yang diamanatkan dan dalam
peraturan perundangan dapat tercapai terutama dalam menentukan kompetensi
kelulusan tingkat dasar sebagai landasan peletakan kecerdasan dasar,
pengetahuan, kepribadaian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Maka, menjadi tendensinya setelah tamat
belajar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan diharapkan siswa memiliki kemampuan
dasar untuk mengaflikasikan ilmu terhadap masyarakat.
Muatan kurikulum
Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.
1.
Mata Pelajaran
Mata pelajaran
beserta alokasi waktu di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan terdiri dari :
Kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak meliputi :
a.
Qurdis
b.
Akidah akhlak
c.
Fikih
d.
SKI
e.
Bahasa Arab
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan meliputi :
a.
Pendidikan kewarganegaraan
b.
Bahasa Indonesia
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi meliputi :
a.
Matematika
b.
IPA
c.
IPS
Kelompok mata pelajaran estetika meliputi :
Seni budaya dan Ketermapilan
Kelompok mata
pelajaran Jasmani, Olahraga, dan kesehatan meliputi:
Pendidikan
Jasmani dan Olahraga
2.
Muatan Lokal
Muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas potensi daerah. Substansi muatan lokal di Madrasah Ibtidaiyah
Al-Mishbah meliputi :
a.
Bahasa daerah / bahasa Sunda
b.
Bahasa Inggris
c.
PLH
d.
TIK
4
Susunan pengurus kepemimpinan
Personalia disebut juga kepegawaian atau karyawan
yang dapat diartikan semua manusia yang bergabung di dalam kerja sama pada
suatu sekolah untuk melaksanakan tugas-tugas di dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Mereka terdiri dari : Kepala Sekolah, TU, Bendahara, Komite
Sekolah, Wali kelas dan siswa.
Adapun struktur kepengurusan Madrasah Ibtidaiyah Al-Hsan
adalah sebagai berikut :
1.
Kepala Sekolah
Kepala sekolah
merupakan penanggung jawab langsung dari semua kegiatan sekolah dan siswa. Oleh
karena itu, kegiatan apapun yang menyangkut dengan sekolah harus ditetapkan
atau disetujui terlebih dahulu oleh kepala sekolah.
2.
Tata Usaha
Tata Usaha bertanggung jawab untuk semua kegiatan di
tata usaha baik dalam pengadaan, penyimpanan dan pendistribusiaan :
1)
Sarana dan prasarana sekolah
2)
Berita acara penerimaan atau pengeluaran barang
3)
Berita acara pemeriksaan barang
4)
Laporan triwulan atau tahunan tentang kondisi barang
5)
Buku pembelian barang
6)
Buku penerimaan barang
7)
Buku induk barang
8)
Melakukan koodinasi dengan PKS sarana dan mengkoorninir staf yang terkait dalam
pelaksanaan yang tertera dari no 1 s/d 7
9)
Memeriksa daftar hadir tenaga tata usaha secara
berkala
10) Mengikuti upacara
bendera setiap hari senin sesuai dengan jadwal
Dalam
pengurusan tata usaha terdapat berbagai golongan sama seperti halnya golongan
kerja guru. Adapun cara untuk meningkatkan golongan kerja kepegawaian tata
usaha adalah :
1)
Prestasi kerja
2)
Masa kerja yang sudah mencapai 14 tahun baru dapat
mengajukan kenaikan golongan kerja
3.
Bendahara
Mencatat laporan
keuangan baik itu yang masuk maupun yang dikeluarkan atau yang digunakan untuk
belanja keperluan sekolah. Laporan yang telah dibuat selanjutnya di setujui
atau ditandatangani oleh kepala sekolah dan menjadi laporan pertanggunga
jawaban kepala sekolah dalam hal yang bersangkutan dengan keuangan.
4.
Komite Sekolah
Komite sekolah adalah
orang yang mengawasi dan mengontrol semua program yang direncanakn oleh kepala
sekolah dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
5.
Guru kelas
Guru atau pendidik bertugas sebagai penanggung jawab
atas keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas.
6.
Siswa
Siswa adalah peserta didik yang belajar di sebuah
lembaga pendidikan.
7.
Penjaga Sekolah
Penjaga sekolah adalah
orang yang bekerja di sekolah dan memimiliki tanggung jawab dalam hal
mengamankan semua aset atau barang-barang milik sekolah dan juga sekaligus
bertugas menjaga kebersihan sekolah.
5
Suksesi/proses kepemimpinan
Proses kepemimpinan yang dianut
disini adalah sistim tunjuk langsung ini terjadi mungkin karena lembaga ini
adalah lembaga milik pribadi makanya pemimpinnya pun otomatis memakai KKN atau
sistim kekeluargaan. Walaupun ada permusyawarahan dalam pemilihan kepemimpinan
disini namun dalam kenyataannya tetap saja bagi orang yang tidak ada hubungan
keluarga dengan pemilik lembaga akan sangat sulit sekali untuk berpeluang
menjadi pemimpin karena dalam musyawarahpun itu hanya membahas jika calon
peimpinnya itu ada lebih dari satu dan nantinya staf yang lain diminta untuk
berpendapat siapa yang pantas enjadi pemipin mereka dari calon yang ada dan
tentunya calonnya itu adalah mereka yang punya hubungan kekeluargaan/darah
dengan pemilik lembaga ini.
6
Sistem kepemimpinan
Sistem kepemimpinan yang dimaksud
disini adalah bagaimana gaya seorang pimpinan dalam lembaga yang saya teliti.
Yang mana dalam lembaga ini gaya kepemimpinan yang digunakan adalah gaya Pseudo demokratis. Pseudo demokratis yang berarti
palsu, pura-pura. Pemimpin semacam ini berusaha memberikan kesan dalam
penampilannya seolah-olah dia demokratis, sedangkan maksudnya adalah otokrasi,
mendesakkan keinginannya secara halus. Tipe kepemimpinan pseudo-demokratis ini
sering juga disebut sebagai pemimpin yang memanipulasikan demokratis atau
demokratis semu. Berkaitan dengan ini Kimball Willes menyebutkan bahwa cara
memimpinnya tipe kepemimpinan pseudo-demokratis itu seperti diplomatic
manipulation atau manipulasi diplomatis. Jadi, pemimpin pseudo demokratis
sebenarnya adalah orang otokratis, tetapi pandai menutup-nutupi sifatnya dengan
penampilan yang memberikan kesan seolah-olah ia demokratis.
7
Kegiatan Kepemimpinan
Karena ini adalah lembaga
pendidikan maka kegiatan kepemimpinannya pun adalah mendidik anggota/siswa-siswi
dengan cara belajar formal sekolah supaya mereka menjadi manusia yang cerdas
dan berguna sebagaimana yang tertuang dalam visi dan misi organisasi.
8
Produk/hasil kepemimpinan
Hasil dari lembaga/organisasi madrasah
ibtidaiyah Al-Hasan ini adalah melahirkan manusia yang pandai berfikir dan
mampu menuangkan hasil pemikirannya sehingga berguna bagi semua orang.
B. Analisis
a. Teori kepemimpinan
1) Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis
ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “the greatma theory”
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “the greatma theory”
Dalam
perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian
2) Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kea rah dua hal :
Pertama
yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yangØ menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti:
membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi
dengan bawahan.
Kedua
disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi
dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa
yang akan dicapai.
Jadi
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi juga.
Kemudian
juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan
seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan
perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3) Teori
kontingensi
Mulai berkembang
th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang
optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini
disebut sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini
mempunyai beberapa ciri:
-
Substansinya adalah manusia bukan tugas.
- Kurang
menekankan hirarki
-Struktur
saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
-Kebersamaan
dalam nilai, kepercayaan dan norma
-Pengendalian
diri sendiri, penyesuaian bersama.
4) Teori
Behavioristik
Behaviorisme
merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang
efektif bila ada pemahaman tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia
sebagai pelaku.
Beberapa
tokohnya, antara lain:
a. Maslow
Individu
mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs,
esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan
suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan
tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
b.
Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X
dan teori Y
Teori X
melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja
dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan
produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer
perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk
berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
5) Teori
Humanistik
Teori ini
lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya dicirikan
dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori Humanistik
dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas
McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan
“motivated organism”. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu.
Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas
untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada
waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati, didalam
Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan yang
sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan,
dan kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan
dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan,
dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk
menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard,
Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda
lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan
orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
b. Temuan penelitian
Dari penelitian yang saya lakukan
yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan ini banyak yang saya temun sehingga tidak
mungkin untuk memaparkan semuanya disini, dengan demikian maka apa yang saya
temukan ketika penelitian disini saya lampirkan di lampiran.
c. Simpulan
Setelah saya melakukan penelitian
tentang kepemimpinan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan maka saya dapat
menyimpulkan, yaitu:
1. Kepemimpinan pada organisasi yang sifatnya milik sendiri
cenderung otokratis.
2. Dalam kepemimpinan yang menganut gaya Pseudo demokratis hubungan antara top manager dengan
low atau bahkan midle manager cenderung kurang harmonis.
C. Sumber
1. Informan
1) Yani Nuraeni, beliau adalah salah satu dari penggagas
berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Al-Hasan ini. Namun sekarang beliau sudahtidak
aktif lagi di pengurusan madrasah karena usianya yang sudah berkepala enam.
2) Wahyu Mulyana, beliau adalah staf pegawai di bagian Tata
usaha dan beliau adalah orang yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan
madrasah, dengan kata lain beliau adalah sumber daya organisasi eksternal.
3) Iman Permana, dia adalah siswa kelas empat yang berasal
dari sekitar madrasah.
2. Rujukan
Soekarto Indrafachrudi, Mengantar
Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993).
Aan Komariah, at.al., Visionary
Leadership: Menuju Sekolah Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).
Bernardine R., Kepemimpinan:
Dasar-dasar dan Pengembangannya (Yogyakarta: Andi, 2005).
Dodi Wirawan Irawanto,
Kepemimpinan: Esensi dan Realitas (Malang: Bayumedia publishing, 2008).
Kartini Kartono. Dr. Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 1998.
YW. Sunindhia, SH, Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1993.
D. Lampiran
Posting Komentar