manusia sebagai pusat kosmos

MANUSIA SEBAGAI PUSAT KOSMOS

A.Manusia yang Bersifat Unik
Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri: 1) organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya, 2) mengadakan metabolism atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan keluar, 3) memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar, 4) memilki potensi untuk berkembang, 5) tumbuh dan berkembang, 6) berinteraksi dengan lingkungannya, dan 7) bergerak.
Ilmu pengetahuan alam itu bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu cirri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu semacam itu tidak dimiliki oleh makhluk lain jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, sungai, atau angin. Angin dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya sendiri tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal. Begitupun dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang, mereka memang menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atu gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung mencari air yang nampak berlangsung sepanjang zaman. Hewan tingkat tinggi pun memberikan reaksi tehadap lingkungan dengan mengadakan penjelajahan, ingin tahu daerah lain, misalnya harimau atau burung ingin tahu tempat lain untuk memperoleh makanan dan sebagainya. Rasa igin tahu atau kuriositas pada hewan itu didorong oleh naluri (instinct) dan oleh Asimov (1972) disebut idle curiosity. Naluri itu bertitik pusat pada mempertahankan kelestarian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman.
Manusia mempunyai naluri seperti tunbuhan dan hewan, tetapi juga mempunyai akal- budi sehingga rasa ingin tahu itu tidak tetap sepanjang zaman. Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Rasa tahu manusia tidak pernah dapat dipuaskan. Manusia bertanya terus setelah tahu apa, maka ingin tahu bagaimana dan mengapa. Misalnya, manusia purba hidup dalam gua-gua, tetapi berkat pengetahuan yang bertambah terus, menusia modern bertempat tinggal dalam gedung-gedung yang kokoh dan indah seperti saat ini. Kecuali untuk memenuhi kepuasan manusia, ilmu pengetahuan juga berkembang untuk keperluan praktis agar hidupnya lebih mudah dan menyenangkan.

B.Perkembangan Alam Pemikiran Manusia
1.Mitos
Perkembangan selanjutnya adalah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, jadi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia mereka-reka sendiri jawabanya, sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?” karena tak dapat dijawab, mereka mereka-reka dengan jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu “bidadari.” Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?” karena tak tahu jawabanya maka direka-reka sendiri dengan jawaban “Yang berkuasa dari gunung itu sendiri marah.” Disini muncul pengetahuan baru yang disebut”yang berkuasa.” Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama muncullah anggapan adanya “yang berkuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, kilat, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana rembulan. Pengetahuan-pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengamatan pengamalan dan kepercayaan itu kita sebut dengan “mitos”. Adapun cerita yang berdasarkan atas mitos ini disebut “legenda.” Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena kterbatasan alat indera manusia misalnya:

1.Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata.
2.Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau di atas tiga puluh ribu per detik tak terdengar.
3.Alat Penciuman dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap dan diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis rasa yaitu rasa manis, masam, asin dan pahit. Melalui bau, manusia dapt membedakan satu benda dengan yang lain, namun tidak semua orang bisa malakukannya.
4.Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relative, sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda di antara manusia: ada yang sangat penglihatannya ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.
2.Coba-coba
Selanjutnya karena pengetahuan dan rasa ingin tahu manusia terus berkembang, keinginan manusia tidak hanya cukup dengan jawaban yang menerka-nerka namun terus melakukan percobaan untuk memenuhi keinginan atau naluri hidup.

3.Zaman Mesir Kuno
Puncak pemikiran pada zaman Mesir Kuno adalah pada zaman Babylonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang-orang Babylonia tentang alam semesta antara lain adalah bahwa alam semesta itu seperti suatu ruangan atau selungkup. Bumi tiu datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dengan bintang merupakan atapnya. Disitu ada semacam jendela sehingga air hujan dapat sampai kebumi.
Namun, yang menakjubkan adalah bahwa mereka telah mengenal ekliptika atau bidang edar matahari, dan telah menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar kembali ke tempat semula, sama dengan 365,25 hari.
Horoskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan juga berasal dari zaman Babylonia ini. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada juga pada masa kini, dapat menerimanya karena pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengamalan tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidup sehari-hari yang mereka hadapi. Pengetahuan ajaran orang –orang Babylonia itu setengahnya memang berasal dari hasil pengamatan maupun pengamalan namun setengahnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengetahuan semacam ini dapat kita sebut sebagai “pseudo science”, artinya mirip sains tapi bukan sains.

4.Rasional (Yunani)
Suatu pola berpikir yang satu langkah lebih maju daripada mitos ataupun “pseudo science” tersebut di atas ialah penggabungan antara pengamatan, pengamalan dan akal sehat atau rasional. Sebagai contoh adalah ajaran orang-orang Yunani pada 600-200 SM. Sebagai tonggak sejarah dapat disebutkan di sini seorang ahli piker bangsa Yunani bernama Thales (624-546 SM), seorang astronom yang juga ahli di bidang matematika dan teknik. Ialah yang pertama berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan sinarnya sendiri sedangkan bulan hanya sekedar memantulkan cahayanya dari matahari. Ia juga perpendapat bahwa bumi merupaka suatu piring yang datar yang terapung di atas air. Dialah orang pertama yang mempertanyakan asal-usul dari semua benda yang kita lihat di alam raya ini. Ia berpendapat bahwa adanya beraneka ragam benda-benda di ala mini sebenarnya merupakan gejala alam saja bahan dasarnya amat sederhana dan sama. Unsure dasar tersebut membentuk benda-benda beraneka ragam itu melalaui suatu proses, jadi tidak terbentuk begitu saja. Unsure dasar tersebut menurut Thales adalah air.
Karena kemampuan berpikira manusia makin maju dan disertai pula oleh perlengkapan pengamatan, misalnya berupa teropong bintang yang makin sempurna, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan orang. Mereka cenderung menggunakan akal sehatnya atau rasionya. Orang-orang Yunani lainnya yang patut dicatat sebagai pemberi iuran kepada perubahan pola berpikir masa itu ialah:
a.Anaximander (610-546 SM) seorang pemikir yang sezaman dengan Thales berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat itu berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya. Langit dengan segala isinya itu beredar mengelilingi bumi, pendapat ini bertahan hingga dua abad lamanya. Ia juga mengajarkan membuat jam “jam matahari” atau penunjuk waktu yaitu dengan sebuah tongkat yang tegak di atas bumi yang horizontal maka bayangan tongkat menjadi petunjuk waktu, dan juga menentukan titik balik matahari.
b.Anixemenes (560-520 SM) berpendapat bahwa unsure-unsur dasar pembentukan semua benda itu adalah air. Namun, air merupakan salah satu bentuk saja. Ia dapat merenggang menjadi api (gas) atau memadat menjadi tanah (pada). Inilah yang merupakan teori pertama tentang transmutasi unsure-unsur. Namun Herakleitos (560-470 SM) member koreksi terhadap pendapat itu, Ia berpendapat bahwa justru apilah yang menjadi penyebab adanya transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti apa adanya.
c.Pythagoras (kurang lebih 500 sM) berpendapat bahwa sebenarnya unsure dasar ada empat, bukan sat yang dapat berubah ke dalam tiga bentuk unsure lainnya seperti yang diungkapkan oleh orang-orang sebelumnya. Keempat unsurdasar itu adalah tanah, api, udara, dan air. Pythagoras juga terkenal di bidang matematika. Salah-satu penemuannya yang terpakai sampai sekarang adalah yang kita kenal sebagai “dalil Pythagoras” tentang segitiga siku-siku.
d.Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat unsua dasar tanah, air, udara, dan api yaitu dengan memperkenalkan adanya tenaga penyekat atau tarik menarik dengan tenaga pemisahan atau tolak-menolak.
e.Plato (427-347 SM) mempunyai titik tolak berpkir yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya, ia yang sastrawan itu menghindari pemikiran yang terlalu materialistic seperti Demokritos dan Empedokles. Menurut Plato, keanekaragaman yang nampak ini sebenarnya suatu duplikat saja dari suatu yang kekal dan immaterial.
f.Aristoteles (348-322 SM) ia merupakan pemikir terbesar pada zamannya. Ia membukukan intisari dari ajaran orang-orang sebelumnya. Ia membuang hal-hal yang tidak masuk di akalnya dan menambahkan pendapatnya sendiri. Bukunya merukan ensiklopedia pengetahuan masa itu. Tentang dasar itu menyebutkan adanya zat tunggal yang disebut “Hule”. Zat tunggal ini tergantung dari kondisinya, dapat berbentuk tanah, air, udara atau api.

5.Wahyu (0-632 M)
Pada zaman ini turunlah Nabi Isa A.S yang merupakan titah dari Tuhannya untuk membimbing manusia kejalan yang benar, pada saat itu peradaban bangsa Arab sudah mengenal kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa seni dan penggunaan metode berpikir meskipun masih sangat sedernaha. Namun manusia masih menyembah patung dan roh-roh sebagai nenek moyang mereka, yang mereka anggap sebagai penolong mereka dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul pada masa itu. Namun Nabi Isa A.S datang untuk menjelaskan kepada mereka bahwa semua alam dan isinya ini hanya Allah yang menciptakan sehingga hanya Allahlah yang patut mereka sembah, tapi pada masa itu Nabi Isa A.S mengalami pemberontakan yang sangat hebat banyak dari mereka yang tidak mempercayai Nabi Isa A.S sebagai Nabi Allah sehingga mereka mencoba untuk membunuhnya namun Allah menyelamatkan nabi Isa dikala itu.
Setelah nabi Isa tidak ada lahirlah Nabi Muhammad Saw yang membawa kebangkitan besar bgi umat manusia pada zaman itu semua ilmuan mengakui perubahan terbesar yang terjadi di dunia adalah perubahan yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw. Pada saat itu Rasul mengajak manusia untuk mengenal Tuhan dan menghapuskan segala penindasan yang terjadi pada zaman itu, Rasul pun memperkenalkan manusia dengan indahnya pengetahuan dan mudahnya segala urusan dengan ilmu. Sehingga peradaban bangsa Arab semakin maju sampai mampu menaklukan berbagai Negara di Dunia.

6.Wahyu, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Kriteria atau patokan suatu rambu-rambu untuk menentukan benar atau tidak benarnya sesuatu untuk masuk status tertentu. Pengetahuan termasuk kategori ilmu pengetahuan jika criteria berikut dipenuhi, yakni: teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal. Tujuan Ilmu Alamiah menurut beberapa ahli adalah mencari kebenaran tentang objeknya, da kebenaran itu relative. Alam semesta sebagai objek penyelidikan mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisis, aspek kiniawi, aspek biologis, aspek ekonomis, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa argumentasi, ilmu pengetahuan atau sains dala arti luas dibedakan atas berikut:
a.Ilmu Pengetahuan Sosial, meliputi: psikologi, pendidikan, antropologi, emologi, sejarah, ekonomi, sosiologi.
b.Ilmu Pengetahuan Alam, meliputi: fisika, kimia,biologi.
c.Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA), meliputi: geologi, astronomi, geografi.
Pada zaman ini lahirlah filosof-filosof Islam, seperti Avicenna (Ibn-Shina, abad 11), seorang ahli ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kedokteran, filosof. Dan ahli lainnya dari dunia Islam, yaitu: Al-Biruni, seorang ahli ilmu pengetahuan yang asli dan kontemporer (abad 11). Al-Khawarizzini, Al-Farghani, Al-Batani (abad 9), Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad 11), Al-Kindi, Al-Farabi (filosof abad 10), Al-Gazali (filosof abad 11), da Averoes (Ibn-Rushd).



7.Zaman Modern
Pada zaman ini ilmu pengetahuan sudah tidak diragukan lagi semua sudah serba canggih dan teknologi sudah sangat maju, tanpa ingsang manusia mampu berenang bagaikan ikan, tanpa sayap manusia mampu menembus silajuardi biru bagaikan burung. Itulah kelebihan manusia dari makhluk lainnya dan manusia sebagai pusat kosmos.

3 komentar:

  1. yang maju dan menjadi pusat kosmos kok ujung2nya cuma ARAB .... lalu bangsa kit sendiri dimana ??? Arab sendiri banyak bertualang krn negri miskin jauh sama sekali dengan kekayaan nusantara.

  1. itu khan dulu...
    klo d lihat dr sejarah bangsa kita emg msih ktinggalan jauh dmna bangsa arab sudah memulai peradabannya..

Posting Komentar