Pengamat dari Universitas Airlangga Surabaya Bambang
Budiono MS M. Sosio mengatakan 72 undang-undang di Indonesia diintervensi
asing. Hal itu membuat Pancasila dikepung dua ideologi fundamentalisme yakni
fundamentalisme pasar dan fundamentalisme agama, kata dosen Fisip Unair ini di
Surabaya,
Menurut antropolog itu, kepungan tersebut terlihat
dari adanya 75 persen pertambangan, 50,6 persen perbankan, 70 persen jaringan
telekomunikasi, dan 65 persen agroindustri di Indonesia yang sudah dikuasai
asing. Kepemilikan asing itu antara lain 70 persen jaringan telekomunikasi yang
dimiliki Kuwait, sedangkan agroindustri antara lain 65 persen kecap dikuasai
AS, delapan persen sawit dikuasai Singapura, dan 12 persen sawit dikuasai
Malaysia, katanya.
Selain itu, 100 persen teh dan makanan ringan merk
tertentu juga dimiliki Inggris, kemudian 74 persen minuman ringan dikuasai
Prancis. Hal tersebut terjadi, karena kepemilika asing itu masuk dalam 72 UU
dengan kompensasi utang dan bantuan teknis kepada Indonesia, di antaranya UU
minyak dan gas, UU telekomunikasi, UU listrik, UU sumberdaya air, dan
sebagainya, katanya.
Bahkan, kata dia ada badan asing yang berkantor di
DPR untuk mengawali UU tersebut. Tidak hanya itu, pendidikan dan kesehatan juga
dimasuki. Sekarang 49 persen pemain asing sudah diizinkan masuk pendidikan, dan
juga swastanisasi rumah sakit, katanya.
Oleh karena itu, kata mantan Direktur Pusham Unair
ini, pertumbuhan ekonomi harus diwaspadai, karena keuntungan dari pertumbuhan
tersebut bukan menjadi milik Indonesia, melainkan milik kalangan asing. Kalau
mau selamat, solusinya adalah kembali kepada Pancasila yang digali Bung Karno,
tetapi solusi itu tidak mudah, sebab fundamentalisme sudah mengepung
kita, katanya.
Bung Karno mengatakan revolusi belum selesai, tetapi
maksudnya adalah revolusi karakter terkait kemandirian politik, ekonomi, dan
seni budaya, tetapi revolusi itu pula yang membuat Bung Karno jatuh, karena
negara lain ingin menjajah Indonesia secara politik, ekonomi, dan budaya, kata
rektor Universitas Mahendradatta, Bali itu.
Penguasaan Asing Atas Ekonomi Indonesia Sudah Melewati
Batas
Jakarta (SJ) - Pengamat ekonomi Kwik Kian Gie,
menyayangkan beragam kebijakan pemerintah yang lebih pro pada investor asing,
yang pada akhirnya mengakibatkan kekuatan ekonomi Indonesia dikuasai oleh
asing. Dari data yang dimiliki Kwik, kekuatan ekonomi kita tidak lebih dari 2
persen hingga 8 persen saja. Kwik pun menyalahkan masalah ekonomi ini kepada
para Menteri Ekonomi.
Indonesia kini dikuasai oleh asing,
kekuasaan ekonomi apalagi. Saham saham penting milik negara dan sumber daya
alam sudah lebih dari setengah telah beralih kepemilikan oleh koorporasi asing,
terang Kwik, sambil menyebut bahwa kepenguasaan asing di tambang tambang yang
menghasilkan emas, perak dan tembaga kini telah mencapai 90 persen.
Tidak hanya itu saja, menurut pakar
ekonomi ini, tambang minyak yang ada di negara ini malah sudah sekitar 90
persen dikuasai oleh investor asing. Begitu pula dengan roda ekonomi mulai dari
kepemilikan saham Indosat yang kini dimiliki asing
Padahal sejak tahun 1967 lalu,
negara membatasi ruang gerak koorporasi asing masuk Indonesia, dengan hanya
bisa terjun dan masuk ke roda perekonomian dengan jumlah sekitar 5 persen saja.
Namun mulai tahun 1994 asing mulai menggebrak pasar dengan pencapaian sekitar
60 persen hingga 80 persen.
Dan kini hasilnya sudah hampir
mencapai 92 persen perusahaan dan aset aset negara yang didapat melalui alam,
sudah dikuasai oleh asing. Bagaimana mungkin ekonomi kerakyatan dikatakan maju,
katanya di Jakarta Jumat 2 Agustus 2011.
Intervensi asing terhadap perekonomian
Indonesia juga dirasakan oleh anggota komisi III DPR fraksi Golkar Bambang
Ssatyo. Kepemilikan asing dibeberapa saham milik kita sudah melewati batas. Ini
harus segera kita seriusi, terang Bambang seperti dilansir matanews.com yang
mengaku terkejut dengan data yang dibeber oleh Kwik.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo
meminta Bank Indonesia (BI) dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mendorong perbankan agar
mengurangi kepemilikan asing. Agus merasa khawatir, jika industri perbankan
Indonesia tidak mempersiapkan diri dengan baik maka pada saat pemberlakuan
ASEAN Economy Community, maka lapangan kerja di industri tersebut makin mudah
dicaplok oleh tenaga-tenaga asing.
Data Bank Indonesia, per Februari
2011 terdapat empat bank persero, 36 bank umum swasta nasional (BUSN) devisa, 31 BUSN non devisa, 26 bank
pembangunan daerah, 14 bank campuran, dan 10 bank asing. Kredit yang dikucurkan
bank asing mencapai Rp117,057 triliun per Februari 2011. Dana pihak ketiga yang
dihimpun sebesar Rp127,249 triliun. Total aset 10 bank asing sebesar Rp228,171
triliun.[matanews/sj]
Kekayaan Hutan Lindung Gorontalo TNBNW dan
explorasipertambangan
Luas kawasan Taman Nasional Bogani
Nani Wartabone seluruhnya 287.115 hektar, dengan perbandingan 117.115 hektar (62,32%)
berada di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow di bagian timur dan 110.000
hektar (37,68%) masuk dalam wilayah Kabupaten Bone Bolango di bagian barat.
sangat di sayangkan apabila hutan sebagus dan seindah inirusak akibat dari
explorasi pertambangan yang hanya mengejar dan memuaskan hasrat keserakahan.
Secara geografis Taman Nasional Bogani Nani Wartabone terletak pada garis
lintang antara 0?.20™ “ 0?.51™ Lintang Utara (LU) dan 123?.06™ “ 124?.18™ Bujur
Timur (BT). Jika dilihat pada peta
kawasan maka Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) terletak memanjang
dari timur ke barat persis pada rantai pengembangan yang ada di dua daerah ini.
Secara administratif kawasan Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone berada pada dua wilayah kabupaten dan dua
wilayah propinsi yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow, Propinsi Sulawesi Utara dan
Kabupaten Bone Bolango, Profinsi Gorontalo.
Secara geologi kawasan Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone erat hubungannya dengan pembentukan pilat (lempengan)
Australia/Papua dengan lempengan Asia yang terjadi sekitar 15-25 juta tahun
yang lalu. Sebagian lempengan Australia/Papua bergerak menuju utara yang
dimulai sekitar 45 juta tahun yang lalu dan melengkung di bawah dasar kristalin
Asia dengan kecepatan beberapa sentimeter setahun dan menyebabkan pergerakan
vulkanik dan tektonis yang kuat.
Formasi vulkanis yang tertua dengan
batuan vulkanis dasar terdapat di sebelah timur dan selatan lembah Dumoga dan
membentuk rangkaian pegunungan ke pantai utara di Labuan Uki. Sedang di bagian
selatan Gunung Mogogonipa serta membentuk gunung-gunung kecil yang terdiri dari
batuan lava, konglomerat dan breccia. Lembah utama termasuk Bone, Pinogu,
Dumoga, dan Mongondow hulu berarah timur barat, bersama lembah retakan sempit
sungai-sungai di Mongilo (jaringan Bolango).
Air Terjun Lombongo
Air terjun Lombongo yang terletak
di dalam kawasan TN BNW terdiri dari dua air terjun, yaitu air terjun Lombongo
I dengan tinggi 20 Meter; berjarak 3 km dari pintu masuk obyek wisata alam
Lombongo, dapat ditempuh dengan berjalan kaki menelusuri jalan trail yang ada
selama ± 1 jam dan air terjun Lombongo II dengan tinggi 30 meter; berjarak 4
km dari pintu masuk dengan waktu tempuh ± 2 jam. Selain menikmati panorama
alam dengan keindahan tajuk hutan primer yang menghijau, pengamatan satwa-satwa
yang ada di sekitar obyek, pengamatan burung (Bird Watching), berfoto, mandi,
lintas alam, fotografi, dan berkemah. Adanya dukungan sarana prasarana yang
memadai Kabupaten Bone Bolango seperti akomodasi, warung makan dan souvenir
serta aksesibilitas yang cukup baik menyebabkan air terjun Lombongo khususnya
air terjun Lombongo I banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan
wisatawan nusantara. Pemandian Air Panas, Sungai Boliohuto dan Air Terjun
Lombongo merupakan obyek wisata alam yang berada dalam satu lokasi yang saling
berdekatan yaitu di Desa Lombongo, sehingga dapat digabungkan menjadi satu
paket wisata yang lengkap.
Pemandian Air Panas Lombongo
Obyek wisata pemandian air panas di
Lombongo merupakan salah satu lokasi wisata alam yang terletak di Kabupaten
Bone Bolango dengan prospek yang sangat menjanjikan. Hal ini dilihat dari
frekuensi kunjungan yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Pemandian
Air Panas Lombongo yang saat ini dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bone
Bolongo berada pada lokasi yang berbatasan langsung dengan kawasan TN BNW.
Sehingga sebagian besar pengunjung yang mengunjungi pemandian air panas juga
akan menghabiskan waktu dengan berendam di Sungai Boliohuto yang berada dalam
kawasan TN BNW. Jaraknya yang sangat dekat dari ibu kota Provinsi yaitu ± 18
km dengan waktu tempuh ± 20 menit dan dari ibu kota Kabupaten Bone Bolongo
dengan jarak ± 8 Km dengan waktu tempuh ± 10 menit merupakan keunggulan lain
dari OWA ini. OWA ini merupakan tempat yang sempurna untuk berakhir pekan
dengan dukungan fasilitas pengunjung yang lengkap seperti cottage, warung
makan, kafe serta kolam renang air panas yang dapat dimanfaatkan setiap saat.
Sungai Boliohuto
Sungai boliohuto merupakan sungai
yang mempunyai aliran air yang sangat stabil, jernih dan sejuk. Jaraknya yang
begitu dekat dengan pemandian air panas dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki
selama ± 10 menit dengan dukungan sarana prasarana yang memadai di sekitar
obyek berupa 2 buah jembatan gantung dengan panjang masing-masing ± 30 m serta
adanya aksesibilitas yang baik menjadikan sungai boliohuto sebagai salah satu
obyek wisata alam yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Sungai Boliohuto
selama ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mandi sambil berendam.
Gua Batu Berkapur
Gua Batu Berkapur merupakan gua
dengan keindahan stalaktit dan stalaknit. Berada sekitar 30 Km dari ibu kota
kabupaten atau 10 km dari pinggir kawasan TN BNw dapat ditempuh selama 2,5 jam.
Minimnya sarana prasarana yang ada menyebabkan Gua Batu Berkapur belum banyak
dikunjungi oleh baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Beberapa jenis kegiatan yang
penting dan potensial untuk dikembangkan pada obyek wisata alam lokasi
Hungayono adalah menikmati panorama alam dengan keindahan tajuk hutan primer
yang menghijau dan menawan, menikmasti gua batu berkapur dengan stalaknit dan
stalaktit, pengamatan satwa-satwa yang ada di sekitar obyek, pengamatan burung (Bird Watching) khususnya burung maleo, panjat
tebing, berfoto, fotografi, lintas alam, mandi dan berkemah.
Air Terjun Mengkang
Terletak di dalam kawasan TN Bogani
Nani Wartabone, dalam wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Doloduo, dimana pintu
masuknya dari Desa Mengkang. Terletak sekitar 6 km dari pintu masuk Desa
Mengkang, Kecamatan Lolayan dengan waktu tempuh 1-2 jam perjalanan dari Kantor
Balai TN BNW.
Air Terjun ini memiliki ketinggian
sekitar 20 meter, dengan debit air yang relatif stabil. Aktivitas para
pengunjung pada umumnya mandi, melihat atraksi satwa, potensi flora, dan
panorama alam, disepanjang jalan menuju ke air terjun.
Air Terjun Sungai Tumpah
OWA air terjun sungai tumpah berada
2,5 km dari komplek Bina Cinta Alam Toraut dengan waktu tempuh 90 menit dengan
jalan kaki atau ± 3 jam dari ibukota Ksbupaten. Obyek ini mempunyai daya tarik
khusus karena berada dilokasi yang merupakan habitat berbagai jenis burung
endemik yang ada di kawasan TN BNW. Perjalanan menuju air terjun akan sangat
mengesankan dengan kicauan burung-burung khas Sulawesi yang tidak ditemukan di
tempat lain selain di lokasi ini.
Fasilitas pendukung yang menjadi
keunggulan lain OWA ini adalah berada di dekat Komplek Bina Cinta Alam Toraut
sebgai fasilitas pengunjung yang dilengkapi dengan penginapan lengkap, ruang
makan dan ruang pertemuan untuk wisatawan yang membutuhkan ruang khusus untuk
berdikusi. Kunjungan ke OWA ini dapat memberikan kepuasan maksimal dengan
kombinasi berbagai alternatif kegiatan wisata yang dapat dilakukan secara
bersamaan seperti bird watching (pengamatan burung), hiking untuk mengunjungi
puncak bukit linggua untuk menikmati panorama alam nan indah, fotografi serta
berkemah (camping).
Sumber Air Panas Tambun
Sumber air panas yang ada di daerah
Tambun mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan menjadi tempat pemandian air
panasa bagi wisatawan/pengunjung. Lokasinya yang berada di OWA habitat maleo
Tmabun merupakan potensi tersendiri dari obyek ini karena dapat dikembangkan
satu paket dengan OWA habitat maleo Tmabun. Tempatnya yang relatif dekat yakni
± 50 km dari ibu kota Kabupaten dengan waktu tempuh 1,5 jam dan berada
disamping jalan beraspal merupakan salah satu keunggulan OWA sumber air panas
yang ada di Tambun.
Puncak Bukit Linggua
Bukit Linggua berada di kecamatan
Dumoga Barat dengan tinggi 700 meter dpl dapat ditempuh dengan jalan kaki dari
stasiun penelitian Toraut dalam waktu 3 jam. Dari Puncak Bukit LInggua
pengunjng dapat menikmati panorama alam berupa hampran hijau kawasan TN BNW
serta wilayah pemukiman di wilayah Dumoga. Selain menimati pemandangan,
pengunjung dapat melakukan aktivitas lain seperti fotografi dan hikinh\g.
Mengunjungi Puncak Bukit LInggua merupakan paket yang sempurna karena berada
satu lokasi dengan air terjun sungai tumpah, habitat burung khas Sulawesi serta
berada pada lokasi dengan hamparan hijau kawasan TN BNW yang mempesona. Selain
daya tarik tersebut, kunungan ke OWA ini juga memberikan kesempatan bagi
dukungan fasilitas lenkap di Komplek Bina Cinta Alam Toraut.
Habitat Maleo di Muara Pusian
Mirip dengan wisata alam di Tambun,
habitat maleo yang ada di Muara Pusian juga merupakan salah satu obyek wisata
alam (OWA) yang dapat dikembangkan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke
TN BNw khususnya wisatawan dengan minat khusus (pengamat burung).
Jarak OWA Habitat Maleo Muara
Pusian dari ibu Kota Kabupaten (KOtamobagu)
± 60 km dengan waktu tempuh 2jam. OwA Habitat Maleo Muara Pusian berada di
Desa Bumbungon Kecamatan Dumoga Timur. Minimnya sarana prasarana yang ada
dengan aksesibilitas yang relatif kurang baik khususnya pada musim hujan
menyebabkan maleo di Muara Pusian belum banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Habitat Maleo di Tambun
Tingkat keutuhan, kepekaan dan keunikan
sumber daya alam yang menonjol berupa adanya lokasi peneluran maleo (Macrocephalon maleo) yang merupakan aset
berharga bagi bangsa Indonesia bahkan sdunia Internasional merupakan potensi
wisata alam maleo di Tambun. Obyek Wisata Alam (OWA) habitat maleo di Tambun
berada di Desa Pinonobatuan, Kecamatan Dumoga Timur.
Dengan jarak obyek yang cukup dekat
dengan ibukota Kabupaten (Kotamobagu) yakni ± 50 km dengan aksesibilitas jalan
beraspal dan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua dan roda empat selama ±
1,5 jam, maka obyek wisata alam habitat maleo di Tambun merupakan obyek wisata
alam dalam kawasan TN BNW yang sangat potensial untuk terus dikembangkan.
Jenis wisata yang dapat
dikembangkan adalah wisata minat khusus, dan dapat dikembangkan satu paket
dengan sumber air panas, bird watching, menikmati panorama bukit kayu manis dan
panorama lainnya. Fasilitas pendukung yang ada antara lain menara pengintai,
shelter dan pos jaga.
Tarsius
Tarsius spectrum merupakan salah
satu primate yang terkecil di dunia, mempunya berat tubuh hanya 100 gram tetapi
memiliki mata besar, yaitu sekitar 80% dari besarnya kepala, dengan panjang
tubuh 10 cm (80 “ 160 mm), panjang ekor
25 cm. Tarsius adalah binatang malam, ia merupakan anggota kelas mamalia. Di
Sulawesi Utara dinamakan tangkasi.
Di beberapa daerah binatang ini di
anggap mempunyai kekuatan gaib sehingga di gunakan penduduk sebagai ramuan
obat-obatan. Tarsius spectrum merupakan salah satu binatang yang langka dan
sudah di lundungi undang-undang. Di kawasan Taman Nasional Bogani Nani
Wartabonedapat di jumpai di objek wisata kosinggolan dan Toraut. Habitatnya
pada rumpun bambu, alang-alang, gelagah (Spontancum saccarum) pada hutan sekunder dan
pada jalinan rumbuhan yang terdapat di pohon-pohon di hutan, diantara akar-akar
pohon pencekik yang semerawut.
Makanannya berupa kecoa, serangga,
juga binatang bertulang belakang (vertebrata)
yang kecil termasuk reptilian, burung, bahkan kelelawar. Dalam satu malam
tarsius dapat menghabiskan makan kira-kira 1/10 (sepersepuluh)dari bobot tubuhnya.
Burung Rangkong
Jenis aves endemik lainya yang
terdapat dalam kawasan TNBNW adalah burung rangkong (Aceros cassidix) atau dikenal dengan nama
burung rangkong Sulawesi ekor putih. Dihutan, rangkong sangat mudah di kenali
karena ukuran tubuhnya relatif besar dengan kombinasi warna bulu yang indah,
terutama pada bagian kepala dan leher jantan. Di kawasan TNBNW terdapat pula
jenis rangkong kecil yang di sebut kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus). Kedua jenis rangkong
ini menunjukkan tipe penggunaan kanopi pohon secara unik. Rangkong Sulawesi (Aceroscassidix) hidup dan makan secara unik
pada kanopi atas, sedangkan kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus) menempati kanopi
bawah.
Kedua jenis burung tersebut
memiliki kebiasaan bertelur yang menarik. Si jantan dengan bantuan betina,
menggunakan lumpur untuk mengurung betina dalam sarang di lubang pohon yang di
pilihnya dan hanya di tinggalkan lubang kecil untuk memberikan makan kepada si
betina. Si betina tetap terkurung dalam lubang pohon selama mengerami telurnya
dan memelihara anaknya sampai mereka mapu terbang.
Selama musim bertelur dari Juli
sampai September si jantan bekerja keras menyediakan makanan untuk keluarganya.
Buah ara (pohon beringin) merupakan
sumber makanan yang penting bagi burung-burung ini, dan menunggu dekat pohon
yang sedang berbuah merupakan cara termudah untuk mengamati burung-burung
tersebut. Burung rangkong Sulawesi ekor putih pada gilirannya juga memainkan
peran penting dalam penyebaran biji pohon itu. Burung rangkong ini oleh
penduduk/masyarakat setempat di sekitar kawasan TNBNW di sebut burung taong
atau Kalow dalam bahasa daerah Bolaang Mongondow. Burung ini banyak di temukan
dalam kawasan Taman Nasional. Mereka terbang dengan suaranya yang keras dan
parau (yang mengembang untuk menyimpan
buah-buah), si jantan mempunyai kepala mempunyai garis-garis merah, dan menurut
perkiraan burung itu memiliki garis merah baru setiap tahun. Kangkareng
Sulawesi adalah rangkong terkecil dan lebih sulit dilihat. Burung yang berwarna
indah kuning dan
hitam ini hidup berkelompok, dan
siap mempertahankan wilayahnya. Musim telurnya dari bulan April sampai Juli dan
anak-anak burung yang lebih besar membantu burung jantan dewasa menyediakan
makan bagi burung betina dan anak-anaknya yang baru menetas.
Kera Hitam Sulawesi
Jenis primata endemik adalah kera
hitam Sulawesi (Macaca nigrescen dan
Macaca nigra) atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama yakis. Yakis
banyak di temukan dalam kawasan TNBNW. Daerah penyebaran pada daerah yang
berhutan atau daerah perkebunan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional
Bogani Nani Wartabone.
kera hitam Sulawesi termasuk dalam
family Cercoophitacidae. Penampakanyan sangat mudah dikenali karena bulunya
yang hitam pekat. Ciri khas kerahitam Sulawesi yaitu ekornya yang relative
pendek, hampir tidak terlihat karena rata-rata hanya mencapai ± 2cm. kera
hitam dewasa mempunyai jambul dan pada musim kawin bokongnya berubah warnanya
menjadi merah jambu. Ukuran fisih berat badan kera dewasa rata-rata ± 7-9 kg.
kera yang baru lahir belum terliha ada bulu, dengan warna masih
kemerah-merahan. Bulu anak yakis mulai tumbuh pada umur 1-2 minggu dan berwarna
keputih-putihan. Umur 3-4 bulan bulu mulai berwana hitam, namun pada wajah
masih berwana putih. Umur lima bulan keatas keseluruhan bulunya sudah berwarna
hitam dan sudah mulai aktif.
Yakis makan buah ara (bringin atau ficus), buah rotan, buah dao dan
pisang hutan. Di dekat pemukiman makan buah kelapa, papaya, jagung dan
buah-buahan lainya. Kera hitam ini hidup berkelompok, ada kelompok kecil dan
ada kelompok besar. Aktivitas setiap hari dimulai jam 05.30 s/d 17.30, di siang
hari beristirahat pada jam 11.00 s/d 14.00.[]/boganinaniwartabone.
Selamatkan Hutan
Gorontalo..Selamatkan Hutan kita semua untuk anak cucu kita semua¦
Posting Komentar