Amil-amil Jazem
695- بِلَا وَلَامٍ طَالِباً ضَعْ جَزْمَا...
فِي الْفِعلِ هكَذَا بِلَمْ وَلَمَّا
Posisikan Jazem pada Fi'il Mudhari' sebagai
Tholab sebab dimasuki LAA (Nahi) atau Lam (Amar). Demikian juga jazem sebab LAM
(Nafi) dan LAMMAA (Nafi).
696- وَاجْزِمْ بِإنْ وَمَنْ وَمَا
وَمَهْمَا... أيٍّ مَتَى أيَّانَ أيْنَ إذْ مَا
Juga Jazemkan! (pada dua Fi'il) sebab IN,
MAN, MAA, MAHMAA, AYYUN, MATAA, AYYAANA, AINA, IDZMAA,... <lanjut ke bait
seterusnya>
697- وَحَيْثُمَا أنَّى وَحَرْفٌ إذْ مَا...
كَإِنْ وَبَاقِي الأَدَوَاتِ أَسْمَا
HAITSUMAA dan ANNAA. Adapun IDZMAA berupa
Kalimah Huruf (Huruf Syarat) seperti halnya IN. Sedangkan Amil Jazem/Adawat
Syarat sisanya (selain "Idzmaa" dan "In") berupa Kalimah Isim
(Isim Syarat).
Pada Bab sebelumnya diterangkan bahwa Fi'il Mudhari
mempunyai tiga I'rob ROFA, NASHAB dan JAZEM. Mengenai keterangan Rofa' dan
Nashabnya telah dibahas pada Bab I'rob Fi'il. Selanjutnya pada Bab Amil-amil
jazem disini akan membahas mengenai Fi'il Mudhari' Jazem/Majzum. Nazham Bab ini
sebenarnya bagian atau Fasal dari Bab sebelumnya, karena masih tergolong dari
pembahasan Bab I'rob Fi'il. Dibuatkan Bab khusus oleh Mushannif dikarenakan
panjangnya pembahasannya.
Amil Jazm terbagi dua:1. Menjazemkan satu fi'il2.
Menjazemkan dua fi'il
Amil Jazem pada satu Fi'il ada 5 :1.
Tholab Sebagai jawab dari AMAR/NAHI sebagaimana telah dijelaskan pada Bab
Irob Fi'il sebelumnya, tepatnya pada Bait ke 689-690.
2. LAA THOLABIYAH.
Disebut LAA Nahiy, apabila diucapkan dari yg lebih
tinggi kepada yg lebih rendah derajatnya, contoh dalam Al-Qur'an :
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Yaa bunayya LAA TUSYRIK billaahi innasy-syirka
lazhulmun 'azhiim = "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar." (QS. Luqman 13).
Disebut LAA Du'a, apabila diucapkan dari yg lebih
rendah kepada yg lebih tinggi, contoh dalam Al-Qur'an :
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ
أَخْطَأْنَا
Robbanaa LAA TU'AAKHIDZNAA in nasiinaa aw
akhtho'naa = "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami tersalah.
Disebut LAA Iltimas, jika diucapkan pada sesamanya,
contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :
لا تتأخر في الحضور
LAA TATA'AKHKHOR fil-hudhuuri = Jangan terlambat
hadir!
3. LAM THOLAB
Ababila diucapkan dari yg lebih tinggi kepada yg
lebih renda derajatnya maka disebut Amar, contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ
LI YUNFIQ dzuu sa'atin min sa'atihi = Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. (QS Ath-Thalaq 7)
Ababila diucapkan dari yg lebih rendah kepada yg
lebih tinggi derajatnya maka disebut Du'a, contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا
رَبُّكَ
Wa naadaw yaa maalik LI YAQDHI 'alainaa robbuka =
Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja."
Ababila diucapkan pada sesamanya maka dinamakan
Iltimas, contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :لتأخذْ هذا
الكتاب LI TA'KHUDZ hadzal kitaaba = Ambillah kitab ini.
Perlu diketahui bahwa harkat Lam Tholab adalah
kasroh (LI). Dan jika jatuh sesudah Fa' atau Wawu maka yg banyak diharkati
Sukun, contoh :
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
FALYASTAJIIBUU lii WALYU'MINUUNII bii = maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku (QS. Al-baqarah 186).Dan terkadang diharkati Sukun jika jatuh sesudah
TSUMMA, contoh :
ثُمَّ لْيَقْطَعْ فَلْيَنْظُرْ
TsummaLYAQTHO' faLYANZHUR = kemudian hendaklah ia
melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan (QS. Al-Hajj 15)
4. LAM
Adalah huruf nafi yg khusus masuk pada Fi'il
Mudhari' serta menjazemkannya, merubah zamannya dari Hal atau Istiqbal kepada
zaman Madhi, contoh Ayat Al-Qur'an :
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
LAM YALID wa LAM YUULAD = Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan (QS Al-Ikhlash 3)
Sebagai pengecualian apabila LAM Nafi dimasuki oleh
adawat syarat, maka fungsi perubahan zaman dari Hal/Istiqbal ke zaman madhi menjadi
batal, maka LAM nafi disini diberlakukan khusus untuk zaman Istiqbal. Contoh
pada Ayat Al-Qur'an berikut:
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ
اللَّهِ وَرَسُولِهِ
Fa in LAM TAF'ALUU fa'dzanuu bi harbin minallaahi
wa rosuulihi = Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. (QS al-Baqarah
279)I'rob :Lafazh TAF'ALUU = dijazemkan dengan membuang Nun karena Af'alul
Khomsah. Amil Jazemnya dalam hal ini boleh LAM Nafi karena khusus masuk pada
Fi'il Mudhari. Dan boleh IN Syarthiyah karena lebih awal dan lebih kuat beramal
baik pada zamnnya (Istiqbal) dan lafazhnya (Jazem).
Terkadang LAM Nafi dimasuki oleh Hamzah Istifham
Taqririy (yg berfungsi sebagai penetapan kepada mukhotob), maka pengamalan LAM
Nafi tetap berlaku dan banyak ditemukan di dalam Ayat-ayat Al-Quran, contoh
:أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَALAM NASYROH laka shodrok = Bukankah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu? (QS. Alam Nasyrah 1).
5. LAMMA
Khusus masuk pada Fi'il Mudhari' dan
menjazemkannya. Bersekutu dengan LAM dalam hal sama-sama berupa Kalimah huruf,
Amil Jazem, Merubah zaman ke Madhi, boleh dimasuki Hamzah Istifham, dan
sama-sama Huruf Nafi namun untuk LAMMA lebih mencapai penafiannya dari Madhi
hingga Hal/sekarang.
Contoh ayat dalam Al-Qur'an :
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا
وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
Qoolatil-a'roobu aamannaa, qul LAM TU'MINUU
walaakin quuluu aslamnaa wa LAMMAA YADKHULIL-iimaanu fii quluubikum =
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah:
"Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu (QS Al Hujuraat 14)
I'rob :LAM dan LAMMA = Huruf Nafi, Amil Jazem, dan
merubah zaman.TU'MINUU = Fi'il Mudhari' Majzum sebab Amil Jazem LAM, tanda
jazemnya membuang huruf Nun karena Af'alul-Khosah. YADKHULil = Fi'il
Mudhari' Majzum sebab Amil Jazem LAMMAA, tanda jazemnya sukun, diharkati kasroh
karena bertemu dua huruf mati yakni bertemu dengan AL.
Ada beberapa hal yg menjadi ciri khas LAMMAA :
1. Kebolehannya membuang Majzumnya dan cukup
berhenti di kata LAMMAA sekalipun pada situasi Ikhtiyar (longgar dalam sebuah
perkataan) contoh :
قاربت مكة ولما
QOOROBTU MAKKATA WA LAMMAA = aku sudah mendekati
Mekkah dan masih belum.
Yakni takdirannya :
قاربت مكة ولما أدخلْها
QOOROBTU MAKKATA WA LAMMAA ADKHUL HAA = aku sudah
mendekati kota mekkah dan masih belum memasukinya.
2. Wajibnya penempatan waktu penafian dari zaman
Madhi (sebelum masa pembicaraan) hingga zaman Haal (ketika pembicaraan). Contoh
:
أعجبني تفسير ابن كثير وحسن طباعته ولما أشتره
A'JABANIY TAFSIIRU IBNI KATSIIRI WA HUSNU
THIBAA'ATIHII WA LAMMAA ASYTARIHI = Tafsir Ibnu Katsir berikut pencetakanya yg
bagus itu membuatku kagum, dan aku belum membelinya.Yakni tidak membelinya pada
masa lalu dan tidak pula hingga sekarang.
3. Bolehnya Fi'il yg dijazemkannya tersebut berupa
kejadian yg dapat terjadi. Contoh :
وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
WA LAMMAA YADKHULIL-IIMAANU FII QULUUBIKUM = karena
iman itu belum masuk ke dalam hatimu (QS Al Hujuraat 14) Yakni belum
beriman hingga sekarang dan suatu saat nanti boleh jadi beriman.
بَلْ لَمَّا يَذُوقُوا عَذَابِ
BAL LAMMAA YADZUUQUU 'ADZAABI = dan sebenarnya
mereka belum merasakan azab-Ku. (QS. Shaad 8)Yakni belum merasakan Azab
sekarang dan boleh akan merasakannya nanti.
Oleh karena itu tidak boleh mempergunakan LAMMAA
untuk peristiwa yg tidak akan mungkin terjadi, maka tidak boleh mengatakan :
لَمَّا يَجمع الليل والنهار
LAMMAA YAJMA' ALLAILU WAN-NAHAARU = Malam dan siang
belum berkumpul.Sebab malam dan siang memang tidak mungkin bersatu.
Beberapa hal yg menjadi ciri khas LAM Nafi :
1. Dapat dimasuki sebagian Adawat Syarat, contoh
dalam Al-Qur'an :
وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
WA MAN LAM YATUB FA ULAAIKA HUMUZH-ZHAALIMUUN = dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS
Al-Hujuraat 11)
وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ
WA IN LAM TAF'AL FAMAA BALLAGHTA RISAALATAHU = Dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. (QS. Al-Maaidah 67)
Berbeda dengan Amil Jazem LAMMA yg tidak boleh
jatuh sesudah ataupun sebelum adawat Syarat.
2. Kebolehannya makna penafian Fi'il Mudhari'
terlepas sebelum masa pembicaraan, contoh dalam Al-Qur'an :
هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ
لَمْ يَكُن شَيْئاً مَّذْكُوراً
HAL ATAA 'ALAL-INSAANI HIINUN MINAD-DAHRI LAM YAKUN
SYAI'AN MADZKUUROO = Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS.
Al-Insaan 1)
Yakni dulu dan sekarang manusia sudah ada.
Dan terkadang ada yg tetap berlanjut tanpa terlepas
hingga masa pembicara, contoh dalam Al-Qur'an :وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ
شَقِيّاً
WA LAM AKUN BI DU'AA'IKA ROBBI SYAQIYYAA = dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (QS Maryam 4).
Amil-amil Jawazim sebagaimana diterangkan oleh Ibnu
Malik pada Bait diatas semua berjumlah 11.
Amil Jawazim tsb ada yg berupa Kalimah Isim yg
menempati mahal/posisi I'rob. Dan ada yg berupa Kalimah Harf tanpa menempati
mahal I'rob. Mengenai ini, InsyaAllah akan dijelaskan satu-persatu mengingat
pentingnya mengetahui posisi didalam I'robnya. Semoga Allah memberi kemudahan
khususnya bagi saya dan bagi antum semua pencinta Bahasa Arab. Aamiin.
1. IN
Kalimah Huruf, Huruf Syarat, Amil Jazm dan tidak
menempati posisi I'rob. Berfungsi sebagai pencetus timbulnya Jawab atas adanya
Syarat, tanpa memberlakukan penunjukan Zaman dan Makan (waktu dan tempat)
ataupun Aqil dan Gharu Aqil (berakal dan tidak).Contoh :إن تصحب الأشرار تندمْIN
TASHHABIL-ASYROORO TANDAM = jika kamu temani orang-orang jahat niscaya kamu
menyesal.
Contoh dalam AL-Qur'an
:إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ
IN YASYA' YUDZHIBKUM = Jika Allah menghendaki,
niscaya Dia musnahkan kamu.
2. MAN
Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun, digunakan
untuk yg berakal.
MAN Syarat menempati posisi ROFA' sebagai MUBTADA' apabila
:
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL LAZIM.
Contoh :
من يكثرْ كلامه يكثرْ ملامه
MAN YAKTSUR KALAAMUHU YAKTSUR MALAAMUHU = barang
siapa yg banyak bicaranya maka banyak celaannya.
Contoh dalam Ayat Al-Qur'an
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا
MAN JAA'A BIL-HASANATI FALAHUU KHAIRUN MINHAA =
Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik
dari padanya (QS. Annaml 89)
I'rob :MAN = Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun
dalam posisi Rofa' menjadi Mubtada'. JAA'A = Fi'il Madhi Mabni Fathah
dalam posisi Jazem menjadi Fi'il Syarat.FALAHUU KHAIRUN MINHUM = Jawab Syarat
dalam posisi Jazem.Jumlah Syarat disini sebagai Khobar dari Mubtada' menurut
qoul yg lebih rojih.
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL NAWASIKH
Contoh :
من يكنْ عجولاً يكثرْ خطؤه
MAN YAKUN 'UJUULAN YAKTSUR KHOTHO'UHU = barang
siapa terburu-buru niscaya akan banyak kekeliruannya.
Contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ
فِي حَرْثِهِ
MAN KAANA YURIIDU HARTSAL-AAKHIROTI NAZID LAHU FI
HARTSIHI = Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah
keuntungan itu baginya. (QS. Asy-Syuura 20)
I'rob :MAN = Mubtada'KAANA = Fi'il Madhi, Fi'il
Syarat. Isimnya dhamir mustatir yg merujuk pada MAN.YURIIDU = Khobar Jumlah.NAZID
LAHU = Jawab Syarat.KAANA + YURIIDU = Jumlah dalam mahal Rofa' menjadi Khobar
dari Mubtada MAN.
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL MUTA'ADDI kepada
selainnya :
Contoh:
من يحترم الناس يحترموه
MAN YAHTARIM AN-NAASA YAHTARIMUU HU = barang siapa
menghormati orang lain maka orang lain menghormatinya.
Contoh dalam Al-Qur'an :
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ
MAN YA'MAL SUU'AN YUJZA BIHI = Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu (QS.
An-Nisaa' 123)I'rob :MAN = Isim Syarat, Amil Jazm, mabni sukun, mahal rofa'
menjadi Mubtada.YA'MAL = Fi'il Syarat, dijazemkan dengan sukun, Faa'ilnya
berupa dhamir mustatir Jawazan takdirannya Huwa merujuk pada MAN. Jumlah Fiil
Syarath ini sebagai khobar jumlah dari mubtada' MAN.SAWAA'AN = Maf'ul Bih,
Manshub dengan Fathah.YUJZA = Jawab Syarat, Majzum dg membuang huruf Illat
Alif.
MAN Syarat menempati posisi NASHAB sebagai MAF'UL
BIH apabila :
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL MUTA'ADDI kepada
dirinya :
Contoh :
من تساعد أساعده
MAN TUSAA'ID USAA'ID HU = kepada siapa pun kamu
membantu niscaya aku ikut membantunya.
I'rob :MAN = Mahal Nashab menjadi Maf'ul Muqaddam.
MAN Syarat menempati posisi JARR apabila diawali
dengan huruf Jar atau menjadi Mudhaf Ilaih. Contoh :عمن تتعلم أتعلمAN-MAN
TATA'ALLAM ATA'ALLAM = dari siapa pun kamu belajar niscaya aku ikut
belajar.
كتاب من تقرأ أقرأ
KITAABA MAN TAQRO' AQRO' = kitab siapa pun kamu
baca niscaya aku ikut baca.
TERJEMAH ALFIYAH BAB AMIL-AMIL JAZEM BAIT
KE 596-696-697
Oleh: Ahmad Muflih
عوامل الجزم
Amil-amil Jazem
695- بِلَا وَلَامٍ طَالِباً ضَعْ جَزْمَا...
فِي الْفِعلِ هكَذَا بِلَمْ وَلَمَّا
Posisikan Jazem pada Fi'il Mudhari' sebagai
Tholab sebab dimasuki LAA (Nahi) atau Lam (Amar). Demikian juga jazem sebab LAM
(Nafi) dan LAMMAA (Nafi).
696- وَاجْزِمْ بِإنْ وَمَنْ وَمَا
وَمَهْمَا... أيٍّ مَتَى أيَّانَ أيْنَ إذْ مَا
Juga Jazemkan! (pada dua Fi'il) sebab IN,
MAN, MAA, MAHMAA, AYYUN, MATAA, AYYAANA, AINA, IDZMAA,... <lanjut ke bait
seterusnya>
697- وَحَيْثُمَا أنَّى وَحَرْفٌ إذْ مَا...
كَإِنْ وَبَاقِي الأَدَوَاتِ أَسْمَا
HAITSUMAA dan ANNAA. Adapun IDZMAA berupa
Kalimah Huruf (Huruf Syarat) seperti halnya IN. Sedangkan Amil Jazem/Adawat
Syarat sisanya (selain "Idzmaa" dan "In") berupa Kalimah
Isim (Isim Syarat).
Pada Bab sebelumnya diterangkan bahwa Fi'il Mudhari
mempunyai tiga I'rob ROFA, NASHAB dan JAZEM. Mengenai keterangan Rofa' dan
Nashabnya telah dibahas pada Bab I'rob Fi'il. Selanjutnya pada Bab Amil-amil
jazem disini akan membahas mengenai Fi'il Mudhari' Jazem/Majzum. Nazham Bab ini
sebenarnya bagian atau Fasal dari Bab sebelumnya, karena masih tergolong dari
pembahasan Bab I'rob Fi'il. Dibuatkan Bab khusus oleh Mushannif dikarenakan
panjangnya pembahasannya.
Amil Jazm terbagi dua:1. Menjazemkan satu fi'il2.
Menjazemkan dua fi'il
Amil Jazem pada satu Fi'il ada 5 :1.
Tholab Sebagai jawab dari AMAR/NAHI sebagaimana telah dijelaskan pada Bab
Irob Fi'il sebelumnya, tepatnya pada Bait ke 689-690.
2. LAA THOLABIYAH.
Disebut LAA Nahiy, apabila diucapkan dari yg lebih
tinggi kepada yg lebih rendah derajatnya, contoh dalam Al-Qur'an :
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Yaa bunayya LAA TUSYRIK billaahi innasy-syirka
lazhulmun 'azhiim = "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar." (QS. Luqman 13).
Disebut LAA Du'a, apabila diucapkan dari yg lebih
rendah kepada yg lebih tinggi, contoh dalam Al-Qur'an :
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ
أَخْطَأْنَا
Robbanaa LAA TU'AAKHIDZNAA in nasiinaa aw
akhtho'naa = "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami tersalah.
Disebut LAA Iltimas, jika diucapkan pada sesamanya,
contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :
لا تتأخر في الحضور
LAA TATA'AKHKHOR fil-hudhuuri = Jangan terlambat
hadir!
3. LAM THOLAB
Ababila diucapkan dari yg lebih tinggi kepada yg
lebih renda derajatnya maka disebut Amar, contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ
LI YUNFIQ dzuu sa'atin min sa'atihi = Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. (QS Ath-Thalaq 7)
Ababila diucapkan dari yg lebih rendah kepada yg
lebih tinggi derajatnya maka disebut Du'a, contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ
Wa naadaw yaa maalik LI YAQDHI 'alainaa robbuka =
Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja."
Ababila diucapkan pada sesamanya maka dinamakan
Iltimas, contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :لتأخذْ هذا
الكتاب LI TA'KHUDZ hadzal kitaaba = Ambillah kitab ini.
Perlu diketahui bahwa harkat Lam Tholab adalah
kasroh (LI). Dan jika jatuh sesudah Fa' atau Wawu maka yg banyak diharkati
Sukun, contoh :
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
FALYASTAJIIBUU lii WALYU'MINUUNII bii = maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku (QS. Al-baqarah 186).Dan terkadang diharkati Sukun jika jatuh sesudah
TSUMMA, contoh :
ثُمَّ لْيَقْطَعْ فَلْيَنْظُرْ
TsummaLYAQTHO' faLYANZHUR = kemudian hendaklah ia
melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan (QS. Al-Hajj 15)
4. LAM
Adalah huruf nafi yg khusus masuk pada Fi'il
Mudhari' serta menjazemkannya, merubah zamannya dari Hal atau Istiqbal kepada
zaman Madhi, contoh Ayat Al-Qur'an :
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
LAM YALID wa LAM YUULAD = Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan (QS Al-Ikhlash 3)
Sebagai pengecualian apabila LAM Nafi dimasuki oleh
adawat syarat, maka fungsi perubahan zaman dari Hal/Istiqbal ke zaman madhi
menjadi batal, maka LAM nafi disini diberlakukan khusus untuk zaman Istiqbal.
Contoh pada Ayat Al-Qur'an berikut:
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ
اللَّهِ وَرَسُولِهِ
Fa in LAM TAF'ALUU fa'dzanuu bi harbin minallaahi
wa rosuulihi = Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. (QS al-Baqarah
279)I'rob :Lafazh TAF'ALUU = dijazemkan dengan membuang Nun karena Af'alul
Khomsah. Amil Jazemnya dalam hal ini boleh LAM Nafi karena khusus masuk pada
Fi'il Mudhari. Dan boleh IN Syarthiyah karena lebih awal dan lebih kuat beramal
baik pada zamnnya (Istiqbal) dan lafazhnya (Jazem).
Terkadang LAM Nafi dimasuki oleh Hamzah Istifham
Taqririy (yg berfungsi sebagai penetapan kepada mukhotob), maka pengamalan LAM
Nafi tetap berlaku dan banyak ditemukan di dalam Ayat-ayat Al-Quran, contoh
:أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَALAM NASYROH laka shodrok = Bukankah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu? (QS. Alam Nasyrah 1).
5. LAMMA
Khusus masuk pada Fi'il Mudhari' dan menjazemkannya.
Bersekutu dengan LAM dalam hal sama-sama berupa Kalimah huruf, Amil Jazem,
Merubah zaman ke Madhi, boleh dimasuki Hamzah Istifham, dan sama-sama Huruf
Nafi namun untuk LAMMA lebih mencapai penafiannya dari Madhi hingga
Hal/sekarang.
Contoh ayat dalam Al-Qur'an :
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا
وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
Qoolatil-a'roobu aamannaa, qul LAM TU'MINUU
walaakin quuluu aslamnaa wa LAMMAA YADKHULIL-iimaanu fii quluubikum = Orang-orang
Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah: "Kamu
belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk
ke dalam hatimu (QS Al Hujuraat 14)
I'rob :LAM dan LAMMA = Huruf Nafi, Amil Jazem, dan
merubah zaman.TU'MINUU = Fi'il Mudhari' Majzum sebab Amil Jazem LAM, tanda
jazemnya membuang huruf Nun karena Af'alul-Khosah. YADKHULil = Fi'il
Mudhari' Majzum sebab Amil Jazem LAMMAA, tanda jazemnya sukun, diharkati kasroh
karena bertemu dua huruf mati yakni bertemu dengan AL.
Ada beberapa hal yg menjadi ciri khas LAMMAA :
1. Kebolehannya membuang Majzumnya dan cukup
berhenti di kata LAMMAA sekalipun pada situasi Ikhtiyar (longgar dalam sebuah
perkataan) contoh :
قاربت مكة ولما
QOOROBTU MAKKATA WA LAMMAA = aku sudah mendekati
Mekkah dan masih belum.
Yakni takdirannya :
قاربت مكة ولما أدخلْها
QOOROBTU MAKKATA WA LAMMAA ADKHUL HAA = aku sudah
mendekati kota mekkah dan masih belum memasukinya.
2. Wajibnya penempatan waktu penafian dari zaman
Madhi (sebelum masa pembicaraan) hingga zaman Haal (ketika pembicaraan). Contoh
:
أعجبني تفسير ابن كثير وحسن طباعته ولما أشتره
A'JABANIY TAFSIIRU IBNI KATSIIRI WA HUSNU
THIBAA'ATIHII WA LAMMAA ASYTARIHI = Tafsir Ibnu Katsir berikut pencetakanya yg
bagus itu membuatku kagum, dan aku belum membelinya.Yakni tidak membelinya pada
masa lalu dan tidak pula hingga sekarang.
3. Bolehnya Fi'il yg dijazemkannya tersebut berupa
kejadian yg dapat terjadi. Contoh :
وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
WA LAMMAA YADKHULIL-IIMAANU FII QULUUBIKUM = karena
iman itu belum masuk ke dalam hatimu (QS Al Hujuraat 14) Yakni belum
beriman hingga sekarang dan suatu saat nanti boleh jadi beriman.
بَلْ لَمَّا يَذُوقُوا عَذَابِ
BAL LAMMAA YADZUUQUU 'ADZAABI = dan sebenarnya
mereka belum merasakan azab-Ku. (QS. Shaad 8)Yakni belum merasakan Azab
sekarang dan boleh akan merasakannya nanti.
Oleh karena itu tidak boleh mempergunakan LAMMAA
untuk peristiwa yg tidak akan mungkin terjadi, maka tidak boleh mengatakan :
لَمَّا يَجمع الليل والنهار
LAMMAA YAJMA' ALLAILU WAN-NAHAARU = Malam dan siang
belum berkumpul.Sebab malam dan siang memang tidak mungkin bersatu.
Beberapa hal yg menjadi ciri khas LAM Nafi :
1. Dapat dimasuki sebagian Adawat Syarat, contoh
dalam Al-Qur'an :
وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
WA MAN LAM YATUB FA ULAAIKA HUMUZH-ZHAALIMUUN = dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS
Al-Hujuraat 11)
وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ
WA IN LAM TAF'AL FAMAA BALLAGHTA RISAALATAHU = Dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. (QS. Al-Maaidah 67)
Berbeda dengan Amil Jazem LAMMA yg tidak boleh
jatuh sesudah ataupun sebelum adawat Syarat.
2. Kebolehannya makna penafian Fi'il Mudhari'
terlepas sebelum masa pembicaraan, contoh dalam Al-Qur'an :
هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ
لَمْ يَكُن شَيْئاً مَّذْكُوراً
HAL ATAA 'ALAL-INSAANI HIINUN MINAD-DAHRI LAM YAKUN
SYAI'AN MADZKUUROO = Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS.
Al-Insaan 1)
Yakni dulu dan sekarang manusia sudah ada.
Dan terkadang ada yg tetap berlanjut tanpa terlepas
hingga masa pembicara, contoh dalam Al-Qur'an :وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ
شَقِيّاً
WA LAM AKUN BI DU'AA'IKA ROBBI SYAQIYYAA = dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (QS Maryam 4).
Amil-amil Jawazim sebagaimana diterangkan oleh Ibnu
Malik pada Bait diatas semua berjumlah 11.
Amil Jawazim tsb ada yg berupa Kalimah Isim yg
menempati mahal/posisi I'rob. Dan ada yg berupa Kalimah Harf tanpa menempati
mahal I'rob. Mengenai ini, InsyaAllah akan dijelaskan satu-persatu mengingat
pentingnya mengetahui posisi didalam I'robnya. Semoga Allah memberi kemudahan
khususnya bagi saya dan bagi antum semua pencinta Bahasa Arab. Aamiin.
1. IN
Kalimah Huruf, Huruf Syarat, Amil Jazm dan tidak
menempati posisi I'rob. Berfungsi sebagai pencetus timbulnya Jawab atas adanya
Syarat, tanpa memberlakukan penunjukan Zaman dan Makan (waktu dan tempat)
ataupun Aqil dan Gharu Aqil (berakal dan tidak).Contoh :إن تصحب الأشرار تندمْIN
TASHHABIL-ASYROORO TANDAM = jika kamu temani orang-orang jahat niscaya kamu
menyesal.
Contoh dalam AL-Qur'an
:إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ
IN YASYA' YUDZHIBKUM = Jika Allah menghendaki,
niscaya Dia musnahkan kamu.
2. MAN
Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun, digunakan
untuk yg berakal.
MAN Syarat menempati posisi ROFA' sebagai MUBTADA'
apabila :
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL LAZIM.
Contoh :
من يكثرْ كلامه يكثرْ ملامه
MAN YAKTSUR KALAAMUHU YAKTSUR MALAAMUHU = barang
siapa yg banyak bicaranya maka banyak celaannya.
Contoh dalam Ayat Al-Qur'an
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا
MAN JAA'A BIL-HASANATI FALAHUU KHAIRUN MINHAA =
Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik
dari padanya (QS. Annaml 89)
I'rob :MAN = Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun
dalam posisi Rofa' menjadi Mubtada'. JAA'A = Fi'il Madhi Mabni Fathah
dalam posisi Jazem menjadi Fi'il Syarat.FALAHUU KHAIRUN MINHUM = Jawab Syarat
dalam posisi Jazem.Jumlah Syarat disini sebagai Khobar dari Mubtada' menurut
qoul yg lebih rojih.
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL NAWASIKH
Contoh :
من يكنْ عجولاً يكثرْ خطؤه
MAN YAKUN 'UJUULAN YAKTSUR KHOTHO'UHU = barang
siapa terburu-buru niscaya akan banyak kekeliruannya.
Contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ
فِي حَرْثِهِ
MAN KAANA YURIIDU HARTSAL-AAKHIROTI NAZID LAHU FI
HARTSIHI = Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah
keuntungan itu baginya. (QS. Asy-Syuura 20)
I'rob :MAN = Mubtada'KAANA = Fi'il Madhi, Fi'il
Syarat. Isimnya dhamir mustatir yg merujuk pada MAN.YURIIDU = Khobar
Jumlah.NAZID LAHU = Jawab Syarat.KAANA + YURIIDU = Jumlah dalam mahal Rofa'
menjadi Khobar dari Mubtada MAN.
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL MUTA'ADDI kepada
selainnya :
Contoh:
من يحترم الناس يحترموه
MAN YAHTARIM AN-NAASA YAHTARIMUU HU = barang siapa
menghormati orang lain maka orang lain menghormatinya.
Contoh dalam Al-Qur'an :
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ
MAN YA'MAL SUU'AN YUJZA BIHI = Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu (QS.
An-Nisaa' 123)I'rob :MAN = Isim Syarat, Amil Jazm, mabni sukun, mahal rofa'
menjadi Mubtada.YA'MAL = Fi'il Syarat, dijazemkan dengan sukun, Faa'ilnya
berupa dhamir mustatir Jawazan takdirannya Huwa merujuk pada MAN. Jumlah Fiil
Syarath ini sebagai khobar jumlah dari mubtada' MAN.SAWAA'AN = Maf'ul Bih,
Manshub dengan Fathah.YUJZA = Jawab Syarat, Majzum dg membuang huruf Illat
Alif.
MAN Syarat menempati posisi NASHAB sebagai MAF'UL
BIH apabila :
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL MUTA'ADDI kepada
dirinya :
Contoh :
من تساعد أساعده
MAN TUSAA'ID USAA'ID HU = kepada siapa pun kamu
membantu niscaya aku ikut membantunya.
I'rob :MAN = Mahal Nashab menjadi Maf'ul Muqaddam.
MAN Syarat menempati posisi JARR apabila diawali
dengan huruf Jar atau menjadi Mudhaf Ilaih. Contoh :عمن تتعلم أتعلمAN-MAN
TATA'ALLAM ATA'ALLAM = dari siapa pun kamu belajar niscaya aku ikut
belajar.
كتاب من تقرأ أقرأ
KITAABA MAN TAQRO' AQRO' = kitab siapa pun kamu
baca niscaya aku ikut baca.
TERJEMAH ALFIYAH BAB AMIL-AMIL JAZEM BAIT
KE 596-696-697
Oleh: Ahmad Muflih
عوامل الجزم
Amil-amil Jazem
695- بِلَا وَلَامٍ طَالِباً ضَعْ جَزْمَا...
فِي الْفِعلِ هكَذَا بِلَمْ وَلَمَّا
Posisikan Jazem pada Fi'il Mudhari' sebagai
Tholab sebab dimasuki LAA (Nahi) atau Lam (Amar). Demikian juga jazem sebab LAM
(Nafi) dan LAMMAA (Nafi).
696- وَاجْزِمْ بِإنْ وَمَنْ وَمَا
وَمَهْمَا... أيٍّ مَتَى أيَّانَ أيْنَ إذْ مَا
Juga Jazemkan! (pada dua Fi'il) sebab IN,
MAN, MAA, MAHMAA, AYYUN, MATAA, AYYAANA, AINA, IDZMAA,... <lanjut ke bait
seterusnya>
697- وَحَيْثُمَا أنَّى وَحَرْفٌ إذْ مَا...
كَإِنْ وَبَاقِي الأَدَوَاتِ أَسْمَا
HAITSUMAA dan ANNAA. Adapun IDZMAA berupa
Kalimah Huruf (Huruf Syarat) seperti halnya IN. Sedangkan Amil Jazem/Adawat
Syarat sisanya (selain "Idzmaa" dan "In") berupa Kalimah
Isim (Isim Syarat).
Pada Bab sebelumnya diterangkan bahwa Fi'il Mudhari
mempunyai tiga I'rob ROFA, NASHAB dan JAZEM. Mengenai keterangan Rofa' dan
Nashabnya telah dibahas pada Bab I'rob Fi'il. Selanjutnya pada Bab Amil-amil
jazem disini akan membahas mengenai Fi'il Mudhari' Jazem/Majzum. Nazham Bab ini
sebenarnya bagian atau Fasal dari Bab sebelumnya, karena masih tergolong dari
pembahasan Bab I'rob Fi'il. Dibuatkan Bab khusus oleh Mushannif dikarenakan
panjangnya pembahasannya.
Amil Jazm terbagi dua:1. Menjazemkan satu fi'il2.
Menjazemkan dua fi'il
Amil Jazem pada satu Fi'il ada 5 :1.
Tholab Sebagai jawab dari AMAR/NAHI sebagaimana telah dijelaskan pada Bab
Irob Fi'il sebelumnya, tepatnya pada Bait ke 689-690.
2. LAA THOLABIYAH.
Disebut LAA Nahiy, apabila diucapkan dari yg lebih
tinggi kepada yg lebih rendah derajatnya, contoh dalam Al-Qur'an :
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Yaa bunayya LAA TUSYRIK billaahi innasy-syirka
lazhulmun 'azhiim = "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar." (QS. Luqman 13).
Disebut LAA Du'a, apabila diucapkan dari yg lebih
rendah kepada yg lebih tinggi, contoh dalam Al-Qur'an :
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ
أَخْطَأْنَا
Robbanaa LAA TU'AAKHIDZNAA in nasiinaa aw
akhtho'naa = "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami tersalah.
Disebut LAA Iltimas, jika diucapkan pada sesamanya,
contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :
لا تتأخر في الحضور
LAA TATA'AKHKHOR fil-hudhuuri = Jangan terlambat
hadir!
3. LAM THOLAB
Ababila diucapkan dari yg lebih tinggi kepada yg
lebih renda derajatnya maka disebut Amar, contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ
LI YUNFIQ dzuu sa'atin min sa'atihi = Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. (QS Ath-Thalaq 7)
Ababila diucapkan dari yg lebih rendah kepada yg
lebih tinggi derajatnya maka disebut Du'a, contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا
رَبُّكَ
Wa naadaw yaa maalik LI YAQDHI 'alainaa robbuka =
Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja."
Ababila diucapkan pada sesamanya maka dinamakan
Iltimas, contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :لتأخذْ هذا
الكتاب LI TA'KHUDZ hadzal kitaaba = Ambillah kitab ini.
Perlu diketahui bahwa harkat Lam Tholab adalah
kasroh (LI). Dan jika jatuh sesudah Fa' atau Wawu maka yg banyak diharkati
Sukun, contoh :
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
FALYASTAJIIBUU lii WALYU'MINUUNII bii = maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku (QS. Al-baqarah 186).Dan terkadang diharkati Sukun jika jatuh sesudah
TSUMMA, contoh :
ثُمَّ لْيَقْطَعْ فَلْيَنْظُرْ
TsummaLYAQTHO' faLYANZHUR = kemudian hendaklah ia
melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan (QS. Al-Hajj 15)
4. LAM
Adalah huruf nafi yg khusus masuk pada Fi'il
Mudhari' serta menjazemkannya, merubah zamannya dari Hal atau Istiqbal kepada
zaman Madhi, contoh Ayat Al-Qur'an :
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
LAM YALID wa LAM YUULAD = Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan (QS Al-Ikhlash 3)
Sebagai pengecualian apabila LAM Nafi dimasuki oleh
adawat syarat, maka fungsi perubahan zaman dari Hal/Istiqbal ke zaman madhi
menjadi batal, maka LAM nafi disini diberlakukan khusus untuk zaman Istiqbal.
Contoh pada Ayat Al-Qur'an berikut:
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ
اللَّهِ وَرَسُولِهِ
Fa in LAM TAF'ALUU fa'dzanuu bi harbin minallaahi
wa rosuulihi = Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. (QS al-Baqarah
279)I'rob :Lafazh TAF'ALUU = dijazemkan dengan membuang Nun karena Af'alul
Khomsah. Amil Jazemnya dalam hal ini boleh LAM Nafi karena khusus masuk pada
Fi'il Mudhari. Dan boleh IN Syarthiyah karena lebih awal dan lebih kuat beramal
baik pada zamnnya (Istiqbal) dan lafazhnya (Jazem).
Terkadang LAM Nafi dimasuki oleh Hamzah Istifham
Taqririy (yg berfungsi sebagai penetapan kepada mukhotob), maka pengamalan LAM
Nafi tetap berlaku dan banyak ditemukan di dalam Ayat-ayat Al-Quran, contoh
:أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَALAM NASYROH laka shodrok = Bukankah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu? (QS. Alam Nasyrah 1).
5. LAMMA
Khusus masuk pada Fi'il Mudhari' dan
menjazemkannya. Bersekutu dengan LAM dalam hal sama-sama berupa Kalimah huruf,
Amil Jazem, Merubah zaman ke Madhi, boleh dimasuki Hamzah Istifham, dan
sama-sama Huruf Nafi namun untuk LAMMA lebih mencapai penafiannya dari Madhi
hingga Hal/sekarang.
Contoh ayat dalam Al-Qur'an :
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا
وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
Qoolatil-a'roobu aamannaa, qul LAM TU'MINUU
walaakin quuluu aslamnaa wa LAMMAA YADKHULIL-iimaanu fii quluubikum =
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah:
"Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu (QS Al Hujuraat 14)
I'rob :LAM dan LAMMA = Huruf Nafi, Amil Jazem, dan
merubah zaman.TU'MINUU = Fi'il Mudhari' Majzum sebab Amil Jazem LAM, tanda
jazemnya membuang huruf Nun karena Af'alul-Khosah. YADKHULil = Fi'il
Mudhari' Majzum sebab Amil Jazem LAMMAA, tanda jazemnya sukun, diharkati kasroh
karena bertemu dua huruf mati yakni bertemu dengan AL.
Ada beberapa hal yg menjadi ciri khas LAMMAA :
1. Kebolehannya membuang Majzumnya dan cukup
berhenti di kata LAMMAA sekalipun pada situasi Ikhtiyar (longgar dalam sebuah
perkataan) contoh :
قاربت مكة ولما
QOOROBTU MAKKATA WA LAMMAA = aku sudah mendekati
Mekkah dan masih belum.
Yakni takdirannya :
قاربت مكة ولما أدخلْها
QOOROBTU MAKKATA WA LAMMAA ADKHUL HAA = aku sudah
mendekati kota mekkah dan masih belum memasukinya.
2. Wajibnya penempatan waktu penafian dari zaman
Madhi (sebelum masa pembicaraan) hingga zaman Haal (ketika pembicaraan). Contoh
:
أعجبني تفسير ابن كثير وحسن طباعته ولما أشتره
A'JABANIY TAFSIIRU IBNI KATSIIRI WA HUSNU
THIBAA'ATIHII WA LAMMAA ASYTARIHI = Tafsir Ibnu Katsir berikut pencetakanya yg
bagus itu membuatku kagum, dan aku belum membelinya.Yakni tidak membelinya pada
masa lalu dan tidak pula hingga sekarang.
3. Bolehnya Fi'il yg dijazemkannya tersebut berupa
kejadian yg dapat terjadi. Contoh :
وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
WA LAMMAA YADKHULIL-IIMAANU FII QULUUBIKUM = karena
iman itu belum masuk ke dalam hatimu (QS Al Hujuraat 14) Yakni belum
beriman hingga sekarang dan suatu saat nanti boleh jadi beriman.
بَلْ لَمَّا يَذُوقُوا عَذَابِ
BAL LAMMAA YADZUUQUU 'ADZAABI = dan sebenarnya
mereka belum merasakan azab-Ku. (QS. Shaad 8)Yakni belum merasakan Azab
sekarang dan boleh akan merasakannya nanti.
Oleh karena itu tidak boleh mempergunakan LAMMAA
untuk peristiwa yg tidak akan mungkin terjadi, maka tidak boleh mengatakan :
لَمَّا يَجمع الليل والنهار
LAMMAA YAJMA' ALLAILU WAN-NAHAARU = Malam dan siang
belum berkumpul.Sebab malam dan siang memang tidak mungkin bersatu.
Beberapa hal yg menjadi ciri khas LAM Nafi :
1. Dapat dimasuki sebagian Adawat Syarat, contoh
dalam Al-Qur'an :
وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
WA MAN LAM YATUB FA ULAAIKA HUMUZH-ZHAALIMUUN = dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS
Al-Hujuraat 11)
وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ
WA IN LAM TAF'AL FAMAA BALLAGHTA RISAALATAHU = Dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. (QS. Al-Maaidah 67)
Berbeda dengan Amil Jazem LAMMA yg tidak boleh
jatuh sesudah ataupun sebelum adawat Syarat.
2. Kebolehannya makna penafian Fi'il Mudhari'
terlepas sebelum masa pembicaraan, contoh dalam Al-Qur'an :
هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ
لَمْ يَكُن شَيْئاً مَّذْكُوراً
HAL ATAA 'ALAL-INSAANI HIINUN MINAD-DAHRI LAM YAKUN
SYAI'AN MADZKUUROO = Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS.
Al-Insaan 1)
Yakni dulu dan sekarang manusia sudah ada.
Dan terkadang ada yg tetap berlanjut tanpa terlepas
hingga masa pembicara, contoh dalam Al-Qur'an :وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ
شَقِيّاً
WA LAM AKUN BI DU'AA'IKA ROBBI SYAQIYYAA = dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (QS Maryam 4).
Amil-amil Jawazim sebagaimana diterangkan oleh Ibnu
Malik pada Bait diatas semua berjumlah 11.
Amil Jawazim tsb ada yg berupa Kalimah Isim yg
menempati mahal/posisi I'rob. Dan ada yg berupa Kalimah Harf tanpa menempati
mahal I'rob. Mengenai ini, InsyaAllah akan dijelaskan satu-persatu mengingat
pentingnya mengetahui posisi didalam I'robnya. Semoga Allah memberi kemudahan
khususnya bagi saya dan bagi antum semua pencinta Bahasa Arab. Aamiin.
1. IN
Kalimah Huruf, Huruf Syarat, Amil Jazm dan tidak
menempati posisi I'rob. Berfungsi sebagai pencetus timbulnya Jawab atas adanya
Syarat, tanpa memberlakukan penunjukan Zaman dan Makan (waktu dan tempat)
ataupun Aqil dan Gharu Aqil (berakal dan tidak).Contoh :إن تصحب الأشرار تندمْIN
TASHHABIL-ASYROORO TANDAM = jika kamu temani orang-orang jahat niscaya kamu
menyesal.
Contoh dalam AL-Qur'an
:إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ
IN YASYA' YUDZHIBKUM = Jika Allah menghendaki,
niscaya Dia musnahkan kamu.
2. MAN
Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun, digunakan
untuk yg berakal.
MAN Syarat menempati posisi ROFA' sebagai MUBTADA'
apabila :
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL LAZIM.
Contoh :
من يكثرْ كلامه يكثرْ ملامه
MAN YAKTSUR KALAAMUHU YAKTSUR MALAAMUHU = barang
siapa yg banyak bicaranya maka banyak celaannya.
Contoh dalam Ayat Al-Qur'an
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا
MAN JAA'A BIL-HASANATI FALAHUU KHAIRUN MINHAA =
Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik
dari padanya (QS. Annaml 89)
I'rob :MAN = Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun
dalam posisi Rofa' menjadi Mubtada'. JAA'A = Fi'il Madhi Mabni Fathah
dalam posisi Jazem menjadi Fi'il Syarat.FALAHUU KHAIRUN MINHUM = Jawab Syarat
dalam posisi Jazem.Jumlah Syarat disini sebagai Khobar dari Mubtada' menurut
qoul yg lebih rojih.
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL NAWASIKH
Contoh :
من يكنْ عجولاً يكثرْ خطؤه
MAN YAKUN 'UJUULAN YAKTSUR KHOTHO'UHU = barang siapa
terburu-buru niscaya akan banyak kekeliruannya.
Contoh dalam Ayat Al-Qur'an :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ
فِي حَرْثِهِ
MAN KAANA YURIIDU HARTSAL-AAKHIROTI NAZID LAHU FI
HARTSIHI = Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah
keuntungan itu baginya. (QS. Asy-Syuura 20)
I'rob :MAN = Mubtada'KAANA = Fi'il Madhi, Fi'il
Syarat. Isimnya dhamir mustatir yg merujuk pada MAN.YURIIDU = Khobar
Jumlah.NAZID LAHU = Jawab Syarat.KAANA + YURIIDU = Jumlah dalam mahal Rofa'
menjadi Khobar dari Mubtada MAN.
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL MUTA'ADDI kepada
selainnya :
Contoh:
من يحترم الناس يحترموه
MAN YAHTARIM AN-NAASA YAHTARIMUU HU = barang siapa
menghormati orang lain maka orang lain menghormatinya.
Contoh dalam Al-Qur'an :
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ
MAN YA'MAL SUU'AN YUJZA BIHI = Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu (QS.
An-Nisaa' 123)I'rob :MAN = Isim Syarat, Amil Jazm, mabni sukun, mahal rofa'
menjadi Mubtada.YA'MAL = Fi'il Syarat, dijazemkan dengan sukun, Faa'ilnya
berupa dhamir mustatir Jawazan takdirannya Huwa merujuk pada MAN. Jumlah Fiil
Syarath ini sebagai khobar jumlah dari mubtada' MAN.SAWAA'AN = Maf'ul Bih,
Manshub dengan Fathah.YUJZA = Jawab Syarat, Majzum dg membuang huruf Illat
Alif.
MAN Syarat menempati posisi NASHAB sebagai MAF'UL
BIH apabila :
> Fi'il Syaratnya berupa FI'IL MUTA'ADDI kepada
dirinya :
Contoh :
من تساعد أساعده
MAN TUSAA'ID USAA'ID HU = kepada siapa pun kamu
membantu niscaya aku ikut membantunya.
I'rob :MAN = Mahal Nashab menjadi Maf'ul Muqaddam.
MAN Syarat menempati posisi JARR apabila diawali
dengan huruf Jar atau menjadi Mudhaf Ilaih. Contoh :عمن تتعلم أتعلمAN-MAN
TATA'ALLAM ATA'ALLAM = dari siapa pun kamu belajar niscaya aku ikut
belajar.
كتاب من تقرأ أقرأ
KITAABA MAN TAQRO' AQRO' = kitab siapa pun kamu
baca niscaya aku ikut baca.
Posting Komentar