A.Dari Segi Uluhiyyatnya (Ketuhanan)
·
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 163
Firman
Allah Swt yang berbunyi sebagai berikut:
ö/ä3ßg»s9Î)ur ×m»s9Î) ÓÏnºur Hw tm»s9Î) wÎ) uqèd ß`»yJôm§9$# ÞOÏm§9$#
Artinya:
Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak
ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Tentang Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 163
Allah Ta’ala
memberitahukan ketunggalan-Nya dalam hal ketuhanan. Tidak ada sekutu bagi-Nya
dan tidak ada tandingan, namun Dialah Allah yang tidak ada Tuhan melainkan Dia
yang Mahasuci, dan sesungguhnya Dia Maha pengasih lagi Maha Penyayang.
Penafsiran nama kedua ini telah dikemukakan dalam penafsiran surat Al-Fatihah.
Kemudian Allah menuturkan ketunggalan-Nya dalam hal ketuhanan melalui
penciptaan langit, baumi, segala perkara yang ada di dalamnya, dan segala
perkara yang ada di antara keduanya, berupa berbagai macam makhluk yang telah
diciptakan-Nya yang menunjukan kepada kewahdaniatan-Nya. Dia berfirman :
¨bÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏG÷z$#ur È@ø©9$# Í$yg¨Y9$#ur Å7ù=àÿø9$#ur ÓÉL©9$# ÌøgrB Îû Ìóst7ø9$# $yJÎ/ ßìxÿZt }¨$¨Z9$# !$tBur tAtRr& ª!$# z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# `ÏB &ä!$¨B $uômr'sù ÏmÎ/ uÚöF{$# y÷èt/ $pkÌEöqtB £]t/ur $pkÏù `ÏB Èe@à2 7p/!#y É#ÎóÇs?ur Ëx»tÌh9$# É>$ys¡¡9$#ur ̤|¡ßJø9$# tû÷üt/ Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbqè=É)÷èt
Artinya:
Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-Nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi:sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaaan dan
kebesaran Allah)bagi kaum yang memikirkan(Al-Baqarah:164)
Allah ta’ala berfirman
,”sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi”, itu, maksudnya dalam hal
ketinggian,kelembutan ,dan keluasannya serta bintang-bintangnya bergerak dan
yang tetap juga dalam peredaran orbitmya.Dan dalam ketebalan serta kerendahan
bumi , gunung , laut , dan kesunyiannya , kesenyapan , dan keramaiannya serta
segala manfaat yang ada di dalamnya.Pergantian malam dan siang , yang satu
datang dan yang lain pergi , yang satu mengikuti dan menggantikan yang lain ,
tanpa terlambat sedikitpun sebagaimana Allah swt berfirman ,
w ߧôJ¤±9$# ÓÈöt7.^t !$olm; br& x8Íôè? tyJs)ø9$# wur ã@ø©9$# ß,Î/$y Í$pk¨]9$# ,@@ä.ur Îû ;7n=sù cqßst7ó¡o
“tidaklah mungkin matahri mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat
mendahului siang.Dan masing-masing beredar dalam garis edarnya.”(Yasin:40)
Kadang-kadang yang satu
panjang dan yang lain pendek.Terkadng yang satu mengambil bagian yang lain ,
kemudian saling menggantikan , sebagaimana Allah ta’ala berfirman”Dia memasukkan malam kedalam siang dan
memasukkan siang kedalam malam, “artinya menambah yang satu dan mengurangi yang
lain serta sebaliknya.
“dan bahtera yang berlayar
dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia.”
Maksudnya , dan prbuatan Allah menakulkan lautan melalui pergerakan
bahtera dari satu sisi ke sisi lain adalah demi penghidupan manusia dan
perolehan manfaat dari musim tersebut , serta pengangkutan barang ini kepada
mereka dan pengangkutan barang dari mereka kepada pihak lain.
“Dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air , kemudian dengan air itu Allah menghidupkan
bumi setelah ia mati”.hal ini seperti firman Allah dan suatu tanda(kekuasaan
Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.Dan hidupkan bumi itu dan
kami keluarkan darinya biji-bijian , mak darinyalah mereka makan dan dari diri
mereka maupun dari apa yang mereka tidak ketahui.(Yasiin 33-36)
“dan dia sebarkan di bumi
semua jenis hewan” dalam segala perkara dengan berbagai keberagamannya.Dia
mengetahui semua itu ,memberi rizki , dan tidak ada satu binatang pun yang
tidak diketahuinya. Hal ini senada dengan firman Allah ,
$tBur `ÏB 7p/!#y Îû ÇÚöF{$# wÎ) n?tã «!$# $ygè%øÍ ÞOn=÷ètur $yd§s)tFó¡ãB $ygtãyöqtFó¡ãBur , @@ä. Îû 5=»tGÅ2 &ûüÎ7B
Dan tidak ada suatu binatang melata(709_pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rizkinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya(710), semuanya tertulis dalam kitab yang nyata(Lauhul
Mahfudz),(Hud:6)
-Yang dimaksud binatang melata disini ialah segenap makhluk Allah yang
bernyawa.
-Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud tempat bersdam di sini adalah
dunia dan tempat penyimpanannya ialah akhirat dan menurut sebagian ahli tafsir
yang lain maksud tempat brdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah
rahim.
“dan mengisarkan angin ,
yakni kadang-kadang angin itu membawa rahamt , kadang –kadang membawa azab ,
dan terkadang membawa kegenbiraan berupa hujan dan kemudian mengalir ke
berbagai tujuannya dan penaklukan antara langit dan bumi , nmaksudnya bergerak
antara langit dan bumi dan ditaklukan kepada wilayah dan daerah yang
dikehendaki Allah sebagai perkara yang dikelolanya.”Benar-benar terdapat
tanda-tanda kaum yamg memukirkan , menunujukkan kepada wahdaniat Allah ,
sebagimana dia berfirman ,”sesungguhnya dalam penciptaaan langit dan bumi , dan
pergantian malam dan siang merupakan tana-tanda kebesaran Allah dari
orang-orang yang mau menalar.”
Al-Mafidz Mardawih
meriwayatkan dari Ibnu Abbas (167) ,”sesungguhnya kaum quraisy meminta
rasulullah saw agar Allahmenjadikan bukit saffa dan marwah sebagai emas , maka
mereka akan beriman dan berperang bersama Nabi. Nabi bersabda , berilah aku
janji pasti.Jika aku berdoa kepda tuhanku, lalu dia menjadikan saffa sebagai
emas untukmu , apakah kamu akan benar-benar beriman ?”maka mereka memberi janji
pasti kepada Nabi.Kemudian Nabi berdoa kepada Tuhannya.Lalu , datang jibril
menemuinya seraya berkata , “Sesunggunya Allah akan memberi mereka saffa
sebagai emas. Namun , jika mereka tidak beriman kedada Allah mka Allah akan
mengazabnya dengan sesuatu azab yang belum diberikan kepada seorang seantero
alam ini.”Maka Nabi bersabda , Tuhanku jangan kau jadikan .tetapi biarkanlah
aku dan kaumku begini.aku akan membiarkan mereka sehari senang sehari
susah.Lalu Allah menurunkan ayat tersebut.”
Hadits itu diriwayatkan
pula oleh Ibnu Hakim dengan tambahan demikian (168).”mengapa mereka memintamu
untuk menjadikan saffa sebagai emas , padahal mereka dapt melihat tanda-tanda
kebesaran yang lebih besar daripada saffa.”Waki” Bin Al Jarrah meriwyatkan dari
Abu Adduha , dia berkata bahwa setelah ayat , dan Tuhanmu adalah Tuhan yang satu
“diturunkan, maka kaumu musyyrik berkata ,”Jika demikian, maka datangkanlah
kepada kami tanda kebesarannya , maka
allah menurunkan Ayat,”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi”
Menurut Tafsir Al-Misbah
Tentang Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 163
Telah digambarkan dalam
ayat-ayat sebelumnya bahwa apabila orang-orang yang menyembunyikan fakta
bertobat dan mengungkapkan kebenaran maka mereka akan diliputi karunia dan
rahmat Allah. Namaun dalam ayat ini mereka diperingatkan bahwa apabila mereka
tidak bertobat dan tetap kafir hingga mereka mati maka mereka akan dikutuk oleh
Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Tentu saja, tobat yang dilakukan
sebelum kematian tiba; sementara tobat pada saat kematian datang tidaklah
bermanfaat .
Pertama-tama ayat tersebut
berkata, Sesungguhnya orang-orang yang menolak keimanan, dan mati dalam
keadaan kafir, mereka akan mendapatkan kutukan dari Allah, Para malaikat, dan
seluruh manusia.
Kelompok kafir ini, sama dengan
kelompok yang telah disebutkan sebelumnya, terkena kutukan dari Allah, para
malaikiat, dan manusia saja. Bedanya kelompok ini, karena terus-menerus dalam
kekafiran, tidak mempunyai jalan untuk kembali ke jalan yang benar.
Selanjutnya Al-Qur’an
menambahkan, Mereka kekal dalam laknat itu, dan azab tidak akan diringankan
dari mereka juga tidak akan diberi tangguh.
Karena prinsip dalam ajaran agama dapat
mengakhiri seluruh kemalangan ini, maka dalam penghujung ayat-ayat ini
dikatakan, Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian ditekankan kembali, Tidaka
ada tuhan selain Dia.
Akhirnya, diakhir ayat, sebagai alasan
atas penyataan tersebut, Al-Qur’an menambahkan, Dia maha pengasih lagi maha
penyayang.
Memang hanya Yang Maha Esa yang
memiliki Rahmat umum yang meliputi semua makhluk di satu sisi, dan di sisi lain
memiliki rahmat khusus yang diperuntukan bagi kaum mukminin sejati, hamba yang
taat, dan bukan kepada orang selainnya.
Analisis tentang surat
al-baqarah 163
Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Allah SWT adalah
zat yang maha tunggal.tidak ada yang bisa menyamainya baik dari wujud , dan
juga segala kekuasaan yang di milikinya . Dengan kata lain dia mha atas
segala-galanya ,dia yang menciptakan segala sesuatu baik itu yang ada di langit
maupun di bumi dan juga Allah SWT memberikan segala sesuatu atau rizki kepada
makhluk-makhluk- Nya tanpa satupun yang terlupakan baik itu manusia , hewan dan
tumbuhan serta allh swt memberikan segala hal yang berkaitan dengan pengaturan
tentang seluk belluk yang ada kaitannya tentang langit dan bumi baik itu
tentang perubahan atau pergantian siang dan malam dan juga lain sebagainya
daripada itunya bahwa allah swt adalah maha rahman dan rahim atau maha
penyayang terhadap makhluk-makhluk ciptaan-Nya baik yang ada di langit maupun
di bumi
·
Al-Qur’an Surat Al-Imran Ayat 64
Firman Allah Swt Yang
berbunyi sebagai berikut:
ö@è% @÷dr'¯»t É=»tGÅ3ø9$# (#öqs9$yès? 4n<Î) 7pyJÎ=2 ¥ä!#uqy $uZoY÷t/ ö/ä3uZ÷t/ur wr& yç7÷ètR wÎ) ©!$# wur x8Îô³èS ¾ÏmÎ/ $\«øx© wur xÏGt $uZàÒ÷èt/ $³Ò÷èt/ $\/$t/ör& `ÏiB Èbrß «!$#,bÎ*sù (#öq©9uqs? (#qä9qà)sù (#rßygô©$# $¯Rr'Î/ cqßJÎ=ó¡ãB
Artinya:
Katakanlah:
"Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang
tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah".
jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa
Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Menurut Tafsir Al Misbah
Selesai sudah Nabi
Muhammad saw. Menghadapi delegasi Kristen Najran. Tetapi mereka enggan beriman.
Ahl al-Kitab bukan hanya mereka. Ahl al-Kitab terdiri dari semua
orang yahudi dan Nasrani, bahkan sementara ulama memasukan kelompok yang diduga
memiliki kitab suci dalam pengertiannya. Ahl al-kitab sekalipun ada yang
bertempat tinggal di madinah atau d daerah-daerah lain, namun pesan ayat ini
ditujukan terhadap mereka semua, bahkan sampai akhir zaman.
Sedimikian besar
kesungguhan dan keinginan Nabi Muhammad saw. Agar orang-orang Nasrani menerima
ajakan islam, sehingga Allah swt. Memerintahkan beliau untuk mengajak mereka
dan semua pihak dari ahl al-kitab , agar menrima satu tawaran yang
sangat adil, tetapi kali ini dengan cara yang lebih simpatik dan halus
dibandingkan dengan cara yang lalu.ajakan ini tidak memberi sedikit pun kesan
berlebihan bagi beliau dan ummat islam. Beliau diperintah allah mengajak dengan
berkata:”Hai Ahl al-Kitab”, demikian panggilan mesra yang mengakui bahwa
mereka pun dianugrahi kitab suci oleh Allah, tanpa menyinggung
perubahan-perubahan yang mereka lakukan, marilah menuju ketinggian
“.kata “ketinggian” dipahami dari kata ta’alau yang terambil dari kata
yang berarti “tinggi”. Marilah menuju ketinggian, yaitu suatu kalimat
(ketetapan) yang lurus,adil,tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, karena
itulah yang diajarkan oleh para nabi dan rasul yang kita akui bersama, yakni
tidak kita sembah kecuali Allah, yakni tunduk patuh lagi tulus menyembah-Nya
semata, dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu apapun walau dengan
sedikit persekutuan pun, dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang
lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah, yakni kita tidak menjadikan para
pemimpin agama kita menghalalkan atau mengharamkan sesuatu yang tidak
dihalalkan atau diharamkan oleh allah. Jika mereka berpaling, menolak ajakan
ini, walaupun hal penolakan mereka diragukan mengingatn jelasnya bukti-bukti
yang disampaikan, ini dipahami dari kata In yang digunakan ayat
ini; maka katakanlah “saksikanlah yakni
ketahuilah dan akuilah, bahwa kami adalah orang-orang muslim yang berserah diri
(kepada Allah),” sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as.
pernyataan terakhir ini
dipahami oleh sementara mufassir sebagaimakna” jika mereka berpaling menolak
ajakan ini, maka semua dalil telah dibuktikan kekeliruan kalian, dan dengan
demikian kalian harus mengakuinya kami__bukan kalian__orang-orang yang benar
muslim, yakni penyerahan diri kepada Allah sebagaimana yang diajarkan oleh
Ibrahim as. Diwasiatkan olehnya.”
Pernyataan ini juga bias
bermakna,’Kalau kalian berpaling dan menolak ajakan ini, maka saksikanlah dan
akuilah, bahwa kami adalah orang-orang muslim yang akan melaksanakan secara
teguh apa yang kami percayai pengakuan kalian akan eksitensi kami sebagai
muslim, walau kepercayaan berbeda, menurut kalian untuk membiarkan kami
melaksanakan tuntunan agama kami. Karena ami pun sejak dini telah mengakui
eksitensi dan tanpa kami percaya apa yang kalian percaya, namun demikian kami
akan persilahkan kalian melaksanakan agama dan kepercayaan kalian, lakum di
nukum wa liya din/bagi kau agamau dan bagiku agamaku.
Tafsiran Al-Maraghi
PENGERTIAN
UMUM
Dalam ayat-ayat terdahulu, Allah menjelaskan perihal Nabi Isa dan ha-hal
yang dialaminya. Lalu, Allah SWT. Menuturkan ajakan Nabi saw. Yang mengarah
pada tauhid dan Islam. Hal tersebut, ternyata mendapatkan tantangan dan pihak
ahlul-kitab, sehingga Nabi saw. terpaksa menggunakan cara mubahala. Tetapi,
mereka tidak mau, yang dengan demikian, berarti hujjah mereka dapat dipatahkan
oleh Nabi. Hal ini juga menunjukkan bahwa akidah mereka yang mengatakan Isa
sebagai ‘tuhan’ tidaklah mereka yakini secara benar. Dan, barangsiapa telah kehilangan
keyakinan, maka akan goncanglah keyakinannya jika diajak kepada sesuatu yang
akibatnya ia takuti.
Di sini, Allah SWT. mengajak mereka kepada perkara lain yang merupakan
masalah pokok agama dan intinya, yang telah disepakati oleh semua para Nabi.
Yaitu, persamaan dan keadilan antara dua belah pihak secara seimbang, tidak
berat sebelah, yaitu beribadah hanya kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya.
Tatkala mereka berpaling, Allah swt memerintahkan Nabi agar mengatakan kepada
mereka, “Saksikanlah oleh kamu, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.’
PENJELASAN
Katakanlah (wahai Muhammad), “Wahai orang-orang ahlul-kitab, ke sinilah
kalian. dan bersepakatlah pada suatu perkataan yang adil, yang telah disepakati
oleh para Rasul dan kitab-kitab yang ditunkan kepada mereka. Hal ini telah
diperintahkan oleh Taurat, Injil, serta Al-Qur’an.
Kemudian, Allah menjelaskan kalimah ini. Allah berfirman:
Kita
tidak akan tunduk kecuali hanya kepada Tuhan Yang Mempunyai kekuasaan dan mutlak dalam menentukan syari’at, dan Yang
mempunyai wewenang menghalalkan dan mengharamkan. Kita, hendaknya tidak menyekutukan Allah dengan apapun, dan sebagian
dari kita tidak mengambil sebagian lainnya sebagai
tuhan-tuhan selain Allah.
Ayat ini mengandung tauhid dalam ketuhanan, seperu yang tersurat dalam
finnan-Nya (Alla Na’budu iliaIlah), serta tauhid dalam ketuhanan, yang
tersurat dalam firrnan-Nya (Wa la yattakhizu ba’duna ba’dan arbaban min
duniillah).
Obyek ini telah disepakati dalam semua agama. Nabi Ibrahim telah datang
dengan membawa ajaran tauhid. Nabi Musa datang juga dengan tauhid. Dalam Taurat
telah disebutkan dengan menyitir firman Allah, “Sesungguhnya Allah adalah
Tuhanmu, janganlah kamu mempunyai Tuhan lain di hadapan-Ku. Janganlah kamu
membuat patung pahatan untukmu, dan juga gambar apa pun, berupa apa pun yang
ada di langit atas, dan di bumi bawah, serta berupa apapun yang ada dalam air
di bawah tanah. Janganlah kamu bersujud kepada mereka dan janganlah kamu
menyembahnya.”
Demikian pula dalam ajaran Nabi Isa, disebutkan hal serupa. Dalam Injil
Yohanes disebutkan, “Inilah yang dinamakan kehidupan abadi, hendaknya mereka
mengetahui, Engkau adalah Tuhan yang hakiki, dan Yang mengizinkan Al-Masih yang
telah Engkau utus.”
Dan, pemungkas para Nabi Muhammad saw. telah datang dengan membawa hal
serupa (tauhid)
Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kesimpulannya:
Aku dan kalian bersama-sama mengiktikadkan bahwa alam semesta ini adalah
ciptaan Tuhan yang satu. Dia pulalah yang mengutus para Nabi untuk kita yang
diberi tugas menyampaikan amal-amal yang diridai dan tak diridhai. Marilah kita
bersepakat menegakkan pokok-pokok ini, dan menolak segala syubhat yang terjadi.
Bila telah datang kepadamu sesuatu dan Al-Masih mengenai dirinya, maka hal itu
kami takwilkan sesuai dengan pangertian yang tidak bertentangan dengan asal
(pokok) yang telah disepakati oleh para Nabi. Sebab, kami tidak menjumpai
Al-Masih menafsirkan kata ini sebagai Tuhan yang wajib disembah. Juga, beliau
tidak mengajak penyembahan terhadap diri dan ibunya. Bahkan, ajakan beliau
adalah menyembah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya.
Orang-orang Yahudi dahulu adalah orang-orang ahli tauhid. Tetapi, sum-
ber perpecahan adalah karma mereka mengikuti kepala-kepala agama dalam hal
hukum yang telah mereka tetapkan. Kemudian, mereka menjadikannya Sederajat
dengan hukum-hukum yang dituninkan dari sisi Allah.
Orang-orang
Nasrani juga berjalan pada garis yang sama. Mereka menambahinya dengan masalah
pengampunan kesalahan dan dosa. Masalah terakhir ini mempunyai dampak yang
berbahaya dalam masyarakat agama Masehi, hingga mengakibatkan gereja-gereja
banyak menelan sebagian besar harta orang-orang (guna menebus dosa).
Akhirnya, berdirilah sekte baru yang menuntut perbaikan. Sekte ini
dikenal sebagai Protestan. Sekte ini berpendapat, “Biarkanlah kami dan ulah
mereka yang mengakui menjadi tuhan-tuhan, dan ambillah oleh kalian agama Masehi
dan Al-Kitab, serta janganlah kalian berbuat syirik kepada-Nya dengan sesuatu
pun yang berupa perkataan si Fulan dan si Fulan.
Diriwayatkan oleh ‘Adiy ibnu Hatim yang mengatakan, bahwa aku datang
kepada Rasulullah saw. dan dalam leherku tergantung kalung salib terbuat dari
emas. Kemudian, beliau bersabda, “Wahai ‘Adiy, buanglah olehmu berhala
tersebut.” Dan aku mendengar Nabi mengucapkan Surat Al-Bara’ah (At-Taubah):
Mereka menjadikan orang-orang alimnya
dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah[639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih
putera Maryam, padahal mereka Hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.Lantas, aku katakan, “Wahai
Rasulullah, mereka tidaklah menyembah nya (Isa)”. Jawab beliau, “Tidakkah
mereka (para pemuka agama Nasrani menghalalkan untuk kamu dan mengharamkan,
kemudian kamu mengambil perkataan mereka ?“ Adiy menjawab, “Ya, benar.”
Kemudian, Rasulullah saw menjawab, “Itu sama saja (menyekutukan Allah).”Bila
mereka berpaling dan menolak ajaran ini, hanya menyembah kepada selain Allah,
dan mengambil para sekutu, para perantara, tuhan-tuhan yang menghalalkan dan
mengharamkan, maka katakanlah kepada mereka, “Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang taat kepada Allah lagi ikhlas. Kami tidak menyembah siapa pun
kecuali Allah SWT. dan Kami tidak memohon kepada selain-Nya dalam meminta suatu
manfaat atau menolak bahaya. Kami tidak menghalalkan sesuatu kecuali apa yang
telah dihalalkati Allah, dan tidak mengharamkan kecuali apa yang telah
diharamkan-Nya.”
Penghalalan
Dan Pengharaman Hanya Dari Sabda Nabi Muhammad saw.
Dalam ayat ini, terkandung hujjah yang menegaskan bahwa masalah masalah
agama, seperti ibadah, pengharaman dan penghalalan, tidak bisa diambil kecuali
berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw, yang terpelihara, bukan atas dasar
pendapat Imam mujtahid atau ahli fiqh yang ahli sekali pun. Sebab, jika brsikap seperti itu, berarti mengaku-aku
menjadi Tuhan dan keluar dari hidayah Al-Qur’an.
Tafsir Ibnu Katsir
Khitab ini mencakup ahlul kitab dari golongan yahudi , Nasarani dan orang
yang mengikuti jejak langkah mereka
,”katakanlah” Hai ahli kitab , marilah kepada suatu kalimah.”kata kalimah
digunakan sebagai kalimat sempurna , sebagaimana dikatakan sesudahnya.Kemudian
kalimat itu dijelaskan dengan firman ,” yang sama antara kami dan kamu .” Yakni
yang adil ,seimbang dan sama antara kami dengan kamu antara kalimat
itu.Kemudian kalimat itu ditafsirkan dengan kalimat Allah ,”bahwa tidak ada
kita sembah kecuali allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu apapun
,” baik berupa berhala,salib,patung,Thagut,api,ataupun lita mengkhususkan
penghambaan kepada allah yang esa dan tiada sekutu baginya.Inilah perkara yang
diserukan oleh semua rasul.
Allah berfirman “dan sesungguhnya kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat(untuk menyerukan),” sembahlah allah saja dan
jauhilah Thagut.”kemudian allah
berfirman dan sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan
selain allah.” Ibnu Juraij berkata yakni sebagian kita menaati sebagaiman lain
dalam bermaksiat kepada allah .Jika
mereka berpaling ,maka katakanlah “saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang
yang berserah diri.”Maksudnya, jika kalian berpaling dari pembagian yang adil
dari seruan ini maka saksikanlah bahwa kamu akan terus menerus berada dallam
agama islam yang telah disyariatkan kepada kamu.
Saya telah menceritakan dari Syarah Bukhari
dalam periwayatannya dari jalan Az-Zuhri dengan sanad yang sampai kepada Abu
Sufyan , dan kisah pertemuannya Sufyan dengan kaisar.Kaisar menanyai Sufayan
ihwal keturunan ,sifat,dan penampilan Rasul serta apa-apa yang
diserukannya.Maka Sufyan menceritakan keseluruhannya secara jelas, padahal
waktu itu Abu Sufyan seorang musyrik.Dia belum masuk islam, hal itu terjadi
setelah perjanjian Hudaibiyah dan sebelum penaklukan Mekkah, sebagaimana hal
itu dijelaskan dalam hadits Bukhari.Tyujuan kisah itu adalah Bukhari ingin
meriwayatkan demikian kemudian disampaikanlah dari Rasulullah Saw, lalu kaisar
membacanya yang isinya(506)
“dari
muhammad rasulullah untuk Herckius pembesar romawi ,semoga keselamatan
dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.Amma ba’du.Masuk islamlah maka
anda akan selamat.Masuk islamlah niscaya allah memeberi pahalamu dua kali.Jika
kamu berpaling maka kamu akan memikul dosa kaum arisiyyin.Katakanlah,”hai ahli
kitab,marilah kepda suatu kalimat yang sama antara kami dan kamu,yaitu kita
tidak menyembah kecuali kepada allah , kita tidak mempersekutukannya dengan
apapun,dan sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan
selain allah.Jika mereka berpalig maka katakanlah,”saksikanlah bahwa kami
adalah orang-orang yang berserah diri.”
Ibnu Isyak dan yang lainnya mengatakan bahwa
awal surat alimran sampai 80 ayat yna gppertama diturunkan berkaitan dengan
utusan Najran.Ajruhri mengatakan mereka adalah orang yang pertama kali
menyerahkan Jizyah.”Tidak diragukan lagi bahwa ayat Jizyah diturunkan setelah
penakllukan mekkah.Lalu,apa hubungannya antar penyatuan ayat 64 kedalam
keseluruhan isi surat untuk Heraclius,serta kaitannya dengan pendapat Ibnu
Isyak dan Ajuhri jawabannya dapat diberikan dari berbagai aspek.(1)kemungkinan
ayat itu diturunkan dua kali.Sebelum Hudaibiyyah dan setelah penaklukan
mekkah.(2) permulaan surat ali imran hingga surat ini diturunkan berkaitan
dengan utusan Najran.Jadi,ayat ini diturunkan sebelum peristiwa itu(3)datangnya
utusan Najran.Jadi ayat ini diturunkan sebelum peristiwa itu.(3)datangnya
utusan Najran kemungkinan terjadi sebelum Hudaibiyyah dan memilih perdamaian
dari pada bermubahala,tanpa membayar jiznya.(4)kemungkinan bahwa tatkala
rasulullah Saw,menyuruh menulis ayat ini dalam suratnya kepda Heraclius ayat
ini belum diturunkan.Kemudian ayat 64 ini diturunkan bertetapan dengan
pendiktean surat Nabi Saw.
Analisa dari surat al-imran ayat 64
Dari pemaparan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita dituntut untuk
selalu mengajak orang-orang agar masuk dan meemperdalam tentang hal-hal yang
berkaitan tentang keyakinan dan agama yang
baik yang harus dipilih dalam hal ini sudah jelas bahwa tentang
permasalhan keyakinan antara ahlul kitab yang bertentangan bahwa mereka tidak
ingin masuk agama yang diridhai oleh allah swt namun nabi muhammad sebagai
rasul tetap berjuang untuk mengajak mereka supaya masuk agam islam.Dengan kata
lain kita dapat menjadi pedoman untuk melanjutkan perjuangan kita untuk selalu
mengajak ke hal-hal yang telah dianjurkan oleh allah swt.baik dengan lisan
ataupun perjuangan
Sebagai umat islam kita harus selalu berjuang untuk mempertahankan
akidah dan keyakinan kita agar bisa mengajak orang kafir untuk mengajak orang
kafir untuk masuk ke agama kita scara kafah.
·
Al-Qur’an Surat An-Nissa Ayat 36
Firman Allah Swt Yang
berbunyi sebagai berikut:
(#rßç6ôã$#ur ©!$# wur (#qä.Îô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ,Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ÉÎ/ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Í$pgø:$#ur Ï 4n1öà)ø9$# Í$pgø:$#ur É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷r& ,¨bÎ) ©!$# w =Ïtä `tB tb%2 Zw$tFøèC #·qãsù
Artinya:
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman
sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang
mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang
Muslim dan yang bukan Muslim.
[295]
Ibnus sabil
ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma’shiat yang kehabisan bekal.
Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
Menurut Tafsir Al-Misbah
Tentang Al-Qur’an Surat An-Nissa Ayat 36
Al-Biqa’I menilai ayat ini
sebagai penekanan terhadap tuntutan dan bimbingan ayat-ayat yang lalu. Dia
menulis bahwa :”Cukup banyak nasehat yang dikandung surah ini sejak awal, yang
kesemuanya mengarahkan kepada ketakwaan, keutamaan, serta annjuran meraih dan
ancaman mengabaikannya”.ia diakhiri dengan petunjuk kepada kehidupan rumah
tangga, yang ditutup dengan penutup yang sangat indah, yaitu dua sifat al-‘Alim
dan al-khabir. Penutup ini
sama maknanya dengan penutup ayat pertama yang memerintahkan takwa kepada Allah
yang menciptakan manusia dari satu jiwa dan menciptakan pasangannya, dan
penutupnya adalah sesungguhnya Allah Maha Pengawas atas Kamu.
Maka menjadi sangat wajar jika nasehat
pertyama pada awal surat ini diulangi lagi di sini untuk memulai
npetunjuk-petunjuk baru. Nasehat tersebut tidak hanya ditunjukn kepada
orang-orang mukmin, maka ayat ini tidak dimulai dengan memanggil mereka. Ayat
ini juga ditujukan kepada semua manusia walau dalam ayat ini tidak disebut
lagi_ karena pada ayat pertama surah ini telah disebutkan, yaitu; Hai sekalian
manusia, sembahlah Allah Yang
Maha Esa dan yang menciptakan kamu serta pasangan kamu, dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu selain-Nya,
juga jangan juga mempersekutukan-Nya dengan sedikit persekutuan pun. Dan denga
duan dua orang Ibu-Bapak, persembakanlah kebajikan yang sempurna, dan jangan abai
berbuat baik dengan karib-kerabat dan anak-anak yatim, yakni mereka yang
mennggal ayahnya sedang mereka belum dewasa, serta orang-orang miskin,
tetangga yang dekat hubungan kekerabatannya atau yang dekat rumahnya
denganmu, tetangga yang jauh kekerabatannya atau rumahnya, demikian jugga
denga teman sejawat, baik yang sejawat dalam perjalanan maupun dalam
kehidupan sehari-hari, serta Ibnu Sabil, yakni anaka-anak jalanan dan oaring-orang yang
habis bekalnya sedang ia dalam perjalanan, dan hamba sahaya kamu,baik laki-laki
maupun perempuan. Seungguhnya Allah
tidak menyukai, yakni tidak melimpahkan rahmat kasih saying-Nya, tidak juga
menganugrahjan ganjaran-Nya kepada orang-orang yang sombong, yang merasa tinggi hati, sehingga enggan
membantu dan bergaul dengan orang lemah, apalagi yang menggabungkan keangkuhan
itu dengan membangga-banggakan diri.
Ibadah, sebagaimana dikemukakan ketika menafsirkan Al-Fatihah bukan
hanya sekedar ketaatan dan ketundukan, tetapi adalah suatu bentuk
ketundukan dan ketaatan yang mencapai
puncaknya karena adanya rasa kesgungan dalam jiwa seseorang terhadap siap yang
kepadanya ia mengabdi, serta sebagai dampak dari keyakinan bahwa pengabdian itu
tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang arti hakikatnya tidak terjangkau.
Begitu lebih kurang tulis Syekh Muhammad Abduh.
Perintah ibadah dalam ayat
ini bukan saja ibadah ritual atau juuga dikenal dengan ibadah mahdah, yakni
ibadah yang cara, kadar, dana waktunya ditetapkan oleh Allah atau rosul,
seperti Sahalat, zakat, puasa, dan haji;tetapi mencakup segala macam aktivitas,
yang hendaknya dilakukan demi karena Allah swt. Ibadah yang dimaksud adalah
perwujudan dari perintah-Nya,
ö@è% ¨bÎ) ÎAx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$#
Katakanlah,” Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam”,(QS.Al-An’am:162).
Sementara ulama memahamiperintah ibadah dalam ayat ini dalam arti Tauhid
praktis, dimana amal-amal kebajikan merupakan buah dari keyakinan kalbu atas
keesaan Allah swt. Buktinya_kata penganut pendapat ini_ adalah, penutup ayat
ini menyatakan bahwa; Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombing membangga-banggakan diri, yang kemudian dilanjutkan oleh ayat berikut
yang menjelaskan bawa mereka itu adalah kikir,mengingatkan agar, “jangan
memukul wajah dan jangan pula menyakiti”. Di kali lain, beliau bersabda,”
Tidakkah kalian malu memukul isteri kalian, seperti memukul keledai?” Malu
bukan saja karena memukul, tetapi juga malu karena gagal mendidik dengan
nasehat dan cara lain.
Perlu juga disadari bahwa
dalam kehidupan rumah tangga pasti ada saja _sedikit atau banyak_ yang tidak
mampan baginya nasehat atau sendirian. Nah, apakah ketika itu, pemimpin rumah
tangga bermasa bodoh, membiarkan rumah tangganya dalam suasana tidak harmonis,
ataukah ia harus mengundang orang luar atau yang berwajib untuk meluruskan yang
menyimpang di antara anggota kieluarganya? Di sisi lain harus disadari bahwa
pendidikan dalam bentuk hukuman tidak ditujukan kepada Anda_wahai kaum Hawa_
yanga menjalin cinta kasih dengan suami, tidak juga kepada yang tidak
membangkang perinah suaminya, perintah yang wajib diikuti. Tetapi ia ditunjukan
kepada yag membangkang. Anda jangan berkata jumlah mereka tidak banyak, karena
kalaupun yang membangkang dan tidak mempan baginya altermatif pertama dan kedua
diatas jumlahnya tidak banyak, apakah salah atau tidak bijaksana bila agama
menyediakan yunyunan pemecahan maslah bagi yang jumlahnya sedikit itu? Jangan
pula berkata bahwa memukul tidak releven lagi dewasa ini, karena pakar-pakar
pendidikan masih mengakuinya__untuk kasus-kasus tertentu__ bahkan dikalangan
militer pun masih dikenal bagi yang melanggar disiplin. Dan sekali ini adlah
yang tidaka mensedrai atau menyakitkan. Nah, jika demikian, adakah pemecahan
lain yang dapat dikemukakan demi mepertahankan keharmonisan rumah tangga lebih
baik dari memukul__yang tidak mencedrai__setelah nasehat dan meninggalkannya
dari tempat tidur tidak berhasi?
Sementara ulama memahami
perintah menempuh langkah pertama dan kedua diatas ditujukan kepada suami,
sedang langkah ketiga__yakni dmemukul__ditujukan kepada penguasa. Memang, tidak
jarang ditemukan dua piha yang diperintah dalam satu ayat(bacalah kembali
penjelasan tentang ayat 229 dari surah al-baqarah). Atas dasar, ulama
besar Atha’ berpendapat bahwa suami tidak boleh memukul isterinya, paling
tinggi hanya memarahinya. Ibn al-‘Arabi mengomentari pendapatAtha” itu dengan berkata,
“pemehamannya itu berdasar adanya kecaman Nabi saw. Kepada suami yang memukul
isterinya seperti sabda beliau: “ Orang-orang terhormat tidak memukul
isterinya”. Sejumlah ulama sependapat dengan Atha’ dan menolak atau memahami
secara metafora hadis-hadis yang membolehkan suami memukul isterinya.
Betapapun__kalau ayat ini dipahami sebagai izin memukul isteri oleh suami, maka
harus dikaitkan dengan hadis-hadis Rasul saw, diatas, yang mensyaratkan tidak
mencedrainya, tidak juga pukulan itu ditujukan ekpada kalangan yang meniai
pemukulan sebagai suatu penghinaan atau tindakan yang tidak terhormat. Agaknya
untuk masa kini, bdan kalangan keluarga terpelajar, pemukulan bukan lagi satu
cara yang tepat. Karena tulis Muhammad Thahir Ibn Asyur, “Pemerintah, jika
mengetahui bahwa suami tidak dapat menempatkan sanksi-sanksi agama ini di
tempatnya yang semestinya, dan tidak mengetahui batas-batas yang wajar, maka
dibenarkan bagi pemerintah untuk menghentikan sanksi ini dan mengumumkan bahwa
siapa yang memukul isterinya, maka dia akan dijatuhi hukuman. Ini agar tidak
berkembang luas tindakan-tindakan yang merugikan isteri, khususnya di kalangan
mereka yang tidak memiliki moral
Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Tentang Al-Qur’an Surat An-Nissa ayat 36
Allah yang mha suci lagi maha tinggi menyuruh
supya beribadah kepadanya yang esa tiada sekutu baginya , karena dialah yang
menciptakan,memberi nikmat dan memberi karunia kepada makhluk-Nya sepanjang
masa dan keadaan.Dialah yang paling berhak,dibanding makhluk,untuk diesakan dan
tidak disekutukan dengan apapun diantara makhluk-makhluk-Nya sebagaimana Nabi
saw. Bersabda kepada Muadz bin jabal (711),Tahukah kamu, apa yang menjadi hak
allah yang menjadi kewajiban hamba-Nya?Muadz menjawab,Allah dan Rasul-nya lebih
mengetahui.Nabi besabda,hendaklah kamu menyembah dan tidak meyekutukannya
dengan apapun.Kemudian Nabi Saw bertanya,apa hak hamba yang akan diberikan
allah jika mereka melakukan hal itu?ialah ia tidak akan mengazab mereka.
Kemudian allah mengajarkan
supaya berbuat baik kepada ibu bapak, karena allah telah memberikan keduanya
sebagai sarana guna mengeluarkan kamu dari tiada kepada ada.Betapa banyaknya
ayat allah yang menyertakan peribadahan kepadanya denga keharusan berbuat baik
kepada orang tua,allah berfirman,”Hendaklah kamu bersyukur dan kepada kedua
orangtuamu” dan firman allah,”Dan Tuhanmu telah menetapkan bahwa kamu tidak
boleh beribadah kepadanya dan berbuat baik kepada kedua orang tua,kemudian
allah swt melanjutakn pesan berbuat baik kepada kedua orang tua dengan pesan
berbuat baik kepada karib ,laki-laki maupun perempuan.Sebagaimana diktakan
dalam sebuah hadits (712),”sedekah kepada orang miskin memiliki satu
pahala,sedang kepada famili memiliki dua pahala,pahala sedekah dan pahala
silaturahmi.”
Kemudian allah ta’ala
berfirman ,”dan anak-anak yatim.”Hal itu karena mereka kehilangan orang
pengurus kepentingannya dan membelanjainya lalu allah menyuruh untuk berbuat
baik kepada mereka dan menyantuninya.Kemudian Allah ta’ala berfirman,”dan
kepada orang-orang miskin.”Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan orang
tidak mendapatkan pihak yang memenuhi kifayahnya.Maka allah menyuruh manusia
supaya membantu mereka dengan sesuatu yang memenuhi kebutuhan dan menghilangkan
kemudaratanya.Pembicaraan ikhwal orang kafir dan miskin akan dikemukakan dalm
surat at-taubah ayat 9.Firman allah ta’ala,”Tetangga dekat ialah orang yang
masih memiliki hubungan famili.Tetangga jauh ialah orang yang tidak memiliki
hubungan famili.”
Imam Ahamad meriwayatkan dari
Abdullah bin U,ar bahwa rasulullah bersabda(713),”Jibril senantiasa berwasiat
kepadaku ihwal tetangga hingga aku menduga bahwa dia kan menjadi ahli
waris.”Hadits ini dikemukakan dalam Shahih Halim,juga diriwayatkan oleh
Tirmidzi dan Abu Dawud.Ahmad meriwayatkan dari bin Abdullah bin Amr, bin
ash,dari nabi saw,bahwa dia bersabda(714)
“sebaik-baik teman menurut pandangan allah ialah yang paling baik terhadap temannya
dan sebaik-baik tetangga menurut pandangan allah ialah yang paling baik
terhadap tetangganya.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari
aisyah beliau bertanya kepada rasulullah saw(715), “ Saya mempunyai dua tetangga, kepada mankah saya memberikan
hadiah?Nabi bersabda, kepada tetangga yang paling dekat pintu rumahnya dengan
pintu rumahmu.”(HR.Ahmad dan Bukhari)
Firman Allah ta’ala dan teman
dekat.Diriwayatkan dari Ali dan Ibnu masud bahwa keduanya berkata,”teman dekat
ialah istri” Firman allah ta’ala,”dan Ibnu sabil,”ialah oarang yang melintasi
rumahmu dalam suatu pembicaraan mengenai Ibnu Sabil akan dikemukakan dalam
surat at-taubah,Insyaallah.Kepadanyalah kita percaya sepenuhnnya dan
bertawakal.
Firaman allah ta’ala,”Dan
budak yang engkau miliki,”merupakan wasiat akhwal hamba sahaya,sebab hamba
sahaya itu lemah,upayanya dan tertawan dalam kekuasaaan orang lain.Ketika Nabi
saw sakit yang membawanya kepada kematian,beliau bersabda (716).”peliharalah
shalat,periharalah shalat dan budak sahaya yang kamu miliki.”
Muslim meriwayatkan dari
Abdullah bin Amr(717.)”sesungguhnya dia berkata pada Qahraman,apakah kamu
memberikan makanan pokok pada hamba sahayamu?Qahraman menjawab,”tidak’.Abdullah
berkata cukuplah sorang berbuat dosa,jika dia tidak memberikan makanan pokok
kepada budaknya ,Firman Allah ta’ala”Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang tinggi hati dan membanggkan diri.Yakni,membanggakan diri,ujub,takabur dan
sombong kepada orang lain.Dia memandang bahwa dirinya lebih baik dari
mereka.Dia merasa dirinya itu besar,padahal di hadapan allah dia itu hina
dina.Ibnu Abi Hakim meriwayatkan ikhwal
seorang laki-laki dari bani Bani Hajim.Dia bertanya kepada nabi,”wahai
rasulullah ajari aku.”Maka beliau bersabda(718) “Jangalah kamu memanjangakan kain,sebab perbuatan itu merupakan
kesombongan dan allah tidak menyukai kesombongan.”
Analisa surat an-nissa ayat 36
Dari pemaparan ayat di
atas dapat disimpulkan bahwa kita dianjurkan untuk tidak menyekutukan allah
terhadap makhluk lainnya dan dianjurkan pula agar kita untuk selalu berbuat
baik kepada orang tua.Karena sesungguhnya ridha nya allah tergantung kepada
ridhanya kedua orang tua kita . Jadi , sudah jelas kita dituntut untuk selalu
berbakti kepada mereka berdua agar dalm menjalani hidup ini kita selalu
mendapat ridha dan rahmatnya.Dan harus di ingat jangan sekali-kali kita membuat
orangtua kita merasa sakit hati atas apa yang telah kita perbuat
kepadanya.karena sama halnya itu mendatangkan murkanya allah kepada kita.
Dan juga harus ingat ,
kita juga harus menjalin silaturahmi yang baik terhadap sesama manusia terutama
yang dianjurkan oleh allah swt yaitu untuk selalu membantu ibnu sabil dan
tetangga kita yang mengalami kesusahan
Posting Komentar