B. Dari Segi
Mulukiyyatnya ( Kekuasaan )
Al-Qur’an
Surat Al-Maidah Ayat 17,18,40,dan 120
a.Menurut Tafsiran Ibnu
Katsir
tentang Al-quran Surat Al-Maidah ayat 17,18,40 dan 120
* Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat
17
Firman Allah Swt Yang
berbunyi sebagai berikut
Artinya:
Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al
masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang
dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al masih
putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi
kesemuanya?". kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada
diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
* Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat
18
Firman Allah Swt Yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya:
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu
karena dosa-dosamu?" (kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya),
tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya dan
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya.
dan kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. dan kepada Allah-lah kembali
(segala sesuatu).
* Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat
40
Firman Allah Swt Yang
berbunyi sebagai berikut:
Artinya:
Tidakkah kamu tahu, Sesungguhnya Allah-lah yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan
diampuni-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu
*
Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat
120
Firman Allah Swt Yang berbunyi sebagai
berikut:
¬! à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $tBur £`ÍkÏù4 uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« 7Ïs%
Artinya:
Kepunyaan allah-lah kerjaaan langit dan bumi dan apa yang ada
didalamnya;dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam ayat 17 ini
memberitakan bahwa kaum nashara atau kristen telah menjadi kafir karena
mengakui bahwa al-Masih putra maryam sebagai Tuhan Allah,padahal ia seorang
hamba dan makhluk allah,mha agung dan maha tinngi allah dari ucapan mereka itu
setinggi-tingginya.Kemudian allah memberitahukan tentang kekuasaaanya yang
mutlak yang tak terbatas, sehingga jika allah ingin membinasakan al-Masih putra
maryam dan ibunya serta semua penghuni bumi ini,maka tiada seorang pun yang daptat
menolak sedikitpun dari kehendak allah itu,sebab kekuasaan langit dan bumi
antara keduanya hanya ditangan allah dan memiliki kekuasaan.Bahkan allah atas
segala sesuatu mah berkuasa allah berbuat dan menjadikan apa yang
dikehendakinya,tidak dapat ditanya tentang apa yang dijadikannya dengan
kekuasaan, kebesaran dan keadilannya
Ayat ini juga memberi contoh
bahwa dalam agama orang jangan berpendapat sendiri keluar dari tuntunan allah
dan rasulullah saw.Meskipun kita mengira bahwa pendapat itu benar ,sebab orang
nashara itu juga berpendapt sedemikan itu dikiranya benar padahal keluar dari
agama dan syirik kepada allah swt
Kemudian dari ayat 18 allah
menolak pengakuan palsu kaum yahudi dan nashara, yang menyatakan seakan-akan
meraka kekasih,kesyangan allah karena mereka turunan nabi yakub as.seakan-akan
sebagai putra allah juga.Memang kalimat itu terdapat dalam kitab mereka bukan
berarti putra yang sesungguhnya,dan seorang mengaku kekasih allah itu boleh
saja, bahkan akan diterima oleh allah asalkan memenuhi syarat-syarat yang telah
diterangkan allah dalm alquran.Yakni benar taat kepada allah dan rasulullah
saw,sebagaimana yang telah dicontohkan dalm perlakuan nabi utusan allah.Karena
itu allah menyuruh kita bertanya kepada mereka mengapakah kalian disiksa karena
dosa-dosa kalian,yang mana siksa itu menunjukkan bahwa kalian manusia bisa
sebgai makhluk allah apabila berbuat baik akan dikasihi allah dan bila berbuat
jahat akan disiksa oleh allah
Seorang guru sufi bertanya
kepada seorang alim fiqih dimankah ayat yang menyatakan bahwa kekasih itu tidak
akan menyiksa kekasihnya yang disayang?
Ketika si ahli fiqih tidak
dapat menjawab maka oleh orang sufi
dibacakan ayat; kul falima yuazzibkum bidzunu bikum.
Anas r.a. berkata kepada nabi
saw lewat dengan beberapa sahabat tiba-tiba ada anak kecil dijalan,maka ketika
ibunya melihat rombongan dia menjerit .Awas
anakku seraya berlari mengangkat anaknya.Lalu sahabat berkata ,ya rosulullah ,
wanita itu tidak akn membuat anaknya
kedalam neraka,nabi saw memperingatkan mereka tidak, demi allah tidak akan
melemparkan kekasihnya ,kesayangannya kedalam neraka(HR.Ahamad)
Allah akan mengampuni atau
menyiksa siapa yang dikehendakinya
Semua yang dilangit dan
diantara keduanya milik allah sendiri,maka dia berbuat sekehendaknya.
Ibnu Abbas r.a.berkata,telah
datang kepada nabi saw, Nu’man bin Ashaq dan Bahri bin Amr dan Syaasy bin
Adi,setelah berbicara nabi saw,mengajak mereka untuk kembali kejalan allah,dan
memperingatkan mereka balasan siksanya.Tiba-tiba mereka berkata “ya Muhammad,mengapa
engkau menakuti kami ,demi allah kami adalah putra allah dan kekasihnya.”Maka
allah menurunkan ayat 18 ini.
Dalam ayat ini allah
menetapkan hukum potong tangan terhadap pencuri lelaki maupun wanita , hukum
itu memang berlaku di masa jahiliyyah,kemudian ditetapkan oleh islam dengan
syarat-syarat
Sebagian ulama fiqih
mengambil pada lahirnya ayat , yakni nyata telah mencuri maka langsung dipotong
tangannya tanpa memandang sedikit ataupun banyaknya pencurian.Mereka juga
berpegang pada hadits.Abu Hurairah pernah berkata bahwa rasulullah bersabda;
“allah telah mengutuk pencuri yang mencuri telur sehingga dipotong
tangannya atau mencuri tali sehingga dipotong tangannya(HR.Bukhari Muslim)
Adapun
imam madzhab yang empat , mak masing-masing nishab harga barang curiannya.
Imam Malik menetapkan
pencurian sedikitnya berharaga 3 dirham berdasarkan hadits ibnu Umar r.a
berkata :”rasulullah saw telah memotong tangan pencuri karena mencuri perisai
yang haraganya 3 dirham(HR.Bukhari)
Imam Syafi’i menetapkan
pencurian itu seperempat dinar
berdasarkan hadits Aisyah r.a. bahwa rasulullah saw bersabda:”tangan pencuri
dapat dipotong dalam pencurian seperempat dinar keatas(Bukhari Muslim)
Dan tidak dipotong tangan
pencuri kecuali dalm pencurian seharga seperempat dinar keatas(Muslim)
Hadits ini merupakan
ketegasan dalam masalah ini sebab dengan jelas memberi batas minimnya pencurian
yaitu seperempat dinar sedangkan harga perisai yang disebut 3 dirham berarti
seperempat dinar sebab 1 dinar 12 dirham, maka seperempatnya 3 dirham.Sehingga
dapat dipertemukan pendapt malik dan syafi’i.Imam Ahmad bin hambali berkata
bahwa seperempat dinar atau 3 dirham itu merupakan ketentuan syari’at, karena
itu siapa yang mencuri seharga 3 dirham atau seperempat dinar harus dipotong tangannya
berdasarkan hadits ibnu umar dan aisyah.Sedangkan imam ahmad meriwayatkan
aisyah bahwa rasulullah bersabda:”potonglah tangan pencuri itu dalam pencurian
seperempat dinar dan jangan kamu potong jika kurang dari itu.”(HR.Ahmad)
Dalam riwayat Annayai dari
aisyah ynag dipotong tangan pencuri jika kurang dari harga perisai, aisyah
ditanya berapakah harga perisai?seperempat dinar, jawabnya.
Nash hadits ini menunjukkan
syarat Nishab dalam pencurian.
Abu Hanifah berpendapat bahwa nishab pencurian itu 10 dirham , dia berdalil
bahwa harga perisai itu 10 dirham menurut keterangan ibnu abbas dia berkata
bahwa harga perisai di masa rasulullah 10 dinar.Juga dia berdalil dengan hadits
abdullah bin Amar bin Al’as berkata bahwa rasulullah bersabda:
“ La atuq tha’u yadus saa riqi fi duuni
tsamaniyyani” tidak dipotong tangan seseoramg pencuri jika pencuriannya
kurang dari harga perisai. , sedang harga perisai menurut keterangan Ibnu Abbas
dan Abdullah bin Amar 10 dirham.
Jumhur Ulama menolak pendapat
Adh-Dhahiriyah yang berdalil:
La ana allah assariq yasriqul baidhata uqha yauhu.
1.hadits ini mansub dengan
hadits aisyah yang menetapkan nisabnya
2.hadits ditakwilkan
pengertian baidhah denagn topi baja dan tali kapal
3.bahwa tujuan hadits ,bahwa
seorang yang mulai pencuriannya dengan lambat laun akan mencuri yang besar
sehingga dipotong tangannya.
Dan mungkin hadits ini sebgai
kabar tentang kejadian di zaman jahiliyyah yang berlaku potong tangan terhadap
pencurian yang kecil maupun besar.
Termasuk dalam hikmat
syari’at dalam bab jinayat pelanggaran jika seorang memotong tangan maka di
denda 500 dinar tiap tangan , tetapi jika melakukan hianat pencurian maka
dihargai hanya 1/4 dinar.
Ketika itu ada pertanyaan
Yadun bikhamsi mii’mna asjadin wudiyat, maa baa luha quthi at fi rub’i
dinaari.(tangan yang biasanya ditebus dengan 500 dinar mengapa ia dipotong
karena mencuri ¼ dinar).
Dijawab: izzul-a-nati agh laaha wa arskha shaha dzulul khianati fatham hikmatal
baari (kemuliaan amanat itulah yang meninggikan harta tebusannya sedangkan
yang menjatuhkan harganya dialah hinanya khianat karena itu perhatikanlah
nikamt tuhan yang menciptakan manusia.)
“Hukuman ini sebagai balasan
atas perbuatan keduanya ,sebagai siksa dari allah.”
Maka siapa yang bertobat setelah ia berbuat kejahatan dan memperbaiki
kelakuan dan budi pekertinya.Maka pasti allah akan menerima taubatnya yakni
dari apa yang terjadi antara dia dengan allah adapun mengenai harta orang, maka
harus dikembalikan atau diganti.
Abu Hanifah berkata,”apabila
telah dipotong tangannya , berarti telah musnah tangannya dan tidak dapat
menggantinya.”
Abuhurairoh r.a. berkata
seorang dihadapkan kepada nabi saw karena telah mencuri selimut , mka sabda
nabi saw; saya kira ia tidak mencuri.”Tiba-tiba pencuri itu berkata, “benar ya
rasulullah, yakni ia mengakui bahwa ia mencuri.”Maka nabi saw bersabda,”Bawalah
dia dan potonglah tangannya , kemudian obatilah dengan minyak dan bawalah ia
kemari! Setelah dipotong nabi berkata kepadanya,”bertobatlah kepada allah”.Ia
pun menjawab,”aku bertobat kepada alah”.nabi saw bersabda”allah telah menerima
taubatmu.”(HR.Addara Quthni)
Abdullah bin Amar r.a berkata
seorang wanita mencuri maka datnglah orang yang kecurian itu dan berkata kepada
nabi saw,”wanita telah mencuri perhiasan kami,”
Maka kaum wanita itu berkata
,”kami akan menebus harga curiannya,”
Nabi saw bersabda,”potonglah tangannya!” maka dipotonglah tangan
kanannya.Kemudian wanita itu bertanya ,”ya rasulullah apakah ada jalan untuk
bertaubat?”
Jawab nabi saw” anda kini telah
bersih dari dosamu sebagaimana anda baru lahir dari perut ibumu.
Kemudian turunlah ayat ke 40
ni(HR.Ahad)
Aisyah r.a berkata bangsa
quraisyi masih sibuk dengan urusan wanita bangsawan dari suku bani makhzum yang
telah mencuri perhiasan yang dipinjamkannya kemudian diingkarinya , bertepatan
dengan Fathu Mekkah.Karena mereka berusaha mencari siapakah kiranya yang berani
meminta maaf untuk wanita itu supaya tidak dipotong tangannya, sehingga minta
tolong pada usamah untuk membicarakan hal itu pada rasulullah saw, dan ketika
usamah meminta ampun untuk wanita itu tiba-tiba rasulullah saw berubah wajahnya
dan bersabda pada usamah,”Apakah anda memberikannya syafa’at bantuanmu untuk
merintangi terlaksananya hukum allah. Maka usamah merasa ketakutan dan berkata
,”ya rasulullah , mintakan ampunan untukku.”
Dan pada sore harinya
rasulullah saw berkhutbah dan setelah memuji syukur kepada allah
sebagaimana lazimnya bersabda, Amma
ba’du, sesungguhnya yang membinasakan ummat yang sebelummu , bahwa jika seorang
bangsawan yang mencuri mereka biarkan tanpa hukuman dan jika pencuri itu
seorang turunan rendah , maka ditegakkan hukum , demi allah jiwaku berada di
tangannya, andaikan fatimah putri muhammad mencuri pasti aku potong tangannya ,
kemudian nabi saw menyuruh segera dipotong tangan wanita itu.(HR.Bukhari ,
Muslim)
Aisyah r.a berkata
,”kemudian wanita itu baik dan kawin , maka segala hajatnya kepda nabi saw
selalu saya yang menyampaikannya.”
Ibnu Umar r.a berkata “
dahulu ada seorang wanita dari Bnai Bakhzum biasa meminjam perhiasan dan
tetangganya lalu mengingkarinya,maka oleh nabi saw dihukum potong
tangannya.(HR.Ahmad,Abu Dawud,Annasa’i)
Kemudian pada ayat 40 allah
menunjukkan kekuasaanya sebagai pemilik dari semua langit dan bumi yang
berwenang sepenuhnya untuk menyiksa dan mengampuni siapa yang dikehendaki dan
allah atas segala sesuatu yang Maha Kuasa.
Ayat ke 120 ini merupakan
jawaban (sambutan) allah terhadap nabi Isa as setelah ia melepaskan diri dari
orang kristen yang mempersekutukannya dengan allah, kemudian menyerahkan mereka
kepada kehendak allah.
Maka allah berfirman, pada
hari ini pergunakan tauhidnya orang-orang yang benar-benar bertauhid kepada
allah , sebab mereka akan mendapat surga yang mengalir didalamnya beberapa
sungai, kekal selamanya didalamnya dan allah ridha kepada mereka sebagaimana
mereka dahulu puasa dan taat kepada allah.
Anas r.a berkata rasulullah
bersabda, “Kemudian allah memperlihatkan dzatnya jalla jallaaaluhu
berfirman,”Mintalah kepada-Ku pasti ku beri.”
Maka orang-orang surga
meminta ridha allah , disambut oleh allah:ridha-Ku-Lah yang menempatkan kalian
dalm rumah-Ku dan menyampaikan kalian dalam kehormatan, maka mintalah kalian
kepada-Ku niscaya aku beri.Maka mereka minta kepada ridha allah.Maka allah
menunjukkan bahwa dia telah ridha pada mereka, dan itulah keuntungan yang
terbesar dan tiadalah yang lebih besar daripada ridha allah dan untuk mencapai
itulah hendaknya orang berlomba dan berusaha keras.
Kemudian sebagai ayat penutup
surat allah menyatakan kebesaran kekuasannya bahwa allah lah yang mencipta
,memelihara , mengatur ,menjamin semua makhluk di langit dan bumi dan yang ada
diantara keduanya serta yang ada di dalam duanya.Dan dia atas segala sesuatu
mahakuasa sendiri tidak bersekutu, tidak berbanding, tidak ada lawan dan tidak
memerlukan pembantu dan tiada Tuhan selain-Nya.
Ibnu Umar r.a berkata,”akhir
surat turun ialah surat almaidah, yakni surat yang berisi hukum-hukum.”
Penjelasan Surat Almaidah Ayat 17 & 18
Dari Tafsir Al-Maraghi
Umat Masehi sekarang ada tiga golongan, yaitu
Katolik, Ortodoks, dan Protestan (Pembaharu Agama Nasrani). Mazhab yang teakhir
timbul kira-kira empat abad yang lalu, dan kini merupakan mazhabyang
berpengaruh di kalangan bangsa yang termaju dan paling pesat perkembangannya,
yaitu Amerika Serikat, Inggris dan jepang. Mazhab ini telah banyak menghapuskan
terdisi-tradisi dan khurafat-khurafat dalam agama Nasrani sebelumnya, lalu
diganti dengan tradisi-tradisi lain.
Namun demikian, para
pembaharu itu tetap belum dapat mengembalikan agama Masehi kepada tauhid yang
benar, yang merupakan agama Nabi Isa Al-Masih yang sebenarnya dan agama dari
seluruh para Nabi yang lain. Karena, mereka masih tetap mengakuin adnya Trinitas
dan menganggap penganut tauhid
bukanlah seorang Masehi, sepeti halnya anggapan dua golongan besar yang lain.
Semua sekte Nasrani dewasa ini masih tetap mengatakan, bahwa Allah adlah
Al-Masih putra Maryam, dan bahwa Al-MAsih putra Maryam adalah Allah. Lain
halnya orang-orang Nasrani dahulu. Mereka tidak sepakat menyetujui akidah ini.
Karena, ada sebagian yang menafsirkan bapak, anak dan Ruhul-Qudus, adalah alam
yang ada ini, ilu kehidupan.penafsiran ini tentu tidak menafikkan kebenaran
tauhid yang mempercayai ke-Esaan Sang Pencipta. Dalam pada itu, memang ada juga
saat ini di kalangan umat Nasrani di Eropa dan lainnya yang tetap menganut
tauhid. Mereka percaya, bahwa Al-Masih hanyalah seorang Nabi dan rosul, bukan
Tuhan.
Dr.Bost, seorang penganut
protestan berkata dalam sejarah Kitab Suci,”Tabi’at Allah adalah tiga
oknum yang sama materinya,yaitu Allah Bapak, Allah Anak dan Allah Ruhul-Qudus.
Kepda Bapaklah seluruh makhluk membangsakan diri lewat anak,dan kepada anak
yang dilakukan tebusan, dan kepada Ruhul-Qudus dilakukan pembersihan. Hanya,
ketiga oknum ini membagi segala pekerjaan dengan sama rata.
Yang menjadi pedoman mereka
dalam soal kepercayaan ini adalah ungkapan yang tercantum dalam Injil Yahya
(pasal 1;1)
“Maka pada awal pertama adalah firman, dan firman
itu bersama-sama dengan Allah, dan firman itulah juga Allah.”
Kata-kata firman itu mereka tafsirkan Al-Masih, maka dengan demikian,
kalimat ketiga pada Injil Yahya tersebut diatas berarti,” Al-Masih Putra Maryam
itulah juga Allah”. Dan kata-kata mereka inilah yang dikecam oleh Al-Qur’an.
Dan tidak diragukan, bahwa kepercayaan ini sebenarnya kepercayaan berhala
yang diambil dari bangsa Mesir Kuno, orang-orang Brahma dan Budha dan kaum
penyembah berhala lainnya di Timur dan Barat.
Katakanlah hai Nabi yang mulia kepada orang-orang Nasrani itu, “siapakah yang
mampu menolak umat dan membinasakan dari Al-Masih dan Ibunya,bahkan dari
seluruh makhluk yang lain, manakah Allah berkehendak membinasakan adan
memusnahkan mereka?”
Kesimpulannya, bahwa Al-Masih beserta ibunya tetaplah makhluk yang bias
saja mati dan binasa seperti penghuni bumi yang lain. Apabila Allah berkehendak
membinasakan mereka berdua dan membinasakan seluruh penduduk bumi, maka takkan
ada seorang pun yang mampu menolak kehendak Allah itu. Karena, Dia-Lah penguasa dari kerajaan ini yang
boleh bertindak apa saja sesuka dan sekehendak-Nya. Dan kalu Al-Masih tak tak
mampu membela dirinya dan ibunya dari kehancurantersebut dari makhluk lain,
maka bagaimana ia bias disebut Tuhan yang menguasai segala sesuatu?
Sesudah iti Allah
mengingatkan kepada kita hal yang merupakan dalil atas semua itu, maka
Firman-Nya:
Maka, siapakah gerangan yang dapat menghalangi kehendak Allah, jika Dia
berkehendak membinasakan Al-Masih, Ibunya dan seluruh penghuni surga. Padahal,
Allah-Lah penguasa Mutlak dalam kerajaan ini yang kuasa bertindak apa saja di
langit dan di bumi dan dimana saja di antara keduanya, yakni di antara alam
atas dan bawah menurt pengetahuanmu.
Kemudian Allah tolak pula keraguan yang terdapat dalam dada umat Nasrani,
bagaimanakah cara Allah menciptakan Isa,Firman-Nya:
Sesungguhnya keraguan yang timbul dalam hatimu, dan membuatmu mrnenyangka
bahwa Al-Masih itu manusia yang menjadi Tuhan, maka sebenarnya Al-Masih itu
tetaplah makhluk juga, yang telah diciptakan tidak menurut sunnah pada umumnya.
Dia memang telah meakukan perbuatan- perbuatan ajaib yang tidak dilakukan oleh
manusia biasa. Namun demikian, Allah-Lah yang mempunyai kerajaan langit dan
bumi. Dia menciptakan makhluk sekehendak-Nya. Bias saja dia menciptakan
sebagian makhluk hidup dari zat yang tak bias dinyatakan jemis kelaminya.,
betina atau jantan, seperti nenek moyang beberapa jenis binatang. Dan
diantaranya ialah nenek moyang umat manusia sendiri,Adam as. Dan terkadang, dia
ciptakan sebagian makhluk dari jenis betina saja, sementara sebagian yang lain
dia ciptakan dari jenis betina dan jantan. Namun, benruk maupun sebab terjadinya suatu makhluk tidaklah menunjukan
bahwa dia mempunyai keistimewaan dari yang lain, atau bahwa ia menjadi Tuhan
atau bahwa Tuhan penciptanya menempat dalam dirinya.
Dengan demikian. Sunnah allah dalam menciptakan Al-Masih dan memberikan
keistimewaan-keistimewaan tidaklah menunjukan bahwa dia adalah Tuhan yang patut
disembah.karena, keistimewaan-keistimewaan yang ada pada suatu makhluk
seluruhnya tetaplah dengan kehendak yang Maha Pencipta juga, dan dengan
keistimewaan-keistimewaan tersebut bukan berarti suatu makhluk keluar dari
keadaannya sebagai berikut:
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan dengan kekuasaan-Nya itu Dia
menciptakan apa saja yang di kehendakin-Nya. Kadang-kadang dia menciptakan
manusia dari orang laki-laki dan permpuan, dan kadang-kadang tanpa bapak tanpa
ibu;seperti Adam,dan kadang-kadang dari ibu saja tanpa bapak, Seperti Isa as.
Kesimpulannya,bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehendak Allah,
maka dengan kekuasaan-Nya. Adapaun ada sebagian yang dianggap aneh, maka hal
itu adalah dalam pandangan ilmu manusia yang tidak sempurna, bukan dalam
pandangan Allah. Sementara itu, ada pula keanehan yang dilakukan oleh manusia,
sebagai hasil dari ilmu yang bias dipelajari, yang tidak diketahui orang lain,
atau sebagai pertolongan Tuhan yang manusia itu sendiri tak melaukan dan
membekaskan apa-apa padanya.
Ibnu Ishaq meriwayatkan begitu pula Ibnu Jarir,
Ibnu-Munzir dan Al-Baihaqi dalam Ad-Dala’il dari Ibnu Abbas, dia
berkata.”Rasulullah saw,pernah mendatangi Ibnu Ubay, Bahriy Bin ‘Amr dan Syas
bin ‘Adiy, semuanya orang Yahudi. Nabi berkata kepada mereka dan mereka pun
berkata kepada Nabi. Dan diserunya nabi untuk menganut agama Allah dan diperingatkannya
akan siksa-Nya. Maka jawab mereka,”kenapa kau takut-takuti kami, ya
Muhammad?kami ini, demi Allah, adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya.”seperti halnya yang dikatakan pula oleh orang-orang
Nasrani. Maka, mengenai Allah menurunkan ayat:
Sebutan anak-anak Allah juga terdapat pula dalam Injil untuk para malaikat
dan orang-orang beriman yang saleh, sebagaimana yang diceritakan oleh Matius
tentang Khutbah Al-Masih di atas bukit, katanya:
“berbahagialah orang yang
mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah.” (
Matius,5:9)
Juga seperti kata Paulus dalam suratnya kepada penduduk Romawi:
”karena beberapa banyak
orang yang dipimpin oleh Ruh Allah,anak itulah anak-anak Allah.” (Rum,8:14)
Dengan demikian, dapatlah diketahui, bahwa
istilah “anak Allah” dalam kitab-kitab mereka dipakai dengan arti kekasih Allah
yang diperlukan oleh-Nya sebagai bapak terhadap anaknya dengan penuh belas
kasih,kebajikan dan kemuliaan. Akan tetapi, orang-orang Nasrani ternyata
mengada-ada tentang panggilan ini.Untuk Al-Masih, istilah ini mereka artikan
sebagai anak benar-benar (hakiki),sedang untuk orang saleh yang lain mereka
artikan secara Majazi.
Anggapan mereka seperti itu ditolak oleh
Allah dengan firman-Nya kepada Nabi Muhammad saw:
Katakalah hai nabi kepada mereka ,”kalau anggapanmu itu benar, kepakah
Allahmenyiksa kamu di dunia atas dosa-dosamu seperti kamu lihat
sendiri?umpamanya, ketika masjidmu yang terbesar dihancurkan oleh kaum
penyembah berhala. Juga ketika mereka menghancurkannegerimu berkali-kali. Lagi, dengan dilenyapkannya kerajaanmu dari muka
bumi. Padahal, bapak itu mestinya takkan menyiksa anaknya, begitu pula kekasih
takkan menyiksa kekasihnya. Kalau begitu, kamu bukan anak-anak Allah dan bukan
pula kekasih-kekasih-Nya. Kamu hanyalah manusia di antara makhluk-makhluk-Nya
yang lain. Dan Allah swt. Tidaklah berpilih kasih terhadap seorang pun.
Sesungguhnya, dia akan mengampuni siapa saja yang menurut pengetahuan-Nya patut
diampuni, dan akan menyiksa siapa pun yang dia tahu patut disiksa.
Maka, kebanggaanmu dengan dirimu, bapak-bapakmu
dan kitab-kitabmu itu. Karena, semua itu akkan memberi pahala sedikit pun
kepadamu.yang memberi manfaat kepadamu hanyalah iman yang benar-benar dan amal
yang saleh. Pahala hanyalah diperoleh dari iman dan amal saleh tersebut,bukan
dari nama dan titel-titel.
Bahwasanya Allah Ta’ala itulah yang Maha Pencipta, dan dapat bertindak apa
saja terhadap apa saja menurut ilmu, hikmah, keadilan dan utamaan-Nya. Makhluk
apa pun adalah hamba-hamba-Nya, bukan anak laki-laki atau anak permpuan-Nya.
* Al-Qur’an
Surat Al-Maidah Ayat 40
Firman Allah Swt Yang berbunyi sebagai berikut:
óOs9r& öNn=÷ès? ¨br& ©!$# ¼ã&s! Ûù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur Ü>Éjyèã `tB âä!$t±o ãÏÿøótur `uKÏ9 âä!$t±o ª!$#ur 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ÖÏs%
Artinya:
Tidakkah kamu tahu, Sesungguhnya Allah-lah yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan
diampuni-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu
Menurut Tafsir Al-Maraghi
Tentang Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 40
Kemudian, Allah AWT
menerangkan bahwa hukuman atas para pencurimaupun pemberian maaf bagi yang
bertaubat adalah sesuai dengan hikmah keadilan dan balas kasih-Nya, Firman-Nya:
Tidaklah kamu tahu wahai rasulullah, bahwa Allah Ta’ala mempunyai kerajaan
langit dan bumi. Dia mengatur segala perkara di sana dengan hikmah, keadilan,
rahmat dan anugerah-Nya. Diantara hikmah-Nya itu ialah, bahwa dia meletakan
hukuman ini bagi siapa pun yang mencuri sesuatu, yang dengan itu dia sudah bias
digolongkan pencuri, sebagaimana dia meletakan hukuman bagi para penentang
Allah dan Rasull-Nya yang merusak di bumi. Dan bahwa dia mengampuni orang-orang
yang bertaubat, baik dari para pencuri maupun para penentang Allah dan
rasul,yaitu apabila mereka benar-benar bertaubat dan memperbaikikelakuan
mereka.
Tetapi, dia pun akan menyiksa
siapa saja yang hendak dia siksa diantara para ahli maksiat, sebagai pendidikan
baginya,disamping untuk memberi keamanan kepada hamba-hamba-Nya yang lain dari
gangguan dan kejahatan ahli maksiat itu. Demikian pula Allah mengasihi siapa
saja yang dia kehendaki di antara mereka yang mau bertaubat, dengan rahmat dan
anugerahnya, sebagai dorongan bagi orang itu untuk mensucikan diri-Nya. Karena,
Allah Maha Kuasa berbuat apa saja, baik untuk menyiksa maupun memberi rahmat,
tidak ada sesuatu yang mampu melemahkan Allah dalam mengatur Kerajaan-Nya.
Tafsir Al-Maraghi
Tentang Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat 120
Sesungguhnya,
kekuasaan, dan kerajaan secara keseluruhannya dalah kepunyaan Allah semata.
Dalam firmannya wama fihinna ( dan apa yang ada di dalamnya )
menunjukan, bahwa al-masih dan ibunya, yang keduanya disembah disampping Allah,
termasuk didalam kekuasaan Allah Ta’ala. Sebab, kerajaan dan kekuasaan hanya
milik Dia semata. Karena itu, tidak Patut bagi seorang pun untuk bersandar
kepada syafa’at mereka
Analisa tentang ayat
al-maidah ayat 17,18,40,120
Dari penjelasan ayat-ayat
di atas maka dapat kita pahami tentang kekafiran seorang ahli kitab dan semua
kaum-kaum yang tidak mau masuk islam dan bahkan membantah terhadap ajakan nabi
muhammad saw.
Dan dari ayat di atas juga
diterangkan tentang hukum potong tangan , kalau
diterapkan dalam keadaan modern sekarang ini pasti tidak akan diterima oleh
bangsa kita karena mengapa ?di negara kita telah ditetapkan hukum pancasila
bukan hukum islam .Jadi , jelas jika hukum islam di tegakkan di negara kita itu
tidak mungkin akan berjalan dalm keadaan sekarang ini namun ada juga di daerah
tertentu yang sudah menerapkan hukum islam yaitu daerah istimewa Aceh.seperti
menerapkan hukum potong tangan bagi orang yang melakukan pencurian.
Dari pemahaman diatas
sudah jelas,tentang larangan bagi kita untuk tidak melakukan perbuatan yang
menyebabkan diri kita itu rugi
b. Al-Qur’an Surat At-Taubah Ayat 116
Firman Allah Swt yang
berbunyi sebagai berikut:
¨bÎ) ©!$# ¼çms9 à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur Çøtä àMÏJãur $tBur Nà6s9 `ÏiB Âcrß «!$# `ÏB <cÍ<ur wur 9ÅÁtR
Artinya:
` Sesungguhnya
kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan.
dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah.
Penafsiran Al-Misbah
Dari Surat At_Tubah Ayat 116
Ada sementara kaum
muslimin yang mendoakan dan memohonkan ampun untuk orang tuanya yang mati dalam
kemusyrikan. At-Tarmidzi meriwayatkan bahwa Syaidina Ali ra. Mendengar seorang
beristigfar untuk kedua orang tuanya yang musyrik, maka beliau bertanya
keheranann:”apakah engkau mendoakan orang tuamu yang musyrik?”orang itu menjwab
bahwa:”Bukankah Nabi Ibrahim as.juga mendoakan orang tuanya?”Nah, dengan
turunnya larangan mendoakan mereka dan dengan dijelaskannya latar belakang doa
Nabi Ibrahimas. Oleh ayat-ayat yang lalu, maka sementara kaum muslimin yang
selama ini pernah mendoakan orang tuanya yang musyrik, merasa sangat prihatin
tentang apa yang uang telah mereka lakukan.untuk itulah ayat ini menegaskan
bahwa dan Allah Yang maha bijaksana lagi maha pengasih itu sama sekali tidak
akan menyesatkan yakni memberi penilaian sesat atas suatu kaum sesudah Allah
memberi petuntuk kepada mereka untuk memeluk Islam,hanya karena mengucapkan
atau mengamalkan sesuatu akibat keliru atau tidak tahu. Dia baru akan menilai
mereka demikian hingga yakni, kecuali setelah dijelaskan-Nya kepada mereka
penjelasan yang gambling dan terang tentang apa yang harus mereka jauhi lalu
mereka enggan menjauhinya.sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu
yang terjadi di alam raya ini sebelum, pada saat dan sesudah terjadinya. Betapa
dia tidak mengetahui, padahal sesungguhnya milik Allah kerajaan langit dan
bumi. Dia yang menciptakan, mengatur kerajaan itu dan dia menghidupkan semua
yang menyandang hidup, baik kehidupan jasmani maupun rohani,dan dia juga
mematikan serta mengetahui keadaan dan isi hati masing-masing saat hidup dan
matinya. Dia yang maha pelindung dan sekali-kali dan juga penolong yang dapat
memberi pertolongan guna meraih manfaat bagi kaum semua dan juga bagi seluruh
makhluk selain Allah.
Ada juga yang memahami
ayat ini dalam arti ancaman buat orang-orang beriman, yakni jika mereka enggan
bertakwa dan menghindari apa yang dilarang Allah antara lain memohonkan ampun
untuk kaum musyrikin yang telah meninggal dunia,maka itu berarti mereka
terancam kehilangan hidayat dan bimbingan Allah SWT. Sehingga ini mengatntar
mereka terjerumus dalam kesesatan.”(siksaan) yang demikian itu adalah karena
Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada
diri mereka sendiri[621], dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.
[621] Allah tidak mencabut nikmat yang telah
dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur
kepada Allah.
Tafsiran Al-Maraghi
Sesungguhnya, Allah
Ta’alalah yang memiliki segala yang ada, dan mengatur urusan yang dilangit dan
di bumi., dialah yang memberi kehidupan dengan kekuasaan dan kehendaknya serta
denga sunnah-sunnah-Nya dalam penciptaan, dan Allah pula yang memastikan apa
saja yang dia kehendaki ketika ajalnya telah tiba. Dan bagimu, hai orang yang
beriman tidak ada orang yang mengurus urusanmu, tidak ada pula yang menolong
kalian atas musuh-musuhmu, selain Allah Ta’ala. Oleh kerena itu, janganlah
kalian menyeleweng dalam hal-hal yang dia larang melakukannya, seperti memohon
untuk kegrabat yang musyrik, sekalian kerabat itu berhak untuk dilindungi, dan
ditolong, kerena ada hubungan cinta kasih, dan jangan pula menyeleweng dari
petunjuk Allah mengenai perintah dan larangan-larangannya yang lain.
Tafsir Ibnu Katsir
Allah Ta’ala
memberitahukan Ihwal Zat-Nya yang mulia dan hukum-Nya yang adil bahwa Dia tidak
akan menyesatkan suatu kaum kecuali setelah risalahnya disampaikan kepada
mereka nsehingga hujjah dapat ditegakan atas mereka, sebagaimana Allah Ta’ala
berfiman.” Adapun kaum Tsamud, maka kami telah menunjukan mereka.” Maka tidak
selayaknya kamu di beri hukuman kesesatan karena kamu memintakan ampun untuk
kaum musyrikin yang telah mati sebelum Allah menyampaikan tentang larangan akan
hal itu, lalu kamu meninggalkannya. Jika keburukan itu belum disampaikan atau
dijelaskan dengan cara dilarang, jika kamu melakukannya, maka tidak dihukum
sebagaiorang sesat setelah Allah menganugrahkan kepadamu hidayah dan memberimu
taufiq untuk beriman kepada-nya dan kepada Rasull-Nya.karena ketaatan dan
kemaksiatan itu hanyalah terjadi disebabkan oleh perkara yang diperintahkan
atau dilarang.
Firman Allah Ta’ala,”
sesungguhnya kepunyaan Allah –lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan
dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada perlindungan dan pertolongan bagimu
selain Allah.” Ibnu Jarir berkata: penggalan ini merupakan dorongan dari bagi
hamba-hambanya yang beriman agar memerangi klaum musyrikin dan raja-raja yang
kafir, agar mereka percaya sepenuhnya kepada pertolongan Allah Ta’ala yang
memiliki kerajaan langit dan bumi. Mereka tidak boleh takut terhadap musuh-musuh-Nya. Sesungguhnya tidak
ada perlindungan bagi mereka selain Allah dan tidak ada pertolongan bagi mereka
selain Dia.
Analisa tentang
Surat AT-Taubah 116
Kita tidak bisa memungkiri
terhadap kekuasaan yang allah miliki .karena kita hidup dan ada dibumi ini
kehendak-nya .jadi sudah sepantas nya kita harus selalou berserah dan pasrah
terhadap segala kejadian yang akan kita
hadapi dengan kata lain kita harus bertawakal dan berikhtiar agar selalu
mendapat perlindungan–nya dari berbagai masalah yang kita hadapi di bumi ini
Dari ayat diatas kita bisa menyimpulkan bahwa kita harus selalu meminta
segala sesuatu yang kita butuhkan hanya kepada allah swt karena hanya dia lah
yang maha kaya atas segala sesuatu yang kita butuhkan. Baik itu dalam
perlindungan , kekayaan dan lain sebagainya.
c. Dari segi
Rububiyyahnya
a. Alqur’an Surat Al-Baqarah Ayat 21
Firman Allah swt yang
berbunyi sbagai berikut:
$pkr'¯»t â¨$¨Y9$# (#rßç6ôã$# ãNä3/u Ï%©!$# öNä3s)n=s{ tûïÏ%©!$#ur `ÏB öNä3Î=ö6s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs?
Artinya:
Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa,
Menurut tafsir Ibnu Katsir
Tentang Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 21
Muhammmad bin Ishaq berkata melalui
sanad dari Ibnu Abbas,” Hai manusia, sembahlah kepada Tuhanmu,” Ayat ini
merupakan Khithab kepada kaum
kafir dan kaum munafik. Maksud ayat ini ialah esakanlah Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu. Dalam ayat ini, Allah yang maha
suci lagi maha tinggi menjelaskan keesaan
uluhiyyah-Nya bahwa dia yang memberikan Nikmat kepada hamba-hambany-Nya
dengan mengeluarkan mereka dan tiada kepada ada serta menyempurnakan bagi
mereka nilmat lahiriah dan batiniah, yaitu Dia menjadikan bagi mereka bumi
sebagai hamparan seperti tikar yang dapat diinjak-injak, stabil, dan dikokohkan
dengan gunung-gunung yang menjulang. “ Dan langit sebagai atap.” As-Sama’ diartikan ‘atap’ sama dengan firman Allah,”
Dan kami telah menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka
berpaling dari ayat-ayat kami”. “ Dan Dia telah menurunkan dari langit air.”
Yang dimaksud dengan langit di sini ialah awan. Yakni, hujan turun pada saat
dibutuhkan oleh mereka. Lalu dia mengeluarkan bagi mereka buah-buahan dan
tanaman yang dapat dilihat sebagai rezeki bagi mereka dan ternak mereka. Dialah
yang maha pencipta, maha pemberi rizki, dan maha menguasai negeri berikut
penghuni dan rezeki mereka. Semua itu menjadikan dia sebagai satu-nya Tuhan
yang harus diibadahi tanpa ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Dia
berfirman,” Maka kamu jangan menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui.” Yakni, janganlah kamu menjadikan menyekutukan dengan Allah
beberapa sekutu yang tidak dapat memberi manfaat dan mudaraat, padahal kamu
mengetahuibahwa tiada Tuhan selain Dia yang memberi rezeki kepadamu.
Dalam Shahihain dikatakan
dari Ibnu Mas’ud, dia berkata,”Saya bertanya ,” Wahai Rasulullah, dosa
apakah yang paling besar di sisi Allah?’Nabi bersabda,’Kamu menjadikan sekutu
bagi Allah, padahal Dialah yang telah menciptakanmu.”(HR. Bukhari dan
Muslim)
Hadits Mu’adz pun menyatakan,”
Tahukah kamu yang menjadi hak Allah sebagai kewajiban atas hamba-Nya yaitu,
hendaklah mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun”.
Dalam hadits dikatakan ,”Jangan
seali-kali seseorang diantara kamu mengatakan, ‘Apa yang dikehendaki Allah dan
dikehendaki Fulan,’namaun katakanlah,’Ap yang dikehendaki Allah, kemudian apa
yang dikehendaki Fulan.’
Sehubungan dengan firman Allah Ta’ala,”
Maka janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah,” Ibnu Abbas berkata,”
Menjadikan tandingan sebagai sekutu adalah syirik yang lebih samar daripada melatanya
semut hitam di kegelapan malam.” Termasuk menjadikan sekutu bagi Allah ialah
ucapn, ‘Demi allah demi hidupmu dan demi hidupku, hai Fulan.”Dia mengatakan
kalaulah tak ada anjing ini, niscaya kami disatroni maling,”dan “kalaulah tak
ada angsa, niscaya kami disatroni maling.” Juga perkataan seseorang kepaa
temannya,” Apa yang dikehendaki Allah dan kamu,””Kalaulah tidak ada Allah dan
si Fulan...........”semua itu merupakan syirik. Dalam hadits disebutkan
.”sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rosulullah saw,’apa yang dikehendaki
Allah dan engkau.’maka beliau bersabda ,’apakah engkau menjadikan aku sebagai
tandingan Allah?”Dalam hadits lain dikatakan,”Alangkanh baiknya suatu kaum
selagi tida membuat tandingan bagi Allah dengan mengatakan,’Apa yang dikehendaki
Allah dan dikehendaki si Fulan.”
“ Sedang kamu mengetahui,” yakni kamu
sedang mengetahui sesungguhnya tiada Tuhan bagimu yang memberimu rizki selain
Dia. Ayat ni menunjukan supaya mentauhidkan Allah dalam beribadah bahwa tiada
yang disembah selain Dia yang Maha esa, tiada sekutu baginya. Banyak pula
mufasir yang menjadikan ayat itu sebagai dalil akan adanya pencipta. Ayat itu menunjukan kepada adanya pencipta
melalui cara pertama (ibadah). Karena, barang siapa yang merenungkan segala
yang ada ini bersifat rendah, tinggi,, yang berbeda bentuk, rupa, tabiat,
manfaat, dan keberadaannya pada beberapa tempat yang mudah untuk dimanfaatkan,
maka dia akan mengetahui kekeuasaan sang pencipta,hikmah, ilmu, dan
kesempurnaan_Nay serta kebesaran kerajaan-Na, sebagaimana sebagian orang Arab
yang ditanya apa dalil yang menunjukan adanya Allah Ta’ala?mereka menjawab,
maha suci Allah.Sesungguhnya tahi unta menunjukan kepada adanya unta dan adanya
jejak kaki yang menunjukan kepada pejalan. Langit memiliki buruj, bumi memiliki
jalan-jalan, dan laut memiliki ombak. Bukankah semua itu menunjukan kepada
adanya yang maha lembut lagi maha mengetahi.
Analisa tentang surat
al-baqarah 21
Maksud ayat ini ialah esa
kan lah tuhan mu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum
kamu.Daolamn ayat ini , allah yang maha suci lagi mah tinngi menjelaskan
keesaan uluhiyahnya bahwa ia yang memeberikan nikmat kepada hamba-hambanya
dengan mengeluarkan mereka dan tiada kepada ada serta menyempurnakan bagi
mereka nikmat lahiriyah dan batiniyah yaitu yang menjadikan bagi mereka bumi
sebagai hamparan seperti tikar yang dapat di injak-injak , stabil , dan
dikokohkan dengan gunung-gunung yang menjulang
Kita dapat mengambil
kesimpulan dari ayat diatas yaitu bahwa orang yang bertakwa akan selalu
mendapat petunjuk dan kemudahan dari allah swt jika orang terssebut dalamn
kesususahan. Namun beda halnya dengan orang kafir, mereka adalah orang yang
telah pecah iman mereka maka jelas akan tetap tersesat
Daripada itu , kita
sebagai ummat yang beriman harus selalu menjaga keimanan dan ketaqwaan kita
kepada allah swt bahkan kiita harus selalu mengajarkan kepada anak cucu kita
agar mereka tidak tersesat.Karena kita tahu bahwa kebanyakan sekarang para
orang tua ada yang cuek terhadap perilaku anaknya sendiri.Padahal mereka tahu
bahwa di akhir nanti dia akn menjadi saksi terhadap perhitungan nanti.
b.
Alqur’an Surat Al-Imran Ayat 51
Firman Allah swt yang
berbunyi sbagai berikut:
¨bÎ) ©!$# În1u öNà6/uur çnrßç6ôã$$sù #x»yd ÔÞºuÅÀ ÒOÉ)tGó¡B
Artinya:
Sesungguhnya
Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang
lurus".
Menurut Tafsir Al-Misbah
Setelah bukti-bukti
kebenaran jelas, bahwa yang memberi perlindungan dan bimbingan kepada rasul dan
masyarakat adalah Tuhan Yang Maha Esa, yakni alla swt maka tidak ada alasan
untuk tidak menyembah-Nya.
“aku Bukan Tuhan”,
demikian sabda Isa as,sesungguhnya allah yang maha esa adalah tuhanku dan
tuhan kamu juga. Aku menyembah-Nya, karena itu sembahlah dia sebagaimana
aku menyembah-Nya, ini yakni penyembahan dan ketaatan kepada-Nya adalah jalan
yang lebar lagi lurus.
Kata shirath terambil
dari kata yanga bermakna “menelan”. Sesuatu yang menelan pastilah lebih lebar
dari yang ditelan. Jalan yang dinamai Shirath adalah jalan yang lebar,
sedimikan lebar sehingga yang berjalan disana bagaikan ditelan oleh jalan itu
jalan itu lebar sehingga yang berjalan dapat menampung segala perjalanan, dan
yang menelusurinya pasti akan sampai ke tujuan.penyembahan kepada tuhan yang maha
esa serta tuntunan-tuntunan agama pada hakikatnya adalah jalan yang mudah
ditelusuri. Agama adalah jalan luas dan lebar itu. Demikianlah agama, ia
longgar penuh toleransi dan kemudahan, sehingga para penganutnya tidak akan
merasa berat dan terdesak oleh tuntunan-tuntunannnya. Jalan yang lebar itu pun
lurus, sehingga jarak menuju tujuan tidak panjang atau berliku-liku.
Tafsir Ibnu Katsir
Itulah kebenaran yang terang yang dijalani oleh para Rasul. Ayat itu
adalah jelas karena diucapkan oleh Isa a.s. yang merupakan Rasul. Perkataan
Isa: “Sesungguhnya Allah adalah Rabb-ku dan Rabb kalian,” mengisyaratkan kepada
kesempurnaan kekuatan pandangan dengan keyakinan yang hak, yang puncaknya
adalah tauhid.
Perkataan Isa: “Beribadahlah kalian kepada-Nya,” mengisyaratkan kepada
kesempurnaan kekuatan ilmu, sehingga ia senantiasa melakukan keta’atan yang
merupakan wujud ata pelaksanaan perintah dan meninggalkan larangan-larangan.
Kemudian Isa menetapkannya dengan menjelaskan bahwa perpaduan antara
keimanan dan ilmu yang sempurna ialah berupa jalan yang dipersaksikan dengan
istiqamah. Perkataan Isa ini sebanding dengan sabda Nabi
Katakanlah: “Aku beriman,” kermudian beristiqamahlah. (al-Hadits).
Ilmu dan amal merupakan prinsip-prinsip istiqamah, maka kalian wajib
berpegang kepada hujjah yang kuat. Al-Junaid ditanya: “Bagaimana caranya
memutuskan hubungari dengan selain Allah.” Al-Junaid berkata: “Dengan taubat,
akan menghilangkan keterus-menerusan berbuat dosa, dengan takut, akan
menghilangkan penangguhan (berbuat baik), dengan harapan akan memotivasi jalan
amal, dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala dalam berbagai kesempatan, dengan
menghinakan nafsu, yaitu mendekatkan nafsu kepada ajal dan menjauhkan dan
angan-angan.” AlJunaid ditanya: “Dengan cara apa seseorang dapat mencapai
ini’?” Al-Junaid berkata: Dengan satu hati yang mengandung tauhid.”
Hasan Bashri r.a. berkata: “Tidaklah seseorang mencari kebaikan ini,
yakni surga, kecuali ia berupaya keras, kemudian kurus, kemudian layu, kemudian
mereka meneruskan dalam istiqamah sehingga Allah Ta’ala memasukkannya. Tidakkah
kalian memperhatikan firman Allah:
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka..
Ketahuilah bahwa istiqamah tidaklah dapat dilakukan kecuali oleh para
pembesar ulama, karena istiqamah itu berarti keluar dan hal-hal yang sudah
dijanjikan, berpisah dengan lambang-lambang, adat-adat, lalu berdiri di hadapan
Allah Ta’ala di atas hakikat kebenaran. Rasulullah saw. bersabda:
“Janganlah kalian bertindak sebagai seorang
hamba yang buruk, yang bekerja hanya bila ia merasa takut (kepada majikannya)
atan seperti buruh yang buruk, yang tidak.mau bekerja tanpa upah.” (al-Hadits).
Ada pendapat yang mengatakan bahwa tidak sah melenyapkan seluruh
keinginan untuk memperoleh bahagian dan Allah (imbalan) karena yang demikian
ini berarti takabu kepada Rububiyyah, akan tetapi yang dimaksud oleh Hadits
atas ialah seseorang jangan menutut
imbalan atas lmainya Tanda serong hamba yang santun ialah taat di pintu majikannya,
tidak melihat sedikitpun kepada selai-Nya tidak melihat kepada surga tidak pula
kepada neraka. Apabila dia telah dapat menyendirikan amalnya dan tauhidnya dan
tujuan-tujuan, maka sungguh dia telah beristiqamah dan mengambil jalan yang
lurus sebagai tempat perjalanannya.
Pengambilan petunjuk kepada jalan ini hanya dapat dilakukan oleh orang
yang punya kesiapan azali yang baik dan respon yang bersifat ash. Melalui
pendidikan, seseorang hamba dapat menerima cahaya-cahaya sifat Ilahiyah
kemudian ia keluar dari kegelapan kemanusiaan. Kita wajib berkhidmat kepada
orang-orang yang sempurna dan istiqamah di jalan keyakinan.
Dalam itba (mengikuti) Rasul terdapat kemuliaan yang besar. Allah Ta’ala
berfirman sambil mengkhithabi kekasih-Nya a.s.:
… Maka
ikutilah petunjuk mereka..
Menta’ati dan mengikuti Rasul merupakan hal yang memastikan kepada
ketaqwaan kepada Allah. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala yang menghikayatkan
tentang Isa a.s Maka bertaqwalah kalian kepada Allah dan ta’atlah kepadaku.”
Apabila seorang hamba senantiasa itba’ (mengikuti), niscaya ia sampai
kepada istiqamah. Istiqainah bukanlah suatu perkataan yang dapat diraih pada
awal keadaan.
Analisa tentang surat al
imran 51
Dari penjelasan diatas yaitu suruhan kepada kita untuk menuju jalan
lurus. Yakni jalan yang telah dijanjikan oleh allah untuk masuk kedalam
kebahagiaan dunia dan akhirat namun kalau kita perhatikan jaman sekarang ini
masih banyak bahkan masih ada yang cuek-cuekan atau tidak perduli atas segala
sesuatu yang diperintahkan kepada kita karena sekarang makin merajalela tentang
kemaksiatan yang diperbolehkan negara misalnya pentayangan film-film yang tidak
mendidik ,dan beredarnya minuman keras secara bebas.Sehingga dari hal itu
banyak dari kalangan kita yang terjerumus ke dalam jalan yang salah
c. Alqur’an Surat Al-Nissa Ayat 1
Firman Allah swt yang
berbunyi sbagai berikut:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# ãNä3/u Ï%©!$# /ä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur t,n=yzur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry £]t/ur $uKåk÷]ÏB Zw%y`Í #ZÏWx. [ä!$|¡ÎSur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# Ï%©!$# tbqä9uä!$|¡s? ÏmÎ/ tP%tnöF{$#ur ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3øn=tæ $Y6Ï%u
Artinya
Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan
dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
[263] Maksud dari padanya menurut jumhur
mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis
riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari
padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s.
diciptakan.
[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila
mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan
nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu
dengan nama Allah.
Menurut Tafsir Al-Misbah
Tentang Al-Qur’an Surat An-Nissa Ayat 1
Surah An-Nissa
mengajak agar senantiasa menjalin hubungan kasih sayang antar seluruh manusia.
Karena itu, ayat ini walau turun di Madinah yang biasanya panggilan ditujukan
kepada orang yang beriman ya ayyuhal ladzina amanu, namun demi persatuan
dan kesatuan , ayat ini mengajak semua manusia yang beriman dan tidak beriman: Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kamu
dari yang datu, yakni Adam dan atau jenis yang sama, tidak ada perbedaan
dari segi kemanusiaan antara seorang manusia dengan yang lain, dan Alla menciptakan
darinya, Yakni dari diri yang datu itu pasangannya, dan dari keduanya yakni
Adam dan Isterinya, Allah memperkembangbiakan laki-laki yang banyak dan
permpuan pun demikian. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya saling meminta dan pelihara pula hubungan silaturahmi. Jangan putuskan
hubungan tersebut, karena apapun yang terjadi sesungguhnya Allah terus menerus-sebagaimana dipahami dari kata kana-Maha
Pengawas terhadap kamu.
Perintanya untuk bertakwa kepada Rabbakum/Tuhan
kamu tidak menggunakan “Allah”, untuk lebih mendorong semua manusia berbuat
baik, karena tuhan yang memerintahkan ini rab,yakni yang memelihara dan
membimbing, serta agar setiap manusia menghindari sanksi yang dapat dijatuhkan
oleh tuhan yang mereka percayai sebagai pemelihara dan yang selalu menginginkan
kedamaian dan kesejahteraan bagi semua makhluk. Di sisi lain, pemelihara kata
itu membuktikan adanya hubungan antara manusia dengan tuhan yang tidak boleh
putus. Hubungan antara manusia dengannya itu, sekaligus menuntut agar setiap orang senantiasa memelihara
hubungan antara manusia dengan sesamanaya.
Firman-Nya min nafsin
wahidah, mayoritas ulama memahaminya dalam Arti Adam as. Dan ada juga yang
memahaminya dalam arti jenis manusia laki-laki dan wanita. Swyekh
Muhammad Abduh, al-Qqsimi, dan beberapa ulama kontemporer lainnya memahaminya
demikian, sehingga ayat ini sama dengan Firman-Nya dalam(Qs.Al-Hujurat: 13):13.
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Memahami nafsin wahidah
sebagai Adam as menjadikan kata zaujaha, yang secara harfiah
bermakna pasangannya, dalah isteri Adam as.yang populer bermakna Hawa.
Agaknya, karena ayat ini menyatakan bahwa pasangan itu diciptakan dari nafsin
wahidan yang berarti Adma as, maka para mufassir terdahulu memahami bahwa
isteri Adam diciptakan dari Adam sendiri. Pandangan ini kemudian melahirkan
pandangan negatif terhadap perempuan dengan menyatakan bahwa perempuan adalah
bagian dari laki-laki. Rusuk Adam sebelah kiri yang bengkok, dan karena itu
–tulis al-Qurthubi dalam tafsirnya-permpuan bersifat ‘auwja/bengkok.
Pandangan ini mereka perkuat denga hadist rosul sa w, yang menyatakan:” Saling
wasiat mewasiatilah untuk berbuat baik kepada wanita. Karena mereka itu
diciptakan dari tilang rusuk yang begkoko, kalau engkau membiarkannyadia tetap bengkok, dan
bila engkau berupaya meluruskannya dia akan patah”(HR At-tarmizdi melalui Abu
Huarairah).
Penegasan-Nya bahwa khalaqa
minha zaujaha/Allah menciptakan darinya, yakni dari nafsin wahidan itu
pasangannya; mengandung makna
bahwa pasang suami isteri hendaknya menyatu menjadi diri yang satu,yakni
menyatu dalam perasaan dan pikirannya, dalam cita dan harapannya, dalam gerak
dan langkahnya, bahkan dalam menarik dan menghembuhkan nafasnya. Itu sebabnya
perkawinan dinamai zawaj yang berarti “keberpasangan” di samping dinamai
nikah yang berarti penyatuan
ruhani dan jasmani. Suami dinamai zauj dan isteri pun demikian.
Kata batstsa mengandung
makna menyebarluaskan dan membagi-bagi sesuatu yang banyak, yakni
mengembangbiakan dengan banyak. Jika anda menyebarluaskan, maka itu
mengandung makna keluasan tempat. Berbeda jika anda berkata menghimpun ,
maka tempat yang anda butuhkan untuk himpunan itu lebih kecil dibanding jika
anda menyebarnya. Ini berarti bahwa anak cucu yang lahir dan
pengembangbiakannya itu menempati banyak tempat dipermukaan bumi ini.
Kata al-arham adalah bentuk jamak dari rahim, yaitu
tempat peranakan. Di sanalah benih anak tinggal, tumbuh dan lahir, selanjutnya
berkembangbiak. Rahim adalah yang menghubungkan seseorang dengan lainnya,
bahkan melalui rahim terjadi persamaan sifat, fisik, dan psikis yang tidak
dapat diingkari.kalaupun persamaan itu
tidak anyak, tetapi ia pasti ada. Rahim ibu yang mengalami petemuan seperma
bapak dan indung telur ibu dapat membawa gen dari nenek adan kakeknya yang
dekat atau yang jauh. Betapapun, dengan rahim telah terjalin dengan erat, atau
tepatnya Allah menjalin hubungan erat dengan manusia. Karena itu, Allah
mengancan yang memutuskannya, dan menjanjikan keberkatannya dan usia yang panjang bagi sjiapa yang memeliharanya.
“ rahim tergantung singgasan ilahi
(Arsy), disana ia berkata:´” siapa yang menyambungku dakan disambung
Allah (dengan rahmat-Nya) dan siapa yang memutuskanu akan diputuskan Allah
(Rahmat-Nya)”(HR. Muslim melalui Aisyah ra.). di kali lain, rosul saw bersabda :” siapa yang senang diperluas
rezekinya dan diperpanjang usianya, maka hendaklah ia menyambung hubungan
rahim/kekeluargaannya (HR Bukhari melalui Abu Hurairah).
Allah diseru
manusia jika mereka meminta sesuatu, baik meminta secara langsung kepada-Nya,
maupun meminta melalui orang lain. Itulah yang dimaksud dengan tasa aluna
bihi. Selanjutnya, jika anda mengakui imam yang membaca kata al-arham dengan
kasrah (al-arhami), maka kata ini berkaitan atau mengikuti (ma’thuf)
dengan kata ganti allah Pada kata
bihi,yakni Dia Allah yang disebut-sebut nama-Nya itu. Sehingga, penggalan ayat
ini berpesan agar bertakwa kepada Allah yang atas nama-Nya manusia bermohon
sebagaimana atas nama keluarga pun mereka bermohon. Biasanya permohonan
diajukan dengan berkata:” Demi Allah dan demi hubungan kekeluargaan kita.”
Allah yang bersifat Raqib
adalah “Dia yang mengawasi atau yang
menyaksikan atau mengamati dari saat ke saat makhluk-Nya.”demikian tiga makna
yang dikemukakan al-Qurthubi. Allah raqib terhadap segala sesuatu. Mengawasi ,
menyaksikan, dan mengamati segala yang yang dilihat dengan pandangan-Nya,
segala yang didengar dengan pendengaran-Nya, serta segala yang wujud dengan
ilmu-Nya.Imam Ghazali mengartikan raqib sebagai yang maha mengetahui lagi maha
memelihara. Tulisnya: “ siapa yang memelihara sesuatu dan tidak lengah
terhadapnya, meperhatikannya dengan perhatian yang berkesinambungan, yang
menjadikan yang disaksikan bila dilarang melakukan sesuatu yang tidak akan
melakukannya, maka siapa yang demikian itu halnya dinamai raqib. Karen itu
sifat ini berkaitan erat dengan ilmu serta pemeliharaan, tetapi dari sisi bahwa
hal tersebut terlaksana secara berkesinambungan.
Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Tentang Al-Qur’an Surat An-Nissa Ayat 1
Allah ta’ala menyuruh makhluknya agar
bertaqwa kepadanya, yaitu beribadah kepadanya yang maha esa tanpa
menyekutukannya.Dia pun mengingatkan mereka terhadap kekuasaannya yang dengan
kekuasaannya itulah dia menciptakan mereka dari diri yang satu, yaitu adam
a.s.”dan dia menciptakan dari diri itu pasangannya ,” yaitu hawa a.s yang diciptakan
dari tulang rusuk Adam bagian belakang yang sebelah kiri ketika dia sedang
tidur.Kemudian Adam bangun dan dikejutkan oleh keberadaan hawa.Keduanya pun
saling tertarik dalam hadits shahih dikatakan(633)
“Sesungguhnya wanita itu diciptakan
dari tulang rusuk.Rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas.Jika kamu
hendak meluruskannya, niscaya ia akan payah.Jika kamu ingin berbahagia
dengannya berbahagialah,walaupun ia tetap bengkok”
Firman allah ,”dan dia
mengkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak.”Yakni allah memperbanyak
dari Adam dan Hawa laki-laki dan perempuan yang banyak.Dia menyebarkan di
berabgai wilayah dunia selaras perbedaan ras,sifat, waran kulit dan
bahasanya.Setelah itu , mereka semua dikembalikan dan dikumpulkan kepada-Nya.Kemudian
allah ta’ala berfirman ,”dan bertaqwalah kepada allah yang dengan-Nya kamu
saling meminta dan peliharalah silaturahmi.”Yakni, bertaqwalah kamu kepada
allah denan cara kamu menaatinya.Adh-Dhahak berkata”dan bertqwalah kepada allah
yang dengan namanya kamu mengadakan akad dan perjanjian dan peliharalah
hubungan silaturahmi, jangan sampai kau memutuskannya, namun berbuat baiklah
kepada mereka dan sambungkanlah tali silaturahmi”Sesungguhnya allah senantiasa
mengawasimu.”Yakni dia mengawasi segala tingkah lakumu dan amalmu.Allah ta’ala
berfirman”Allah maha menyaksikan terhadap segala sesuatu.”
Dalam hadits shahih
dikatakan(624),”beribadalah kamu kepada allah seolah-olah kamu melihatnya, bila
kamu tidak melihatnya ,maka sesungguhnya dia melihatmu.”
Ini merupakan masalah pengawasan zat
yang maha mengawasi.Oleh karena itu, allah menceritakan bahwa makhluk itu
berasal dari bapak dan seorang ibu agar sebagian mereka mengasihi sebagian yang
lain.Allah pun mendorong supaya mengasihi pihak yang lemah.Dlam shahih muslim
disebutkan(635).”tatkala rasulullah saw, di datangi oleh sekelompok orang dari
Bani Mudhar yang berasal dari kaum miskin dan melarat,mak rasulullah saw
berdiri lalu berpidato di depan manusia setelah shalat dzuhur.Beliau
mengatakan,”wahai manusia,bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu.....”kemudian beliau mengatakan,’wahai orang-orang
yang beriman , bertakwalah kepada allah dan hendaklah seorang individu
memperhatikan apa yang dipersiapkan untuk esok hari.’ Kemudian beliau
menyedekahkan uang dinar,dirham, an sha’gandum atau sha’kurma kering.”Demikan
pula hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan para penyusun sunan yang diterima
dari Ibnu Mas’
Analisa tentang surat an
nissa ayat 1
Dari ayat diatas kita dapat
memepelajari tentang hal-hal yang berkaitan tentang pendidikan dan silaturahmi
Namun dalam realita
sekarang masih banyak orang yang acuh kepada tetangga yang ada di
sekitarnya.Padahal agama telah memerintahkan kepada kita untuk selalu menjalin
silaturahmi karena dengan silaturahmi maka banyak hikmah yang dapat kita ambil
baik itu usia dan juga rizki.Namun , akibat dari kesibukan atas segala
pekerjaannya mereka kadang lupa untuk menyisakan waktu mereka untuk mengadakan
kunjungan terhadap tetangga terdekat.Sehingga banyak kejahatan yang terjadi
akibat adanya timbul kecemburuan sosial dan akibat jarangnya saling sapa
terhadap sesama sehingga timbu bermacam prasangka-prasangka yang negatif
Selaindari pembahasan di
atas juga di anjurkan untuk selalu menyayangi yang namanya perempuan karena
perempuan ialah makhluk yang sangat lembut dan mudah tersakiti perasaanya
sehingga sudah sepatutnya kita menjaga dan melindunginya bahkan harus selalu
membahagiakannya denga segala kemampuan yang kita miliki.
Daftar Pustaka
-Tafsir Ibnu Katsir
-Tafsir Al-Maraghi
-Tafsir Al-Misbah
Posting Komentar